Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sesat, Klaim WHO Sebut Virus Corona Berasal dari Kepala Babi dan Bukan Kelelawar

Senin, 15 Februari 2021 19:57 WIB

Sesat, Klaim WHO Sebut Virus Corona Berasal dari Kepala Babi dan Bukan Kelelawar

Narasi yang menyebut bahwa Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengklaim virus Corona Covid-19 bukan berasal dari kelelawar tapi dari kepala babi beredar di Facebook pada 14 Februari 2021. Narasi itu terdapat dalam sebuah gambar yang memuat teks "Bukan Kelelawar, WHO Klaim Virus Corona Berasal dari Kepala Babi”.

Gambar tersebut dilengkapi dengan sebuah berita. Salah satu akun menulis narasi tambahan, “Waduh, jik min hampir tiap hari makan babi guling, tp msh sehat ampe skrg.” Klaim ini beredar setelah WHO mengunjungi Wuhan, Cina, selama satu bulan untuk menyelidiki asal-usul virus Corona penyebab Covid-19, SARS-CoV-2.

Gambar tangkapan layar unggahan di Facebook yang berisi klaim yang tidak terbukti terkait asal-usul virus Corona Covid-19.

PEMERIKSAAN FAKTA

Berdasarkan verifikasi Tim CekFakta Tempo, hingga artikel ini dimuat, WHO belum memberikan kesimpulan akhir dalam penyelidikannya tentang asal-usul munculnya virus Corona Covid-19, termasuk dari kepala babi beku.

Pada 14 Januari-Februari 2021, tim WHO yang melibatkan peneliti dari 10 negara mengunjungi Wuhan, Cina, tempat ditemukannya kasus pertama Covid-19 pada akhir Desember 2019.

Setelah menyelesaikan misinya, tim WHO yang dipimpin oleh Peter Ben Embarek itu menggelar konferensi pers pada 9 Februari 2021. Video konferensi pers tersebut disiarkan di kanal YouTube WHO dengan judul "LIVE from Wuhan: Media briefing on COVID-19 origin mission".

Dalam konferensi pers ini, WHO menyampaikan beberapa pernyataan, yakni:

  • Tim WHO tidak menemukan bukti bahwa Covid-19 menyebar dari kebocoran laboratorium, seperti dugaan beberapa ahli sebelumnya.
  • Tim WHO tidak menemukan bukti bahwa wabah sudah terjadi sebelum 19 Desember 2019 di Wuhan atau tempat lain di Cina. Dari hasil pemetaan, terlihat gambaran yang semakin jelas bahwa virus kemungkinan menyebar dari pasar makanan di Wuhan, lalu meluas ke luar daerah.
  • Tim WHO masih terus memahami bagaimana virus dari alam bisa menyebar di pasar makanan di Wuhan. Sebab, tidak mungkin virus yang dibawa oleh kelelawar langsung melompat ke pasar di Wuhan. Tim WHO masih mencari tahu kemungkinan adanya spesies hewan lain yang masuk atau keluar dari kota tersebut dan berkontribusi sebagai perantara virus ke pasar.
  • Tim WHO juga melihat kemungkinkan pasar di Wuhan terpapar virus dari produk makanan beku, khususnya makanan yang berasal dari hewan.

Tempo kemudian membandingkan pernyataan itu dengan informasi yang dimuat dalam pemberitaan media. Dikutip dari Time, ketua tim penyelidikan WHO Peter Ben Embarek mengatakan bahwa temuan awal menunjukkan jalur yang paling mungkin dilewati oleh virus itu adalah dari kelelawar ke hewan lain dan kemudian ke manusia.

Namun, hal tersebut masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. “Temuan ini menunjukkan hipotesis insiden laboratorium sangat tidak mungkin untuk menjelaskan masuknya virus ke populasi manusia,” katanya.

Misi WHO itu dimaksudkan sebagai langkah awal dalam proses memahami asal-usul virus Corona Covid-19, yang menurut para ilmuwan mungkin telah ditularkan ke manusia melalui hewan liar, seperti trenggiling atau tikus bambu. Menurut Embarek, penularan langsung dari kelelawar ke manusia atau melalui perdagangan produk makanan beku juga dimungkinkan.

Kunjungan tim WHO ke Wuhan tersebut membutuhkan waktu berbulan-bulan dalam hal negosiasi. Pemerintah Cina baru menyetujui kunjungan itu di tengah tekanan dunia internasional dalam pertemuan Majelis Kesehatan Dunia WHO pada Mei 2020 lalu, di mana Beijing terus menolak desakan untuk penyelidikan yang sangat independen.

Dikutip dari situs sains Nature, tim WHO tersebut mengajukan dua hipotesis, yang dipromosikan oleh pemerintah dan media Cina, bahwa asal-usul virus Corona Covid-19 mungkin berasal dari hewan di luar Tiongkok dan bahwa, begitu menjangkiti manusia, virus ini dapat menyebar melalui satwa liar beku dan barang kemasan dingin lainnya.

Klaim soal kepala babi

Klaim bahwa virus Corona Covid-19 berasal dari kepala babi muncul setelah otoritas kesehatan Cina menyatakan menemukan SARS-CoV-2 di makanan beku impor. Mereka pun mengaitkan munculnya Covid-19 di negara itu dengan kepala babi serta makanan laut.

Dikutip dari South China Morning Post (SCMP), beberapa ilmuwan top Cina juga menduga Sars-CoV-2 mungkin tiba di Pasar Grosir Makanan Laut Huanan di Wuhan, lokasi wabah pertama yang diketahui di dunia, melalui impor makanan beku atau yang disebut sebagai transmisi rantai dingin.

“SARS-CoV-2 dapat bertahan dalam kondisi yang ditemukan dalam makanan beku, kemasan dan produk rantai dingin,” kata Liang Wannian, pejabat Komisi Kesehatan Nasional Cina yang menjadi wakil Tiongkok dalam misi WHO di Wuhan. Ia juga menyebut virus itu mungkin telah menyebabkan infeksi di luar negeri sebelum terjadinya wabah di Wuhan, tapi tidak teridentifikasi.

Sebelumnya, pada November 2020, seperti dikutip dari Reuters, Cina mencatat 22 kasus baru Covid-19, di mana dua di antaranya terjangkit virus tersebut dari kepala babi beku yang diimpor dari Amerika Utara. Ini terlacak ke sebuah kontainer dari Amerika Utara, yang dibersihkan oleh kedua pria yang terinfeksi itu.

Akan tetapi, teori transmisi rantai dingin ini masih diragukan oleh sejumlah ahli, salah satunya Daniel Lucey, spesialis penyakit menular di Georgetown University Medical Center. Dia mengatakan rute makanan beku tidak tampak seperti "penjelasan yang sah" dan masih memerlukan studi perbandingan.

“Kenapa Wuhan dulu? Dari semua pasar makanan laut di Cina, Asia, dan seluruh dunia, bagaimana kemasan rantai dingin akhirnya menyebabkan wabah pertama kali di Wuhan?" kata Lucey seperti dikutip dari SCMP.

Dale Fisher, dokter penyakit menular di National University of Singapore, mengatakan "masuk akal" bagi tim WHO untuk mempertimbangkan teori tersebut. “Namun, teori rantai dingin benar-benar muncul pada gagasan bahwa ada wabah yang terjadi di pabrik pengolahan daging di negara lain. Tapi sangat tidak mungkin ada penyebaran penyakit yang meluas terjadi sebelum Wuhan," katanya.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, narasi bahwa WHO mengklaim virus Corona Covid-19 bukan berasal dari kelelawar tapi dari kepala babi, menyesatkan. Hingga artikel ini dimuat, WHO belum memaparkan kesimpulan akhirnya tentang asal-usul virus Corona Covid-19. Dalam konferensi persnya pada 9 Februari 2021, WHO menawarkan dua hipotesis, bahwa virus Corona Covid-19 bisa saja berasal dari hewan di luar Wuhan dan bahwa, begitu menjangkiti manusia, ia dapat menyebar lewat satwa liar beku atau barang kemasan dingin lainnya, yang dikenal dengan transmisi rantai dingin. Namun, WHO tidak secara spesifik menyebut kepala babi terkait dengan transmisi tersebut. Narasi bahwa virus Corona Covid-19 berasal dari kepala babi muncul setelah ditemukannya virus tersebut pada kepala babi beku dari Amerika Utara pada November 2020. Namun, dugaan itu masih diselidiki hingga kini.

TIM CEK FAKTA TEMPO

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id