Keliru, Klaim Video Masyarakat Dukung Rempang Eco-City

Selasa, 6 Agustus 2024 22:34 WIB

Keliru, Klaim Video Masyarakat Dukung Rempang Eco-City

Sebuah video yang diklaim bentuk dukungan masyarakat terhadap pembangunan Rempang Eco-City, beredar di TikTok [arsip]. Dalam video tersebut, sekelompok orang menyatakan sebuah dukungan. Di antara mereka memegang bendera sejumlah organisasi masyarakat sipil, di antaranya adalah bendera LSM lingkungan, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi).

Pada unggahan itu juga disertai narasi bahwa dukungan masyarakat terus berdatangan terhadap keberlanjutan pembangunan Rempang Eco-City. Mereka mengharapkan untuk tidak terprovokasi oleh oknum-oknum tertentu.

Hingga artikel ini ditulis, video yang diunggah pada 25 Juli tersebut disukai 54 dan dibagikan 17 kali. Benarkah klaim video dukungan terhadap pembangunan Rempang Eco-City tersebut?

PEMERIKSAAN FAKTA

Video tersebut beredar di tengah konflik Proyek Strategis Nasional (PSN), Rempang Eco-City, sebuah proyek pembangunan pusat manufaktur panel surya yang besar, ladang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), dan proyek “Rempang Eco-City”. Luas lokasi untuk Rempang Eco-City di Pulau Rempang mencapai 17 ribu hektare.

PSN tersebut dibangun dengan menggusur warga Rempang yang telah menghuni pulau tersebut sejak Indonesia belum merdeka. Selama ini hak-hak warga atas legalisasi tanah leluhurnya diabaikan hingga terkatung-katung.

Tim Cek Fakta Tempo memeriksa klaim video di atas dengan menghubungi Walhi Riau dan Aceh untuk mengkonfirmasi apakah benar klaim dalam video tersebut. Menurut Manajer pengembangan program dan kajian Walhi Riau, Umi Ma’rufah, klaim video itu tidak benar. 

Video aslinya bukan dukungan terhadap pembangunan Rempang Eco-City melainkan dukungan untuk warga Pulau Rempang yang berjuang menolak penggusuran. “Wah itu bukan video dukungan. Ini memang akun penyebar hoax. Sebelumnya foto kami juga pernah dibuat seperti itu,” kata Umi kepada Tempo, Selasa, 6 Agustus 2024.

Untuk mengetahui sumber video, Umi mengontak Direktur Walhi Aceh, Sholihin. Menurut Sholihin, video yang digunakan oleh akun di atas adalah video deklarasi pembentukan Green Student Movement Chapter Aceh yang pernah diunggah di akun resmi Instagram Walhi Aceh pada 15 Oktober 2023.

Video yang disebarkan di TikTok tersebut adalah video hasil suntingan dengan menambahkan teks dukungan ke Rempang Eco-City dan menghilangkan sejumlah pernyataan sehingga mengubah makna.

Dalam video aslinya, para pelajar dan Walhi Aceh tersebut menyerukan pernyataan sebagai berikut:

“Kami GSM, SLA dan Walhi Aceh, mendukung sepenuhnya perjuangan masyarakat Rempang. Masyarakat Rempang tidak sendiri karena kita bersaudara. Dari Aceh untuk Rempang, salam adil lestari.”

Tentang akun penyebar

Akun anonim bernama @anak12melayu yang menyebarkan disinformasi terkait Rempang tersebut baru dibuat di TikTok pada 21 Juli 2024. Terdapat 21 konten yang telah dipublikasikan, seluruhnya membingkai tentang dukungan atas pembangunan Rempang Eco-City.

Konten pertama yang diunggah juga hasil rekayasa yang tidak sesuai dengan fakta (disinformasi). Konten tersebut berisi foto sejumlah perempuan dengan narasi: Dukungan Masyarakat Sembulang dalam Pembangunan Rempang Eco-City. Konten tersebut diklaim bersumber dari Republika.co.id.

Hasil verifikasi Tempo menunjukkan, Republika tidak pernah memuat pemberitaan berjudul “Dukungan Masyarakat Sembulang dalam Pembangunan Rempang Eco-City”.

Pada 25 Juli 2024, Walhi melalui akun resmi Instagram menjelaskan, video asli yang digunakan oleh akun anak12melayu tersebut justru adalah warga Rempang bersama Tim Solidaritas untuk menyuarakan penolakan penggusuran karena proyek Rempang Eco-City.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa video kalim dukungan terhadap pembangunan Rempang Eco-City adalah keliru. Video tersebut milik Walhi Aceh yang diedit audionya, sehingga mengubah makna aslinya. 

TIM CEK FAKTA TEMPO

** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]