Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Pesan Berantai dari Profesor Suparman Usman Ajak Masyarakat Boikot Google dan YouTube

Sabtu, 16 Desember 2023 13:44 WIB

Keliru, Pesan Berantai dari Profesor Suparman Usman Ajak Masyarakat Boikot Google dan YouTube

Sebuah konten beredar di WhatsApp dan Facebook [arsip] berisi klaim bahwa Guru Besar Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin, Banten, Suparman Usman, mengajak masyarakat memboikot Google dan YouTube karena akan meluncurkan trailer film yang merendahkan atau menghina Nabi Muhammad. Pemboikotan itu dikatakan bertujuan memberikan kerugian secara finansial pada Google.

Berikut isi narasi itu selengkapnya: Info penting dari Prof. DR. H. Suparman Usman (Dosen Guru Besar IAIN SMHB Serang & Untirta Srg). Hari ini dan besok jgn access Google & Youtube karena Google dan Youtube akan melounching film trailer degrading Nabi Muhammed SAW…..

Namun, benarkah Prof Usman mengeluarkan pernyataan tersebut?

PEMERIKSAAN FAKTA

Tim Cek Fakta Tempo menghubungi Prof Usman langsung melalui telepon untuk mengkonfirmasi narasi itu. Dia menegaskan tidak mengeluarkan pernyataan mengajak pemboikotan Google dan YouTube. “Itu bukan dari saya, nggak tahu itu dari mana asalnya, kok muncul nama saya,” kata Prof Usman, Jumat, 15 Desember 2023.

Dia mengatakan sejumlah kolega pun menanyakan narasi tersebut kepada dirinya, termasuk yang dari Makassar, Sulawesi Selatan. Ia pun menjawab tidak pernah membuat dan menyebar pernyataan tersebut dan tidak tahu siapa yang melakukannya.

Prof Usman menjelaskan dirinya setiap hari mengajar Ilmu Hukum di Untirta dan UIN Sultan Maulana Hasanuddin, Banten. Dia mengaku tidak memiliki urusan dengan isu-isu yang disebarkan melalui narasi tersebut. “Saya kan setiap hari ngajar di Untirta, di UIN. Apa urusannya saya dengan itu, nggak tahu itu jadi muncul nama saya,” kata dia lagi.

Kontroversi Film “Innocence of Muslims”

Pada 2012 pernah muncul sebuah video kontroversial di YouTube yang menyebabkan platform tersebut diboikot komunitas muslim. Dilansir The Guardian, 19 Mei 2015, sebuah trailer film berjudul “Innocence of Muslims” diunggah ke YouTube oleh penulis naskah dan sutradaranya, Mark Basseley Youssef, pada tahun 2012. 

Video itu dianggap menghujat Nabi Muhammad hingga timbul protes, pemboikotan, dan kerusuhan pada komunitas muslim, terutama di Timur Tengah. Pengadilan di Amerika Serikat memutuskan YouTube harus menghapus video tersebut, yang didukung presiden saat itu, Barack Obama, dan para tokoh dunia.

Aktris dalam video tersebut, Cindy Lee Garcia, merupakan orang yang mengajukan gugatan penghapusan video tersebut. Dia mengaku sebelumnya berakting untuk film Desert Warrior, namun suara dialog dirinya dan judul film telah diubah oleh produser.

Pihak Google tidak menyatakan mengikuti putusan pengadilan saat dimintai tanggapan. Apalagi, pada tahun 2015 pengadilan di tahap banding Amerika Serikat memutuskan agar trailer film itu tidak harus dihapus dari platform YouTube.

KESIMPULAN

Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan Guru Besar Untirta dan UIN Sultan Maulana Hasanuddin, Banten, Prof. Dr. H. Suparman Usman, SH.,MH. mengajak masyarakat memboikot Google dan YouTube karena akan meluncurkan trailer film yang menghina atau merendahkan Nabi Muhammad, adalah keliru.

Kasus video kontroversial yang dianggap menghujat Nabi Muhammad pernah tayang di YouTube pada 2012. Namun, sesungguhnya Prof Suparman menyatakan tidak terkait dengan isu tersebut.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id