Sebagian Benar, Video Berisi Klaim Satu Desa di Madura Tak Dapat Undangan Mencoblos dan Semua Surat Suara Tercoblos Sebelum Pemilihan Pemilu 2024

Rabu, 14 Februari 2024 20:37 WIB

Sebagian Benar, Video Berisi Klaim Satu Desa di Madura Tak Dapat Undangan Mencoblos dan Semua Surat Suara Tercoblos Sebelum Pemilihan Pemilu 2024

Sebuah video beredar di WhatsApp dan Facebook akun ini, ini dan ini, yang diklaim memperlihatkan warga satu desa di Madura yang memprotes Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang tidak membagikan undangan mencoblos dalam Pemilu 2024 pada mereka.

Video menampilkan tiga orang pria yang dibentak-bentak yang diklaim sebagai KPPS yang sedang diprotes warga desa di Madura, karena tidak membagikan undangan mancoblos. Selain itu, narasi yang beredar di media sosial mengatakan semua surat suara di TPS tersebut juga sudah dicoblos sebelum hari pemilihan, dalam pelaksanaan Pemilu 2024.

Berikut tulisan yang dibagikan bersama video itu: Madura sudah geger... 1 desa undangan gak ada yg disebar, dan semua surat suara sudah tercoblos 02... Rumah Ketua KPPS mau dibakar

Namun, benarkah video itu memperlihatkan warga satu desa di Madura yang protes tak dapat undangan mencoblos?

PEMERIKSAAN FAKTA

Tempo menverifikasi video itu dengan video dengan informasi terkonfirmasi yang ada di internet, yang ditemukan menggunakan kata kunci dan mesin pencari Google. Ditemukan beberapa berita yang telah menjelaskan peristiwa di madura tersebut.

Berikut hasil penelusurannya:

Verifikasi Video

Sebagian Benar, Video Berisi Klaim Satu Desa di Madura Tak Dapat Undangan Mencoblos dan Semua Surat Suara Tercoblos Sebelum Pemilihan Pemilu 2024

Video yang beredar memperlihatkan seorang pria bersarung dan berkopiah hitam membentak dan menunjuk-nunjuk tiga orang dalam sebuah ruangan, yang dikelilingi sekitar belasan orang. Video memiliki kesamaan dengan foto berita Merdeka.com.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy’ari mengatakan memang ada insiden sejumlah orang mengeruduk KPPS di TPS 21, Desa Gunung Kesan, Kecamatan Karang Penang, Kabupaten Sampang, Madura, Selasa malam, 13 Februari 2024.

Namun, kejadian sesungguhnya tidak seperti narasi yang beredar. Dia mengatakan kejadian pada malam sebelum hari pencoblosan Pemilu 2024 itu adalah kesalahpahaman warga yang mengira KPPS sedang mencoblos surat suara, padahal sedang mempersiapkan TPS.

"Mereka menduga surat suara sudah dicoblos. Sekalipun KPPS sudah menjelaskan aktivitasnya mendirikan TPS, bukan coblos surat suara. Akan tetapi penjelasan itu tak dihiraukan," kata Hasyim, Rabu 14 Februari 2024.

Warga yang curiga sempat membawa sebagian perlengkapan pemungutan suara dan orang-orang KPPS di TPS tersebut. Barang-barang dan petugas KPPS baru dikembalikan TPS pagi keesokan harinya, jelang rapat pembukaan pemungutan suara.

Hal itu menimbulkan kendala pemungutan suara di TPS tersebut karena petugas KPPS tidak bisa mempersiapkan TPS secara tuntas malam sebelumnya. Selain itu, Hasyim menilai insiden itu menimbulkan tarumatik pada petugas KPPS.

"KPU Sampang mengecam tindakan kekerasan verbal tersebut. Tindakannya tidak hanya menghambat tahapan Pemilu. Tapi juga menyisakan trauma psikis bagi korban," kata dia.

Dilansir Antara, Ketua KPU Sampang Addy Imansyah memberikan keterangan serupa. Dia mengatakan narasi yang beredar di media sosial, berdasarkan penelusuran ke lapangan, adalah hoaks.

"Setelah ditelusuri dan didalami ke lokasi beberapa saat kemudian bersama TNI/Polri, kami jelaskan bahwa itu narasi hoaks dan hanya kesalahpahaman semata," kata Addy, Rabu 14 Februari 2024.

Diduga Ada Keterlambatan

Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Sampang, Mat Sodik, mengatakan bahwa diduga terjadi keterlambatan pembagian undangan pencoblosan kepada pemilih alias Formulir Model C, di Desa Gunung Kesan dan Gunung Rancak, di daerah tersebu, menurut laporan Kompas.id.

Hal itu memantik protes warga ke KPPS di dua desa tersebut karena khawatir tidak bisa memilih pada hari pencoblosan. Saat warga datang, petugas KPPS sedang mempersiapkan TPS, namun terjadi kesalahpahaman dan dicurigai sedang mencoblos surat suara. 

KESIMPULAN

Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan warga satu desa di Madura tidak dapat undangan mencoblos dan semua surat suara di sana telah dicoblos secara curang, adalah klaim Sebagian Benar.

Isi video tersebut memang benar warga satu desa di Madura yang memprotes Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang tidak membagikan undangan mencoblos dalam Pemilu 2024 pada mereka. Namun klaim semua Surat suara tercoblos sebelum Pemilu 2024 adalah keliru.

TIM CEK FAKTA TEMPO

Artikel ini adalah hasil kolaborasi Aliansi Jurnalis Independen, Asosiasi Media Siber Indonesia, Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia, Cekfakta.com dengan melibatkan hampir 100 media yang meliputi tim media di tingkat nasional dan media di lokal secara online

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]