Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Dokter Li Wenliang dan RS di Cina Sarankan Minum Teh bagi Pasien Corona?

Kamis, 26 Maret 2020 15:33 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Dokter Li Wenliang dan RS di Cina Sarankan Minum Teh bagi Pasien Corona?

Pesan berantai yang menyebut minum teh bisa menyembuhkan pasien yang positif terinfeksi virus Corona Covid-19 beredar di WhatsApp sejak Rabu, 25 Maret 2020. Informasi ini diklaim berasal dari Li Wenliang, dokter Cina pertama yang memperingatkan bahaya virus Corona, yang kemudian dihukum oleh pemerintah Cina.

Menurut pesan berantai tersebut, teh bisa menyembuhkan pasien Corona karena mengandung bahan kimia seperti methylxanthine, theobromine, dan theophylline. Ketiga bahan kimia ini disebut memiliki kemampuan untuk merangsang senyawa yang dapat menangkal virus itu pada manusia dengan sistem kekebalan rata-rata.

"Siapa yang tahu bahwa salah satu solusi untuk virus ini adalah secangkir teh sederhana. Dan itulah alasan mengapa begitu banyak pasien di Cina lebih cepat disembuhkan. Staf rumah sakit di Cina telah mulai menyajikan teh panas kepada pasien tiga kali sehari. Dan efeknya akhirnya di Wuhan 'pusat pandemi ini' telah terkandung dan penularannya hampir berhenti," demikian narasi di akhir pesan berantai itu.

Gambar tangkapan layar pesan berantai yang beredar di WhatsApp yang memuat narasi keliru mengenai dokter Li Wenliang.

Apa benar dokter Li Wenliang dan rumah sakit di Cina menyarankan minum teh untuk menyembuhkan pasien Corona?

PEMERIKSAAN FAKTA

Untuk memeriksa klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mencari berbagai informasi terkait di situs-situs yang kredibel. Namun, tidak ditemukan situs kredibel yang menulis tentang dokter Li Wenliang ataupun rumah sakit di Cina yang menggunakan teh panas untuk menyembuhkan pasien yang terinfeksi virus Corona Covid-19.

Sebaliknya, beberapa media telah menerbitkan artikel bantahan atas pesan berantai yang juga viral di sejumlah negara itu, seperti India dan Singapura.

Dikutip dari China Daily, pada akhir Februari 2020, beredar sebuah artikel yang mengklaim bahwa minum teh dapat membantu mencegah infeksi virus Corona Covid-19. Menurut artikel itu, para peneliti dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Zhejiang, Cina, dalam sebuah percobaan dengan sel yang dikultur secara in vitro, menemukan bahwa teh, yang kaya polifenol, bekerja dengan baik dalam membunuh virus tersebut secara ekstraseluler dan menekan proliferasi intraselulernya.

Namun, hal itu dibantah oleh seorang ahli imunologi. Menurut dia, virus Corona Covid-19 menginfeksi sel epitel alveolar di paru-paru. Sementara teh yang diminum tidak akan mencapai paru-paru.

Bahkan, jika percobaan in vitro menunjukkan bahwa teh dapat membunuh virus tersebut, tidak berarti bahwa minum teh bisa menghasilkan efek yang sama. Setelah tes in vitro, uji coba pada hewan harus dilakukan, kemudian dipertimbangkan untuk uji klinis pada manusia. Hasil tes in vitro tidak cukup untuk menyimpulkan bahwa minum teh dapat membantu mencegah infeksi virus Corona Covid-19.

Saat ini pun, artikel yang dipublikasikan lewat akun WeChat CDC Zhejiang tersebut sudah dihapus. Staf CDC Zhejiang mengatakan temuan dari penelitian terbaru akan dipublikasikan melalui akun WeChat setelah prosedur-prosedur yang diperlukan telah diselesaikan.

Dilansir dari BBC, memang benar bahwa methylxanthine ditemukan dalam teh, serta dalam kopi dan coklat. Namun, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa dokter Li Wenliang meneliti efek dari bahan kimia itu terhadap pasien Corona. Li Wenliang pun merupakan seorang dokter spesialis mata, bukan ahli virus. Selain itu, menurut laporan BBC, klaim bahwa rumah sakit di Cina merawat pasien Corona dengan memberikan teh tidak benar.

India Today pun telah memverifikasi klaim tersebut dan menyatakan bahwa tidak ada bukti ilmiah atas klaim itu.

Sejauh ini, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), belum ada vaksin ataupun obat yang bisa mencegah serta mengobati Covid-19. Para pasien Corona hanya mendapatkan perawatan untuk meredakan gejala-gejalanya. Sementara pasien yang mengalami gejala sakit yang lebih serius harus dibawa ke rumah sakit.

Ada beberapa kandidat vaksin serta obat untuk Covid-19 yang masih diteliti melalui uji klinis. WHO tengah mengkoordinasikan upaya dalam menyediakan vaksin dan obat untuk mencegah dan mengobati Covid-19 tersebut.

WHO juga menyatakan bahwa cara yang paling efektif untuk melindungi diri dan orang lain dari Covid-19 adalah sering mencuci tangan, menutup mulut saat batuk dengan siku yang terlipat atau tisu, dan menjaga jarak setidaknya 1 meter dari orang yang batuk-batuk atau bersin-bersin.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, klaim bahwa dokter Li Wenliang dan rumah sakit di Cina menyarankan minum teh untuk menyembuhkan pasien Corona adalah klaim yang keliru. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa dokter Li Wenliang meneliti efek dari bahan kimia dalam teh, seperti methylxanthine, terhadap pasien Corona. Li Wenliang pun merupakan seorang dokter spesialis mata, bukan ahli virus. Selain itu, artikel dari CDC Zhejiang yang mengklaim bahwa minum teh dapat membantu mencegah Covid-19 telah dihapus.

IKA NINGTYAS

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id