Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Pemprov DKI Jakarta Era Ahok Menghabiskan Dana Rp 8 Miliar untuk Pengadaan Tanaman Plastik?

Senin, 22 Juli 2019 23:50 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Pemprov DKI Jakarta Era Ahok Menghabiskan Dana Rp 8 Miliar untuk Pengadaan Tanaman Plastik?

Pembongkaran instalasi bambu Getah Getih di Bundaran HI Jakarta menuai pro dan kontra. Akun Facebook Asa Harana mengunggah meme disertai narasi yang mempertanyakan sikap pengkritik Anies Baswedan yang disebutnya diam saja saat Ahok mengadakan tanaman plastik senilai Rp 8 Miliar pada Ahad, 21 Juli 2019.

“Ahok beli tanaman plastik 8 M dipake sebentar..mereka diam.. Ganjar nyanyi bareng slank 18 M cuma sehari ..mereka diam juga.. Kenapa dengan Anies yg hanya 550 Jt dan dipakai lama mereka sok perduli anggaran..??,” tulis Asa Harana.

Sejak diunggah, meme tersebut telah mendapat 90 komentar dan dibagikan lebih dari 7.200 akun lainnya.

Tangkapan layar artikel yang dipublikasikan oleh laman ngelmu.co tentang Rp 8 miliar yang dihabiskan untuk membeli pohon plastik di era Ahok.

 

Unggahan Facebook yang viral ini berasal dari sebuah artikel yang diterbitkan oleh situs ngelmu.co, yang hingga Senin, 22 Juli 2019 masih bisa diakses di situs tersebut.

 

PEMERIKSAAN FAKTA

Dilansir dari laman Kompas.com, Kepala Suku Dinas Perindustrian dan Energi Jakarta Pusat, Iswandi, menyebut, lampu hias berwujud pohon plastik atau lampu pohon merupakan pengadaan tahun 2017. Lampu hias itu kini menjadi barang inventaris Suku Dinas Perindustrian dan Energi Jakarta Pusat.

Iswandi menyampaikan harga satu set lampu hias itu sekitar Rp 8 juta. Ada 48 set lampu hias yang sempat dipasang di Jalan MH Thamrin dan Jalan Medan Merdeka Barat pada 28-29 Mei 2018.

"Pokoknya harganya Rp 8 juta satu unit, tinggal kalikan saja. (Nilainya) Rp 397.063.200," kata dia.

Iswandi menyampaikan, Suku Dinas Perindustrian dan Energi Jakarta Pusat sebenarnya memiliki 63 set lampu hias model tersebut. Sebanyak 48 lampu hias yang telah dicopot disimpan di gudang, sementara sisanya masih dipasang di sekitar Balai Kota DKI Jakarta dan gedung DPRD DKI Jakarta.

Menurut Iswandi, pada tahun 2017, pengadaan lampu hias itu dianggarkan dalam dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) pengadaan lampu hias pencahayaan kota. Anggaran DPA itu Rp 1,4 miliar. Namun, angka itu tidak hanya untuk pengadaan lampu hias berwujud pohon plastik. Ada pula hiasan lampu yang digantung serta dililit di pohon, dan lainnya.

"Jadi, bukan murni Rp 1,4 miliar itu lampu pohon," ucap Iswandi.

Sandiaga menjelaskan, anggaran senilai Rp 8,1 miliar di Dinas Kehutanan DKI Jakarta digunakan untuk pengadaan pohon asli di wilayah Jakarta. Sementara anggaran Rp 2,2 miliar di Suku Dinas Perindustrian dan Energi Jakarta Pusat dianggarkan untuk penunjang Asian Games.

Kadis Perindustrian dan Energi DKI Jakarta Yuli Hartono menyatakan tak ada anggaran pengadaan pohon imitasi di 2018. Menurutnya, pohon imitasi yang ada semua dibeli tahun 2017, era pemerintahan basuki Tjahaja Purnama (Ahok). 

Yuli pun menegaskan pembelian pohon imitasi itu dilakukan saat masa Gubernur Basuki Tjahaja Purnama. "Iya (dianggarkan saat zaman Ahok)," ucapnya.

Sebelumnya, Sudin PE Jakarta Pusat memasang 48 pohon imitasi yang merupakan lampu hias di trotoar sepanjang Jalan Medan Merdeka Barat hingga Thamrin. Namun, pohon itu kemudian dicabut karena dianggap menghalangi para pejalan kaki.

Pohon imitasi tersebut dibeli dengan harga Rp 8.272.150 (di luar PPN) per unitnya pada tahun 2017. Total anggaran untuk pengadaan pohon imitasi itu sebesar Rp 573.259.995.

Sementara itu, melalui CNNIndonesia.com, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjawab kritik terkait pelaksanaan acara Apel Kebangsaan 'Kita Merah Putih' yang dituding menghamburkan uang. Politikus PDIP itu mengatakan pengadaan anggaran acara yang mencapai Rp18 miliar sesuai prosedur yang berlaku.

"Kami sangat transparan, maka siapa pun bisa melihat. Soal tidak sepakat dengan jumlah 'monggo', tapi kami harus menghadirkan seluruh masyarakat di Jawa Tengah," kata Ganjar di Semarang, Jumat (15/3) malam, dikutip Antara.

Menurut Ganjar, besar kecilnya anggaran kegiatan itu bersifat relatif. Ganjar memastikan acara itu bakal dihadiri sekitar 130 ribu orang yang berasal dari 35 kabupaten/kota.

Terkait instalasi bambu Getah Getih, laman Liputan6.com melaporkan bahwa dari pembuatan hingga pemasangan instalasi instalasi seni tersebut, Pemprov DKI Jakarta menghabiskan Anggaran senilai Rp 550 juta.

Anggaran tersebut berasal dari 10 BUMD DKI dengan sistem konsorsium. Dengan dana yang cukup besar dan hanya bertahan 11 bulan saja, membuat Anies Baswedan banyak dikritisi netizen dan dianggap menghambur-hamburkan dana.

KESIMPULAN

  1. Total anggaran untuk pengadaan pohon imitasi atau tanaman plastik itu sebesar Rp 573.259.995. Anggaran senilai Rp 8,1 miliar di Dinas Kehutanan DKI Jakarta digunakan untuk pengadaan pohon asli di wilayah Jakarta.
  2. Apel Kebangsaan yang digelar Pemprov Jawa Tengah, Minggu 17 Maret 2019, tidak hanya menghadirkan grup Band Slank. Selain Slank, terdapat sejumlah musisi seperti Armada, Letto, Virzha, serta penyanyi dangdut Nella Kharisma.

Berdasarkan sumber yang ada, pernyataan ini menggunakan fakta dan data yang benar, namun cara penyampaian atau kesimpulannya keliru serta mengarahkan ke tafsir yang salah.

ZAINAL ISHAQ

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cekfakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id