Keliru, Mata Uang BRICS Resmi Menggantikan Dolar AS

Rabu, 30 Oktober 2024 18:46 WIB

Keliru, Mata Uang BRICS Resmi Menggantikan Dolar AS

Sejumlah akun di Facebook ini [arsip] dan ini serta di TikTok mengunggah video kompilasi foto Presiden Rusia Vladimir Putin dan gambar mata uang BRICS yang diklaim telah resmi untuk menggantikan mata uang dolar AS sebagai pembayaran resmi internasional. 

BRICS adalah organisasi antar pemerintah yang namanya berasal dari singkatan lima negara yakni Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan. Salah satu gambar menampilkan lembaran BRICS dengan logo Indonesia.

Benarkah bahwa BRICS resmi mengeluarkan mata uang untuk menggantikan dolar AS sebagai transaksi ?

PEMERIKSAAN FAKTA

Hasil verifikasi Tempo, uang kertas dalam kolase video tersebut merupakan uang simbolis dan digunakan sebagai suvenir dalam KTT BRICS yang berlangsung di Kazan, Rusia. Lembaran uang tersebut saat ini bukan alat pembayaran dan tidak bisa digunakan untuk transaksi menggantikan dolar Amerika Serikat.

Dikutip dari situs media Rusia, RG.RU, sekretaris pers kepala negara, Dmitry Peskov, menyebut uang kertas itu sebagai “uang kuasi”, simbol kerja sama yang dilakukan negara-negara anggota BRICS dengan menampilkan bendera negara-negara anggotanya.

Pada KTT BRICS di Kazan yang digelar 22-24 Oktober 2024, penyelenggara mencetak simbol uang BRICS 50. Logo bendera Indonesia, tidak ada dalam cetakan uang kertas BRICS 50, seperti yang terlihat pada gambar depan dan belakang cetakan lembaran uang tersebut berikut ini:

Namun dalam situs media Rusia lainnya, Sputnik Globe, terdapat tiga jenis uang kertas BRICS yakni pecahan 50, 100, dan 200.  Logo Indonesia sendiri termuat pada lembaran uang BRICS 100 yang dicetak sebagai suvenir.

Indonesia sendiri hadir dalam KTT BRICS tahun ini. Tempo melansir, Presiden Prabowo Subianto mengatakan Indonesia perlu hadir dalam keanggotaan BRICS. Menurut dia, keanggotaan ini diperlukan agar Indonesia berada di semua tempat dan tidak condong pada blok tertentu.

Ide awal untuk membuat uang kertas tersebut berasal dari Direktur Percetakan Kirzhach, Evgeniy Fedorov beberapa tahun yang lalu. 

Dikutip dari kantor berita pemerintahan Rusia Tass.com bahwa bagian tengah uang kertas pecahan 100 memperlihatkan bendera nasional dari lima anggota kelompok tersebut - Brasil, Rusia, India, Cina dan Afrika Selatan - yang ditempatkan di dalam sebuah cincin. Setiap bendera disertai dengan nama negara, yang ditulis dalam salah satu bahasa resmi. Di atas bendera terdapat gambar bangunan bersejarah atau situs budaya yang terkait dengan masing-masing negara tertentu. Simbol Rusia adalah panorama Kremlin Moskow.

Sisi belakang uang kertas tersebut memperlihatkan bendera negara Aljazair, Argentina, Bahrain, Belarus, Venezuela, Mesir, Zimbabwe, Indonesia, Iran, Kazakhstan, Meksiko, dan Nigeria, serta bendera Afganistan, yang digunakan sebelum perebutan kekuasaan di negara tersebut oleh gerakan radikal Taliban (dilarang di Rusia), dan bendera Bangladesh sebelumnya, yang diubah pada tahun 1972. Setiap sudut sisi depan dan belakang menampilkan nama Bank Pembangunan Baru BRICS.

Mata Uang BRICS Masih Sebatas Ide

Mata uang BRICS masih sebatas ide. Belum ada pengumuman resmi yang dibuat mengenai peluncuran mata uang tersebut. Selama ini, kelima negara tersebut menggunakan mata uangnya masing-masing dalam melakukan transaksi perdagangan.

Meskipun BRICS belum meluncurkan mata uang tersebut sebagai pengganti dolar Amerika Serikat saat ini, namun Presiden Rusia Vladimir Putin menyerukan agar anggota-anggota BRICS dapat membuat mata uang alternatif sebagai pembayaran internasional untuk mencegah dolar sebagai senjata politik. Hal tersebut ia katakan saat membuka KTT BRICS pada 24 Oktober 2024, sebagaimana dikutip dari CNBC. 

Dolar Amerika Serikat (AS) menjadi mata uang cadangan devisa (cadev) yang paling banyak dipegang oleh bank sentral di dunia saat ini. International Monetary Fund (IMF) menunjukkan porsi dolar AS sebesar 58,4% sebagai cadev secara global. Dolar AS merupakan mata uang yang paling banyak digunakan untuk melakukan perdagangan internasional dan keuangan transaksi. Di luar negeri pasar valuta asing, tempat mata uang diperdagangkan, dolar AS juga terlibat dalam hampir 90% dari seluruh transaksi.  

Dikutip dari CNN Indonesia, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergei Tolchenov mengatkan bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin, belum berencana untuk membuat mata uang khusus bagi negara-negara anggota BRICS. Sebab, pembuatan mata uang BRICS membutuhkan proses panjang yang tidak mudah. Saat ini, semua negara anggota BRICS masih menggunakan mata uang nasional mereka atau mata uang dolar Amerika Serikat untuk melakukan aktivitas ekonomi dengan negara anggota lainnya.

Meski begitu, ia menegaskan bahwa pembentukkan mata uang BRICS sebetulnya masih memungkinkan jika semua negara bekerja sama untuk mewujudkan hal tersebut.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pemeriksaan Tempo, klaim bahwa mata uang BRICS telah resmi menggantikan dolar Amerika Serikat sebagai pembayaran internasional adalah keliru.

Mata uang BRICS masih sebatas ide sebagai alternatif dari dolar Amerika Serikat. Pencetakan mata uang BRICS tersebut hanyalah sebagai souvenir pada KTT BRICS di Kazan, Rusia tahun ini.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]