Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Unesco Menyatakan Islam Agama Paling Damai di Dunia?

Rabu, 27 November 2019 12:23 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Unesco Menyatakan Islam Agama Paling Damai di Dunia?

Foto sebuah sertifikat berlogo Unesco, organisasi pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang menyatakan Islam sebagai agama paling damai di dunia beredar di media sosial. Selain logo Unesco, sertifikat itu memuat logo sebuah yayasan yang bernama International Peace Foundation.

Dalam sertifikat itu, tertulis bahwa pernyataan Unesco tersebut dideklarasikan pada 4 Juli 2016. Di sisi kanan bawah sertifikat itu, tercantum pula tanda tangan Direktur Jenderal Unesco, Irina Bokova.

Salah satu akun yang membagikan foto sertifikat itu adalah akun Rimun Pasha di Facebook pada Selasa, 26 November 2019. Dalam gambar yang dibagikan oleh akun Rimun, selain berisi foto sertifikat itu, ada pula gambar tangkapan layar sebuah judul artikel di situs IDToday.co yang berbunyi "Unesco Menyatakan Islam Sebagai Agama Teraman Di Dunia".

Dalam unggahannya, akun Rimun pun menuliskan narasi, "Alhamdulilah Islam mendapatkan sertifikat sebagai agama teraman dan terdamai di dunia. Stop islamophobia, Islam not terorist." Sejak diunggah, unggahan akun Rimun itu telah disukai hingga 712 kali dan dibagikan hingga 122 kali.

Gambar tangkapan layar unggahan akun Rimun Pasha di Facebook.

Benarkah Unesco menyatakan Islam sebagai agama paling damai di dunia?

PEMERIKSAAN FAKTA

Untuk memeriksa klaim bahwa Unesco menyatakan Islam sebagai agama paling damai di dunia, Tim CekFakta Tempo memasukkan foto sertifikat di atas ke dalam reverse image tools Google. Hasilnya, ditemukan situs yang pertama kali mengunggah foto sertifikat itu, yakni Junta Ka Reporter.

Situs Junta Ka Reporter memuat foto sertifikat tersebut pada 4 Juli 2016 dalam artikel yang berjudul "Unesco declares Islam as the most peaceful religion of the world". Namun, setelah ditelusuri, diketahui bahwa situs itu merupakan situs satire.

Dalam disclaimer situs Junta Ka Reporter, tertulis: "Anda benar-benar mempercayai omong kosong ini sebagai kenyataan? Sebelum Anda menuntut kami, sadarilah bahwa ini adalah situs satire. Segala hal yang dimuat di sini adalah bualan. Tapi, jika Anda tetap sebodoh itu dan merasa sakit hati, kami minta maaf."

Gambar tangkapan layar pernyataan resmi Unesco terkait sertifikat palsu mengenai Islam sebagai agama paling damai di dunia.

Dalam pernyataan di situs resminya pada 11 Juli 2016, Unesco menyatakan tidak pernah mengeluarkan sertifikat yang menyatakan Islam sebagai agama paling damai di dunia tersebut. Berikut pernyataan Unesco:

"Pernyataan ini dibuat untuk menanggapi unggahan situs Junta Ka Reporter terkait sertifikat yang disebut dikeluarkan oleh Unesco yang menyatakan 'Islam sebagai agama paling damai di dunia'. Pernyataan tersebut tidak pernah dibuat oleh Unesco. Sertifikat yang dibuat oleh situs itu merupakan sertifikat palsu. Situs yang memuat informasi tersebut adalah sebuah media satire. Unesco tidak pernah memiliki hubungan resmi dengan entitas yang disebut sebagai 'International Peace Foundation'."

Dikutip dari situs India Times, sertifikat berdesain serupa dengan pernyataan berbeda juga pernah beredar sebelumnya. Sertifikat berlogo Unesco tersebut menyatakan bahwa Idly, makanan dari India Selatan, merupakan menu sarapan paling sehat di dunia. Sama seperti sertifikat yang menyatakan Islam sebagai agama paling damai di dunia di atas, sertifikat ini juga palsu.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, sertifikat berlogo Unesco yang menyatakan Islam sebagai agama paling damai di dunia merupakan sertifikat palsu. Sertifikat itu pertama kali dimuat oleh situs satire, Junta Ka Reporter.

ZAINAL ISHAQ

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cekfakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id