Keliru: Penemuan Obat Nyeri Sendi oleh Spesialis Ortopedi dr. Rahmat Hidayat

Kamis, 24 April 2025 17:31 WIB

Keliru: Penemuan Obat Nyeri Sendi oleh Spesialis Ortopedi dr. Rahmat Hidayat

SEBUAH video beredar di Facebook [arsip], memuat penemuan obat nyeri sendi oleh seorang pria yang diklaim sebagai dr. Rahmat Hidayat, spesialis ortopedi Rumah Sakit Siloam. 

Pria yang berbicara dalam bahasa Indonesia dengan aksen bahasa Inggris itu mengatakan, terdapat tiga kesalahan yang dilakukan pasien untuk mengatasi masalah tulang seperti pijatan, menggunakan obat pereda nyeri, dan menganggap nyeri sendi hal yang wajar. Pria itu mengatakan telah menemukan metode pengobatan revolusioner untuk meredakan nyeri dengan cepat, tetapi juga memperbaiki tulang rawan sendi dari dalam.

Benarkah pria dalam video tersebut adalah dr. Rahmat Hidayat, spesialis ortopedi RS Siloam penemu obat nyeri sendi lutut?

PEMERIKSAAN FAKTA

Tempo memverifikasi video tersebut dengan bantuan Google Lens. Hasilnya, suara pria tersebut telah disunting dari versi aslinya yang berbahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Selain itu, substansi penjelasan video tersebut juga berbeda dengan aslinya.

Video tersebut pernah diunggah di akun YouTube berbahasa Inggris HCA Midwest Health pada 14 Mei 2021 dengan judul Stomach ache or appendicitis? Dokter dalam video itu sebenarnya bernama Corey Iqbal, dokter bedah anak yang juga direktur medis bedah anak dan janin di Overland Park Regional Medical Center.

Dalam video aslinya, Corey berbicara dalam bahasa Inggris. Ia tengah membahas topik radang usus buntu, penyakit yang sangat umum terjadi pada anak-anak, dan membuat orang tua sangat cemas.

“Jadi, apa itu usus buntu? Usus buntu adalah organ kecil yang bentuknya seperti cacing, hampir seperti jari kelingking saya. Usus buntu menggantung di usus besar, terletak di bagian kanan bawah perut. Di bagian dalamnya terdapat lubang kecil yang tersumbat kotoran, yang menyumbatnya dan menyebabkan infeksi di sisi lainnya,” kata Corey.

Analisis video dan audio

Tempo bekerja sama dengan Deepfakes Analysis Unit (DAU), Misinformation Combat Alliance, India, untuk menganalisis perbedaan video asli dengan video hasil rekayasa tersebut. Hasilnya memuat beberapa poin.

Pertama, ditemukan kejanggalan pada bagian mulut, terdapat bercak cokelat yang muncul dan hilang secara tidak konsisten sepanjang video. Selain itu, bagian mulut juga terlihat sangat buram. Termasuk tampilan giginya yang aneh. Biasanya mulut memang kerap menjadi area yang paling menunjukkan jejak visual hasil rekayasa. Sebab, area ini sering menjadi target utama modifikasi oleh pelaku rekayasa. Area ini biasanya dibuat berpiksel untuk menyembunyikan tanda-tanda manipulasi. 

Kedua, dalam video asli, sosok dokter yang berbicara itu lebih ekspresif dan sering menggunakan gerakan tangan dan sesekali menutupi mulutnya. Namun, dalam video hasil rekayasa, banyak dari frame tersebut dihapus. 

Ketiga, dengan menggunakan empat alat deteksi yakni Hive AI, Hiya, Deepfake-o-Meter dan ElevenLabs Speech Classifier, hanya Deepfake-o-meter yang mengklasifikan video hasil rekayasa dihasilkan oleh teknologi kecerdasan buatan. Sedangkan tiga alat lainnya mendeteksi audio tersebut otentik. 

Namun DAU memberikan catatan bahwa pembuat konten menambahkan musik latar dan gambar tambahan di akhir video hingga menjadi sepanjang 6 menit. Padahal, konten audio-visualnya hanya sepanjang 3 menit 17 detik. Pasalnya, penambahan musik diketahui dapat mengganggu hasil deteksi alat. Upaya penambahan ini, menurut pakar dari DAU, kemungkinan penambahan gambar statis atau sedikit animasi pada bagian akhir video yang disunting itu untuk untuk melewati filter moderasi konten.

KESIMPULAN

Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa klim video dr Rahmat Hidayat spesialis ortopedi RS Siloam dan menemukan obat nyeri sendi lutut adalah klaim keliru.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]