Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Menag Minta Bahasa Mandarin Jadi Syarat Lulus Madrasah Aliyah?

Jumat, 10 Januari 2020 11:58 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Menag Minta Bahasa Mandarin Jadi Syarat Lulus Madrasah Aliyah?

Artikel yang menyebut bahwa Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi meminta agar bahasa Mandarin menjadi salah satu syarat kelulusan siswa Madrasah Aliyah (MA) viral. Artikel yang berjudul "Menag Meminta Bahasa Mandarin jadi Syarat Kelulusan Madrasah Aliyah" tersebut dimuat oleh situs Faktual.net pada Rabu, 8 Januari 2020.

Adapun isi lengkap artikel Faktual.net itu adalah sebagai berikut:

Menteri Agama (Menag), Fachrul Razi pinta kemampuan berbahasa Mandarin yang digunakan bangsa China menjadi salah satu syarat kelulusan siswa Madrasah Aliyah (MA).

Fachrul secara khusus mengusulkan bahasa Mandarin karena banyak dibutuhkan perusahaan saat ini. Tak hanya itu, dia juga ingin bahasa inggris dan arab juga menjadi syarat kelulusan.

Senada dengan itu, Direktur Kurikulum Sarana Prasarana Kesiswaan dan Kelembagaan Madrasah Kemenag RI, Ahmad Umar mengatakan bahwa, Fachrul menginginkan itu karena menganggap penguasaan bahasa asing penting di masa kini.

Umar menjelaskan, Fachrul ingin lulusan madrasah memiliki nilai plus di dunia kerja. Orang yang punya kemampuan berbahasa asing dinilai lebih mudah diserap dunia kerja.

Khusus untuk bahasa Mandarin, Umar bilang bisa saja madrasah mengganti bahasa Mandarin dengan bahasa lainnya, seperti bahasa Jerman, bahasa Italia, atau bahasa Jepang.

Meski demikian, Umar menuturkan belum bisa menargetkan waktu penerapan perintah Fachrul tersebut. Kemenag berencana melakukan standardisasi kompetensi berbahasa bagi siswa madrasah sebelum lulus.

Gambar tangkapan layar berita di situs Faktual.net yang memuat narasi keliru soal penguasaan bahasa asing bagi siswa Madrasah Aliyah.

Artikel dengan judul serupa juga dimuat di sejumlah situs. Situs-situs itu menyebut bahwa sumber berita mereka adalah laman CNNIndonesia.com. Situs itu di antaranya CekTKP.id dan EraMuslim.com.

Benarkah Menag Fachrul Razi meminta bahasa Mandarin menjadi syarat kelulusan siswa Madrasah Aliyah?

PEMERIKSAAN FAKTA

Untuk memeriksa klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mencari berita di laman CNNIndonesia.com yang disebut sebagai sumber artikel situs-situs di atas. Setelah ditelusuri, berdasarkan jejak digital di mesin pencarian Google, CNNIndonesia.com memang pernah memuat berita yang berjudul "Menag Ingin Bahasa Mandarin Jadi Syarat Lulus Madrasah Aliyah".

Namun, judul berita yang dimuat pada 7 Januari 2020 pukul 16.05 WIB itu telah diubah menjadi "Menag Ingin Lulusan Madrasah Aliyah Bisa Berbahasa Mandarin". Menurut catatan redaksi CNNIndonesia.com di bagian bawah berita, judul tersebut diubah pada 7 Januari 2020 pukul 21.02 WIB. "Setelah mendapatkan keterangan lebih lanjut dari pihak terkait."

Gambar tangkapan layar berita di laman CNNIndonesia.com yang berjudul "Menag Ingin Lulusan Madrasah Aliyah Bisa Berbahasa Mandarin".

Setelah berita CNNIndonesia.com itu dibaca secara lengkap, memang tidak ada satu pun kalimat yang memuat informasi "Menag Fachrul Razi meminta bahasa Mandarin menjadi syarat kelulusan siswa Madrasah Aliyah". Dalam berita itu, hanya disebutkan bahwa Fachrul ingin siswa Madrasah Aliyah menguasai bahasa Mandarin selain bahasa Inggris dan bahasa Arab.

Keinginan itu pun tidak disampaikan secara langsung kepada wartawan oleh Fachrul, melainkan oleh Direktur Kurikulum Sarana Prasarana Kesiswaan dan Kelembagaan Madrasah Kemenag, Ahmad Umar. Namun, dalam paragraf pertamanya, situs Faktual.net menulis informasi itu dengan kalimat yang seakan berasal dari pernyataan langsung Fachrul.

Menurut Umar, Fachrul menginginkan hal itu karena menganggap penguasaan bahasa asing penting di masa kini. "Perintah Pak Menteri ada tiga untuk meningkatkan daya saing. Satu, anak madrasah harus menguasai satu di antara tiga bahasa asing, yaitu bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasa Mandarin. Lalu, menguasai IT dan vokasi," kata Umar seperti dikutip dari CNNIndonesia.com.

Meskipun begitu, menurut Umar, madrasah dimungkinkan untuk mengganti bahasa Mandarin dengan bahasa lain, seperti Jerman, Italia, atau Jepang. Namun, Fachrul secara khusus mengusulkan bahasa Mandarin karena banyak dibutuhkan perusahaan saat ini. "Pertimbangannya, bahasa Mandarin termasuk bahasa asing yang memang banyak digunakan dalam dunia kerja," tuturnya.

Selain dimuat oleh CNNIndonesia.com, berita serupa juga dipublikasikan oleh situs Detik.com. Dilansir dari situs ini, menurut Direktur Kurikulum Sarana Prasarana Kesiswaan dan Kelembagaan Madrasah Kemenag, Ahmad Umar, Menag Fachrul Razi menginginkan adanya peningkatan daya saing lulusan madrasah. Penguasaan bahasa asing menjadi salah satu cara untuk mewujudkan hal itu.

Namun, menurut Umar, tidak ada ketentuan khusus mengenai penguasaan bahasa asing oleh siswa madrasah ini. Para siswa dapat memilih bahasa asing apapun. "Mau Mandarin boleh, mau Jerman boleh, mau Italia boleh, mana yang dia cocok. Tapi harus punya bahasa lain selain bahasa Indonesia gitu lho, bahasa Arab, bahasa Inggris, terserah," katanya.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, narasi bahwa Menag Fachrul Razi meminta bahasa Mandarin menjadi syarat kelulusan siswa Madrasah Aliyah keliru. Dalam pemberitaan, Fachrul hanya ingin siswa Madrasah Aliyah menguasai bahasa Mandarin selain bahasa Inggris dan bahasa Arab. Pertimbangannya, bahasa Mandarin termasuk bahasa asing yang banyak digunakan dalam dunia kerja.

IBRAHIM ARSYAD

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id