Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Ini Video Serangan Belalang Jumbo di Cina?

Rabu, 26 Februari 2020 10:19 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Ini Video Serangan Belalang Jumbo di Cina?

Sejumlah video yang diklaim sebagai video serangan belalang jumbo di Cina beredar di YouTube dalam beberapa hari terakhir. Video-video itu memperlihatkan ribuan belalang yang terbang di atas sebuah kota. Belalang-belalang itu juga memenuhi jalanan.

Video ini menyebar di tengah wabah belalang yang merusak tanaman pangan di sejumlah kawasan Afrika Timur, seperti Ethiopia, Somalia, Kenya, Tanzania, dan Uganda. Badan Pangan PBB (FAO) menaksir jumlah belalang mencapai ratusan miliar dan berpotensi meningkat tajam jika tidak berhasil dikendalikan. Sejauh ini, sejumlah upaya pengendalian belum efektif.

Salah satu akun yang membagikan video serangan jutaan belalang itu adalah kanal YouTube Salaam Channel, yakni pada 23 Februari 2020. Kanal ini mengunggah video berdurasi sekitar 2 menit tersebut dengan judul "China Kini Diserbu Jutaan Belalang Besar Di China, Corona Belum Reda, Khawatir Muncul Virus Baru". Belalang berukuran besar itu disebut berasal dari Afrika.

"Informasi yang dikutip dari Daily Star Jumat (21/2/2020), sebuah rekaman video menunjukkan kelompok belalang terbesar di dunia itu sudah sampai di perbatasan Xinjiang di barat negara pada 15 Februari," demikian keterangan yang ditulis kanal Salaam Channel untuk videonya itu.

Kanal YouTube lainnya, Beledupi Boalemo, mengunggah video berdurasi sekitar 1,5 menit dengan judul "Miliaran Belalang Menyerbu China" pada 23 Februari 2020. Video tersebut memperlihatkan ribuan belalang yang terbang di atas sebuah kota. "China kini di serbu miliaran belalang, Padahal wabah Virus Corona belum juga teratasi."

Gambar tangkapan layar unggahan kanal YouTube Salaam Channel yang memuat narasi sesat mengenai video yang diunggahnya.

Apa benar video-video tersebut adalah video serangan belalang jumbo di Cina?

PEMERIKSAAN FAKTA

Terkait video unggahan kanal Salaam Channel, Tim CekFakta Tempo menggunakan InVID untuk memfragmentasi video tersebut ke dalam sejumlah gambar. Dengan cara ini, Tempo menemukan bahwa video itu merupakan gabungan dari dua video yang berbeda. Video pertama terdapat pada detik ke-13 hingga ke-28 dan menit 1:35 hingga 2:14. Sementara video kedua terdapat pada menit 1:04 hingga 1:29. Video-video ini juga terdapat dalam unggahan kanal Beledupi Boalemo.

Berdasarkan penelusuran Tempo, video pertama pernah diunggah oleh akun Twitter Joyce Karam pada 21 Februari 2020. Joyce adalah seorang koresponden di Washington DC, Amerika Serikat, yang bekerja untuk The National, surat kabar harian berbahasa Inggris di Timur Tengah.

Joyce yang juga merupakan ajun profesor di Universitas George Washington, Amerika, tersebut memberikan keterangan bahwa serangan belalang dalam video berdurasi 42 detik yang diunggahnya terjadi di Kota Khobar, Provinsi Timur, Arab Saudi.

Video itu berasal dari akun Twitter Maha Bluth, @mimi__al, yang menyertakan bendera Arab Saudi pada nama akunnya. "Holy smokes. Locust swarm descended on Khobar #Saudi Arabia today," demikian cuitan Joyce yang menyertai unggahan video tersebut.

Gambar tangkapan layar unggahan akun Twitter Joyce Karam.

Tempo kemudian memeriksa akun Maha Bluth dan mendapati video serangan belalang itu dengan kualitas yang lebih baik. Akun ini mengunggah video tersebut pada 20 Februari 2020 dengan narasi berbahasa Arab yang artinya, "Belalang telah tiba." Sebagian besar komentar dari warganet terhadap unggahan Maha Bluth itu juga ditulis dalam bahasa Arab.

Adapun serangan belalang pada video kedua terjadi di Bahrain. Berdasarkan penelusuran Tempo, video ini pertama kali diunggah oleh akun Twitter Girish Govindankutty, @GirishGNair, pada 20 Februari 2020. Dalam profilnya di LinkedIn, Girish yang berasal dari Kerala, India, memang bekerja di Bahrain sebagai petugas keamanan di ASRY, perusahaan maritim di Teluk Arab.

Tempo pun mencocokkan petunjuk dari kedua video itu dengan pemberitaan media setempat. Menurut situs Arab News, pada 19 Februari 2020, kawanan belalang telah menyebar ke seluruh wilayah di Arab Saudi, seperti Al Qasim, Hail, dan Timur.

Mohammad Al-Shammrani, Direktur Pemberantasan Belalang Kementerian Lingkungan Hidup, Pertanian, dan Air, mengatakan bahwa kawanan belalang yang berasal dari Afrika Timur itu cukup ganas dan menyerang tanaman. Pemerintah Arab Saudi telah menggandakan semprotan udara harian untuk memerangi belalang tersebut.

Adapun situs News of Bahrain menyebutkan bahwa serangan belalang ke Bahrain telah dimulai sejak 20 Februari 2020.

Menurut laporan harian FAO per 20 Februari 2020, serangan belalang dari Afrika Timur telah meluas ke Semenanjung Arab, Teluk Kuwait, Bahrain, Qatar, dan pantai barat daya Iran. Salah satu faktor penyebabnya adalah periode musim angin selatan.

Di bagian barat daya Asia, kawanan kecil belalang telah dilaporkan berada di kawasan perbatasan India dan Pakistan. Belalang-belalang tersebut utamanya berada di daerah pertanian di Punjab, Khyber Pakhtunkhwa, dan Baluchistan.

Mendekati Cina

Pada 19 Februari 2020, China Global Television Network (CGTN), jaringan media milik pemerintah Cina, melaporkan bahwa sekitar 400 miliar kawanan belalang yang kini berada di perbatasan India-Pakistan terpantau bergerak menuju Cina. Pemerintah Cina pun mengerahkan 100 ribu "pasukan bebek" untuk menghadapi gerombolan belalang itu.

Video pendek berdurasi 12 detik yang diunggah oleh CGTN menunjukkan bagaimana barisan "tentara bebek" tersebut mulai digerakkan menuju ke perbatasan.

Zhang Zehua, seorang peneliti dari Akademi Ilmu Pengetahuan Pertanian Cina, mengatakan bahwa Provinsi Yunnan dan Provinsi Sichuan serta daerah otonom Guangxi Zhuang yang kemungkinan besar terkena dampaknya jika wabah belalang terus meningkat.

Belalang padang pasir dianggap dapat menjadi ancaman bagi ketahanan pangan Cina jika spesies itu tidak dikontrol dengan baik dan berkembang biak di pedalaman Tiongkok. Namun, sejauh ini, Cina telah mengembangkan mekanisme respons dan kontrol, sistem pemantauan, dan peringatan dini.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, serangan belalang dalam video-video di atas terjadi di Arab Saudi dan Bahrain, bukan di Cina. Hingga kini, serangan belalang belum masuk ke Cina meskipun ada potensi hal itu bakal terjadi jika populasi belalang tidak bisa dikendalikan. Dengan demikian, klaim bahwa video-video di atas adalah video serangan belalang di Cina menyesatkan.

IKA NINGTYAS

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id