Keliru: Narasi yang Mengklaim Teror ke Tempo Direncanakan oleh Konsultan Bisnis
Jumat, 11 April 2025 18:47 WIB

SEBUAH narasi beredar di X oleh akun @romoatheist yang menyebut bahwa teror pengiriman kepala sapi ke kantor Tempo pada 19 Maret 2025 merupakan saran dari konsultan bisnis. Cuitan tersebut menyertakan siniar Wakil Ketua Partai Garuda, Teddy Gusnaidi di YouTube berjudul Cara Kocak Teddy Gusnaidi “Bongkar” Modus Licik Tempo Bocor Alus!
Berikut narasi selengkapnya: “Wow ternyata teror kepala sapi ke Tempo merupakan ide dari konsultan bisnis @tempodotco sendiri. Dan seharusnya dewanpers yg telah legalkan TEMPO sebarkan hoax & fitnah, scaremongering secara brutal ala Soros untuk minta maaf pada Hasan Nasbi dan Kantor Komunikasi Kepresidenan Republik Indonesia (@pco_ri),” tulis akun @romoatheist pada 6 April 2025.
Unggahan itu hingga 11 April telah dilihat oleh 73 ribu warganet dan dibagikan ulang 109 kali. Namun, benarkah teror kepada Tempo adalah rekayasa dan ide dari konsultan bisnis?
PEMERIKSAAN FAKTA
Teddy Gusnaidi dalam siniar yang dipublikasikannya pada 5 April 2025 tersebut, telah menjelaskan bahwa video yang dibuatnya adalah imajiner. Imajiner berarti khayalan atau sesuatu yang imajinatif, hal yang tidak pernah terjadi.
Ia mengatakan terinspirasi dari editorial Tempo pada 18 Februari 2024 berjudul: Surat Imajiner Komeng untuk Grace Natalie dkk. Editorial tersebut mengkhayalkan seolah-olah komedian Komeng menulis surat untuk Grace Natalie dan kawan-kawan Partai Solidaritas Indonesia. Dalam video itu, Teddy juga tidak menyebut teror kepala babi melainkan kepala sapi.
“Maka dari itu, saya juga mau membuat video imajiner dimana saya seolah-olah sebagai seorang konsultan bisnis dari Majalah Tempo,” kata Teddy pada bagian pembuka.
Pada 19 Maret, Tempo mendapatkan teror berupa kepala babi. Disusul paket berisi enam bangkai tikus yang kepalanya telah dipotong pada 22 Maret 2025. Wakil Pemimpin Redaksi Tempo, Bagja Hidayat, mengatakan Tempo sama sekali tidak melakukan rekayasa, baik pengiriman kepala babi atau tikus. Tempo juga tidak menggunakan jasa konsultan bisnis.
Salah satu yang mengindikasikan tidak ada rekayasa atas teror itu, Tempo telah melaporkan kasus tersebut ke Kepolisian RI pada 21 Maret 2025. Saat melapor itu, Tempo didampingi oleh Komite Keselamatan Jurnalis dan Lembaga Bantuan Hukum Pers. Berita mengenai laporan ke polisi dapat dibaca di tautan ini.
Diberitakan Tempo pada 10 April 2025, Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri, Brigadir Jenderal Djuhandani Rahardjo Puro, menyatakan, telah mengantongi identitas pengirim kurir ojek online yang mengirim kepala babi.
Menurut Bagja, siapa pengirim teror itu akan mudah dilacak oleh aparat hukum yang memiliki perangkat penyidikan. “Kebenaran atas peristiwa teror itu akan terkuak,” kata dia.
Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers Mustafa Layong mengatakan ada dua alasan yang menyangkal narasi teror pengiriman kepala babi itu rekayasa. Pertama, Tempo telah memiliki rekam jejak panjang sehingga tidak perlu membuat drama untuk menarik perhatian masyarakat. Kedua, jika Tempo merekayasa teror tersebut, konsekuensinya merusak kredibilitas perusahaan. “Secara akal sehat, Tempo tidak akan melakukan hal yang menjatuhkan namanya sendiri,” kata Mustafa melalui WhatsApp, 10 April 2025.
Menurutnya, kepolisian yang harus mengungkap secara transparan dan profesional tentang siapa pelaku, apa motifnya, serta kaitan teror dengan berita yang diterbitkan Tempo. Masyarakat juga seharusnya berfokus mendesak kepolisian untuk menegakkan hukum.
Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII), Prof. Dr. rer. soc. Masduki, S.Ag., M.Si., M.A. mengatakan, teror pada jurnalis Tempo telah beruntun terjadi sehingga tidak bisa disebut rekayasa. Teror yang ada bersifat sistematis atau struktural. Selain itu, serangan selalu terjadi setelah Tempo menerbitkan berita investigasi yang sensitif.
“Ada pihak yang merasa dirugikan atas berita itu, kemudian bereaksi dengan melakukan teror atau serangan. Padahal, dengan berita investigatif, Tempo sedang menjalankan peran watch dog atau mengawasi kekuasaan,” kata Masduki, 10 April 2025.
Masduki menganggap penyebaran narasi yang mengatakan teror tersebut rekayasa merupakan praktik pendengung yang membangun narasi dengan tujuan buruk. Hal ini menjadi praktik yang sering terjadi dalam komunikasi digital hari ini.
KESIMPULAN
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan teror kepada Tempo hanya rekayasa dari Tempo dan ide konsultan bisnis adalah klaim keliru.
Video yang dijadikan argumentasi narasi itu berasal dari video imajiner.
TIM CEK FAKTA TEMPO
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]