Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Relawan Prancis yang Mualaf Sophie Petronin Tak Pernah Kirim Pesan tentang Islam ke Macron

Jumat, 13 November 2020 19:23 WIB

Relawan Prancis yang Mualaf Sophie Petronin Tak Pernah Kirim Pesan tentang Islam ke Macron

KLAIM

Klaim bahwa Sophie Petronin mengirim pesan bernada kritik kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron viral di media sosial. Petronin disebut sebagai misionaris asal Prancis yang mualaf setelah ditawan oleh kelompok Islam di Mali, Afrika Barat.

Klaim ini beredar di tengah pro-kontra terkait pernyataan Macron yang merespons kasus pemenggalan guru Prancis Samuel Paty. Paty dianggap melecehkan Islam karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad milik Charlie Hebdo kepada murid-muridnya.

Pesan dari Petronin itu terdiri dari lima paragraf. Secara garis besar, pesan tersebut berisi kritik tentang bagaimana Macron memperlakukan Islam. “Tidak ada yang pernah melecehkan saya secara verbal atau fisik, dan mereka tidak menghina agama saya, Yesus, atau Perawan Damai seperti yang Anda lakukan terhadap Nabi Muhammad SAW.”

Di Facebook, klaim tentang Petronin itu diunggah oleh halaman Ceramah Ust Adi Hidayat pada 9 November 2020. Klaim tersebut disertai dengan video kepulangan Petronin ke Prancis. Hingga artikel ini dimuat, unggahan itu telah dibagikan lebih dari 2.700 kali.

Klaim itu juga dimuat oleh situs Warta-berita.com pada 31 Oktober 2020 dalam artikelnya yang berjudul "Ini Isi Pesan Buat Macros dari Misionaris Prancis yang Muallaf Setelah Ditawan 'Teroris' Mali". Namun, dalam artikel itu, tidak tercantum sumber tulisan tersebut.

Gambar tangkapan layar unggahan halaman Facebook Ceramah Ust Adi Hidayat.

PEMERIKSAAN FAKTA

Untuk memverifikasi unggahan tersebut, Tim CekFakta Tempo membandingkan narasi dari unggahan itu dengan informasi dari berbagai pemberitaan media. Menurut laporan BBC dan France24, Sophie Petronin memang disandera di Mali oleh pemberontak Tuareg yang didukung oleh kelompok Islam pada Desember 2016. Ia dibebaskan pada 8 Oktober 2020, bersama mantan pemimpin oposisi Mali Soumaila Cisse dan dua warga Italia, setelah pemerintah Mali melepaskan lebih dari 100 tawanan jihadis.

Namun, Petronin bukan seorang misionaris. Ia adalah pekerja sosial yang fokus dalam membantu anak yatim dan anak kekurangan gizi. Dia menjalankan program dari Asosiasi Amal Swiss untuk Gao sejak 2004. Dia juga merupakan seorang ahli penyakit cacing Guinea yang ditemukan menyebar melalui air yang terkontaminasi di Mali Utara.

Berdasarkan laporan kantor berita Turki Anadolu Agency dan media Cristianity Today, Sophie Petronin memang telah masuk Islam dan menyebut dirinya sebagai Mariam. Hal itu dinyatakan oleh Petronin setelah ia dibebaskan, seperti dikutip dari surat kabar harian Prancis Le Point.

My greatest joy today is knowing that my assistant was able to continue working without me. For Mali, I will pray, implore Allah's blessings and mercy, because I am a Muslim. You say Sophie, but you have Mariam in front of you," katanya.

Meskipun Petronin mualaf, perempuan berusia 75 tahun tersebut tidak pernah mengirimkan pesan kepada Presiden Emmanuel Macron. Hal ini disampaikan oleh Sebastien Chadaud-Petronin, putra Sophie Petronin, kepada organisasi pemeriksa fakta Prancis CheckNews. "Tidak ada surat yang ditujukan kepada Tuan Macron dari Sophie Petronin," ujarnya.

CheckNews mendokumentasikan bahwa surat yang diklaim dikirim oleh Sophie itu mulanya beredar dalam bahasa Arab di Facebook pada 19 Oktober 2020. Kemudian, surat itu beredar semakin luas setelah dikutip oleh sejumlah situs dan media Arab. Pada 23 Oktober, surat tersebut pun dibagikan oleh media Mesir Al Hiwar. Surat ini juga ditemukan dalam versi online surat kabar Aljazair, El-Khabar, pada 26 Oktober. Akhirnya, surat palsu itu beredar dalam bahasa Prancis.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa relawan Prancis yang mualaf, Sophie Petronin, mengirim pesan tentang Islam kepada Presiden Emmanuel Macron, keliru. Perempuan berusia 75 tahun yang disandera di Mali, Afrika Barat, pada 2016 dan telah dibebaskan pada Oktober 2020 itu tidak pernah mengirim pesan terkait Islam yang bernada kritik kepada Macron. Hal ini telah dikonfirmasi oleh putra Petronin, Sebastien Chadaud-Petronin.

IKA NINGTYAS

Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id