Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tidak Terbukti, Klaim Terapi Gurah Minyak Kayu Putih Bisa Cegah dan Sembuhkan Covid-19

Jumat, 11 Desember 2020 12:09 WIB

Tidak Terbukti, Klaim Terapi Gurah Minyak Kayu Putih Bisa Cegah dan Sembuhkan Covid-19

Sebuah video yang memperlihatkan seorang pria yang melontarkan klaim bahwa terapi gurah minyak kayu putih dapat mencegah sekaligus menyembuhkan infeksi virus Corona Covid-19 beredar di grup-grup percakapan WhatsApp pada 9 Desember 2020.

Dalam video berdurasi sekitar 2 menit itu, pria tersebut menjelaskan bahwa proses dimulai dengan menggulung kecil tisu, kemudian kedua ujungnya dicelupkan ke minyak kayu putih. Setelah itu, kedua ujung tisu dimasukkan ke kedua lubang hidung.

Menurut pria tersebut, terapi ini bisa mencegah sekaligus mengeluarkan berbagai virus dalam tubuh, termasuk SARS-Cov-2, virus Corona penyebab Covid-19. “Untuk yang positif (Covid-19), ini bisa dilakukan 2-3 jam sekali, tapi untuk mencegah bisa dua kali sehari,” kata pria itu.

Gambar tangkapan layar video yang beredar di grup-grup WhatsApp terkait terapi gurah minyak kayu putih.

PEMERIKSAAN FAKTA

Klaim soal pencegahan dan penyembuhan Covid-19 dengan minyak kayu putih seperti dalam video tersebut bukan kali ini saja beredar. Klaim bahwa minyak kayu putih bisa menyembuhkan Covid-19 telah beredar sejak Mei 2020, baik dengan cara dihirup, digosokkan ke bagian tubuh tertentu, dipakai dalam bentuk kalung, dan kini dilakukan lewat terapi gurah.

Peneliti Universitas Gadjah Mada Rini Pujiarti menyatakan belum ada bukti yang menunjukkan bahwa minyak kayu putih bisa digunakan sebagai obat Covid-19. Meskipun, tanaman ini dinilai memiliki potensi antivirus karena adanya kandungan aktif dalam minyak atsiri eucalyptus.

“Eucalyptus memang berpotensi sebagai antivirus karena kandungan aktif dalam minyak atsiri kayu putih. Namun, jika kita mengklaim bahwa eucalyptus bisa membunuh virus Corona penyebab Covid-19, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut,” ujar dosen di Fakultas Kehutanan ini pada 9 Juli 2020.

Riset eucalyptus sebagai antivirus Covid-19, kata Rini, masih sebatas riset in vitro dan riset molecular docking atau simulasi komputer yang dilakukan dengan menyamakan molekul zat aktif di eucalyptus dengan molekul protein SARS-CoV-2, virus Corona penyebab Covid-19.

Meskipun begitu, bahan aktif dalam eucalyptus yang berpotensi digunakan sebagai anti Covid-19 adalah 1,8-cineole dan eucalyptol. Keduanya merupakan komponen kimia utama minyak atsiri kayu putih yang memiliki bioaktivitas sebagai antivirus.

Hal senada disampaikan oleh Guru Besar Jurusan Farmakognosi dan Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Mangestuti, seperti dikutip dari situs resmi Unair. Menurut dia, belum ada bukti yang menunjukkan bahwa eucalyptus efektif membunuh Covid-19.

“Tanaman kayu putih sebenarnya hanya mampu membunuh virus SARS secara in vitro dan belum ada bukti bisa membunuh SARS Cov-2 (virus Corona penyebab Covid-19),” ujar Mangestuti pada 24 Juli 2020. Dia juga mengatakan tanaman eucalyptus dapat membunuh virus tertentu, tapi tidak yang lain. Tanaman kayu putih digunakan untuk menangani gejala awal penyakit pernafasan.

Hingga saat ini, pencegahan Covid-19 yang direkomendasikan adalah menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir. Terkait penyembuhan, belum ada obat yang dibuat khusus untuk mengatasi Covid-19. Saat ini, sejumlah obat yang digunakan hanya untuk meningkatkan imunitas serta mengatasi gejala yang muncul pada pasien.

Dikutip dari CNN Indonesia, Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Agus Dwi Susanto mengatakan, berdasarkan temuan literatur, 81 persen pasien Covid-19 tidak memiliki gejala serta mengalami gejala ringan dan gejala sedang. Gejala ringan berupa demam, batuk, nyeri tenggorokan, kongesti hidung, malaise, sakit kepala, dan nyeri otot. Adapun gejala sedang berupa pneumonia ringan tanpa sesak napas.

Sekitar 14 persen pasien tergolong dalam pasien bergejala berat yang ditandai dengan timbulnya pneumonia berat yang disertai sesak napas. Lalu, 5 persen pasien memiliki gejala kritis, yang dicirikan dengan pneumonia berat disertai gagal napas, syok sepsis, dan atau kegagalan multi organ. "Setiap tingkat keparahan punya pilihan obat yang akan diberikan berdasarkan konsensus dan kesepakatan dari perhimpunan profesi dokter di Indonesia."

Mereka yang tidak memiliki gejala cukup melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari, mengkonsumsi vitamin atau obat imunomodulator modern maupun tradisional, dan vitamin C dosis 3x1 tab untuk 14 hari. Sedangkan untuk gejala ringan, sedang, hingga berat, tersedia empat regimen obat, yakni:

  1. Azitromisin atau Levofloksasin, Klorokuin atau Hidroksiklorokuin, Oseltamivir, dan vitamin
  2. Azitromisin atau Levofloksasin, Klorokuin atau Hidroksiklorokuin, Favipiravir, dan vitamin
  3. Azitromisin atau Levofloksasin, Klorokuin atau Hidroksiklorokuin, Lopinavir + Ritonavir, dan vitamin
  4. Azitromisin atau Levofloksasin, Klorokuin atau Hidroksiklorokuin, Remdesivir, dan vitamin

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa minyak kayu putih (eucalyptus) bisa mencegah dan menyembuhkan Covid-19 belum terbukti. Perlu dilakukan pengujian hingga tahap klinis untuk membuktikan manfaat minyak kayu putih, baik untuk mencegah maupun mengobati Covid-19. Penelitian yang ada terkait eucalyptus baru sebatas in vitro dan simulasi komputer.

IKA NINGTYAS

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id