Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Novel Baswedan Pakai Softlens dan Kadang Salah Pasang?

Jumat, 8 November 2019 14:12 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Novel Baswedan Pakai Softlens dan Kadang Salah Pasang?

Klaim yang menyebut bahwa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, memakai softlens atau lensa kontak dan terkadang salah pasang beredar di media sosial. Narasi itu muncul seiring dengan menyebarnya isu bahwa rusaknya mata Novel akibat penyiraman air keras merupakan rekayasa belaka.

Salah satu akun yang menyebarkan narasi bahwa Novel memakai softlens adalah akun Lambe Turah, @TurahNyinyir, di Twitter. Narasi yang diunggah pada Kamis, 7 November 2019, itu berbunyi, "Seluruh Indonesia kena tipu. Manusia kadang kelupaan. Itu shoflens kadang dipasang kiri, kadang di kanan. Maaf cuma mengingatkan aja Pak."

Unggahan tersebut dilengkapi dengan sebuah gambar yang berisi dua foto Novel. Foto pertama memperlihatkan bahwa mata Novel yang berselaput putih adalah mata kanannya. Sementara foto kedua, mata Novel yang berselaput putih adalah mata kirinya.

Kini, unggahan itu telah dihapus. Namun, unggahan itu sempat mendapatkan 153 likes dan 71 retweet.

Benarkah Novel Baswedan memakai softlens dan terkadang salah pasang?

Gambar tangkapan layar unggahan akun Lambe Turah, @TurahNyinyir, di Twitter.

PEMERIKSAAN FAKTA

Untuk menelusuri asal kedua foto Novel Baswedan di atas, Tim CekFakta Tempo memotong kedua foto itu terlebih dahulu dan mengeceknya satu per satu dengan reverse image tools Google.

Hasilnya, foto pertama, yakni yang memperlihatkan selaput putih terdapat di mata kanan Novel, diambil dari situs Liputan6.com yang dimuat pada 19 Maret 2018. Namun, oleh akun Lambe Turah, foto karya Herman Zakharia itu dibalik posisinya. Foto itu diambil saat Novel berada di gedung KPK pada 22 Februari 2018.

Sebelumnya, pada 22 Februari 2018, Liputan6.com pernah memuat foto itu dalam artikel seri foto yang berjudul "Sepuluh Bulan di Singapura, Begini Wajah Novel Baswedan". Dalam delapan foto di artikel seri foto tersebut, terlihat bahwa selaput putih terdapat di mata kiri Novel.

Foto asli Novel Baswedan yang dimuat Liputan6.com (kiri) dan foto di akun Twitter Lambe Turah, @TurahNyinyir, yang sudah disunting (kanan).

Sementara itu, foto kedua yang memperlihatkan selaput putih terdapat di mata kiri Novel diambil dari video kanal KompasTV di YouTube yang berjudul "Kasus Novel Baswedan, Tim Advokasi Kirim Surat ke Presiden". Video itu dipublikasikan pada 18 Oktober 2019.

Gambar tangkapan layar unggahan video kanal KompasTV di YouTube.

Klaim Rusaknya Mata Novel Rekayasa

Tim CekFakta Tempo telah memeriksa klaim yang menyebut bahwa rusaknya mata Novel Baswedan akibat penyiraman air keras merupakan rekayasa belaka. Klaim itu dilengkapi dengan video stasiun televisi NET yang memperlihatkan Novel tengah berada di atas kursi roda. Kondisi Novel dalam video itu membuat para penyebar klaim tadi melontarkan pertanyaan: mengapa mata Novel saat itu tidak berselaput putih dan mengapa kulit wajah Novel tidak rusak.

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video NET itu diunggah pada 20 April 2017 atau sembilan hari setelah peristiwa penyiraman air keras terhadap Novel pada 11 April 2017. Saat itu, menurut laporan medis Novel, ia sudah berada di Singapura untuk menjalani perawatan. Berdasarkan laporan itu, terdapat luka bakar ringan dan sedang pada wajah, hidung, dan kelopak mata Novel. Sedangkan kedua mata Novel cedera parah.

Saat dihubungi, Novel mengatakan bahwa video NET itu diambil sebelum ia menjalani operasi osteo odonto-keratoprosthesis (OOKP) pada mata kirinya. Sebelum operasi, menurut dia, matanya memang tidak terlihat merah, tapi bening seperti kelereng. "Saat itu, bila orang melihat mata kiri saya, seperti tidak sakit,” ujarnya. Padahal, banyak sel-sel mata Novel yang sebenarnya sudah mati. Fungsi penglihatan Novel pun sudah sangat berkurang. Karena itu, Novel mesti menjalani operasi OOKP.

Operasi OOKP itulah yang membuat mata Novel tertutup selaput putih. Prosedur yang terdiri atas dua tahap ini diawali dengan mengambil potongan jaringan gusi dan gigi pasien. Gigi itu kemudian dibentuk menjadi kubus dan dilubangi di bagian tengahnya. Kubus ini menjadi wadah silinder optik untuk dijadikan kornea artifisial. Pada operasi tahap kedua, kornea artifisial itu baru bisa dicangkokkan di mata.

Mata Novel setelah operasi ini mirip dengan mata seorang pria asal Inggris, Ian Tibbetts, yang juga pernah melakukan operasi tersebut. Seperti dikutip dari situs Daily Mail, Tibbetts kehilangan penghilatannya di usia 27 tahun. Ia pun menjalani operasi OOKP pada Desember 2012 di Sussex Eye Hospital, Inggris.

Gambar tangkapan layar foto Ian Tibbetts dalam berita di situs Daily Mail.

Bagaimana dengan kulit wajah Novel yang tidak rusak? Menurut hasil investigasi tim pencari fakta kasus Novel yang dibentuk Polri, air keras jenis asam sulfat yang disiramkan kepada Novel berkadar larut tidak pekat. "Sehingga tidak mengakibatkan luka berat permanen pada wajah korban dan baju gamis yang dikenakan korban juga tidak mengalami kerusahan dan penyiraman tersebut tidak mengakibatkan kematian," ujar juru bicara tim pencari fakta itu, Nur Kholis, pada 17 Juli 2018.

Baca artikel lengkap pemeriksaan fakta kami di sini.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, klaim yang menyebut Novel Baswedan memakai softlens dan terkadang salah pasang adalah keliru. Foto pertama yang digunakan untuk mendukung klaim itu merupakan foto suntingan, yakni dengan dibalik posisinya. Dalam foto yang asli, selaput putih terdapat pada mata kiri Novel, bukan mata kanannya.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cekfakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id