Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Penggunaan Ventilator Bagi Pasien COVID-19 Bisa Sebabkan Kematian

Senin, 29 Mei 2023 20:20 WIB

Keliru, Penggunaan Ventilator Bagi Pasien COVID-19 Bisa Sebabkan Kematian

Video berdurasi 42 detik menyatakan penggunaan ventilator bagi pasien Covid-19 menyebabkan banyak kematian ketimbang yang tidak menggunakan ventilator. Video yang diunggah di media sosial Instagram pada 16 Mei 2023 itu menambahkan narasi: 

Mengapa selama Covid-19 banyak yang meninggal di rumah sakit, tapi bukan di tengah jalan raya atau mall dan tempat umum lainnya. Faktor penyebabnya adalah penggunaan ventilator dan obat-obat racun Covid-19. Jadi mereka meninggal bukan karena Covid-19, melainkan karena dibunuh dengan sengaja”.

Lantas benarkah penggunaan ventilator bagi korban Covid-19 menyebabkan banyak orang meninggal dunia?

PEMERIKSAAAN FAKTA

Untuk membuktikan klaim diatas, Tim Cek Fakta Tempo mula-mula menelusuri informasi terkait penggunaan ventilator bagi korban Covid-19 menyebabkan orang meninggal dunia dari sumber kredibel. 

Dikutip dari Cek Fakta Associated Press (AP), kantor berita yang berpusat di New York, Amerika Serikat, klaim yang menyatakan bahwa pasien COVID-19 yang dipasangi ventilator akan meninggal tanpa intervensi merupakan informasi yang menyesatkan. Studi menemukan bahwa virus Covid-19 masih menjadi penyebab utama orang meninggal dunia.   

Dr. Amesh Adalja, seorang sarjana senior di Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins mengatakan interpretasi yang keliru tampaknya berasal dari kurangnya pemahaman tentang pengambilan keputusan klinis terkait ventilator. Ventilator digunakan sebagai tindakan penyelamatan nyawa pasien yang mengalami gagal nafas. “Jangan menganggap remeh penggunaan ventilator mekanik bagi korban yang mengalami gagal nafas,” ujarnya.

Sara Auld, Mark Caridi-Scheible, James M. Blum, et al dalam penelitiannya berjudul "ICU and ventilator mortality among critically ill adults with COVID-19," yang terbit pada 26 April 2020, mendapati pasien Covid-19 yang menggunakan ventilator memiliki peluang bertahan hidup lebih tinggi ketimbang yang tidak menggunakan ventilator. 

Di antara 217 pasien sakit kritis, kematian bagi mereka yang membutuhkan ventilasi mekanis adalah 29,7 persen. Sementara pasien yang bertahan hidup 40,1 persen. Meskipun beberapa laporan tingkat kematian melebihi 50 persen di antara orang dewasa yang sakit kritis dengan Covid-19, namun di antara mereka yang membutuhkan ventilasi mekanis justru memiliki peluang bertahan lebih tinggi. Pengalaman awal mereka menunjukkan bahwa banyak pasien yang bertahan dari penyakit kritis.

Karenanya laporan yang mengatakan secara keseluruhan, laporan-laporan ini menimbulkan kekhawatiran bahwa kelangsungan hidup di antara mereka yang menerima ventilasi mekanis sangat buruk. Berbeda dengan sebagian besar laporan sebelumnya, data kami memberikan bukti bahwa tingkat kematian pada COVID-19 dapat sebanding dengan yang terlihat. 

Meski demikian, pasien Covid-19 yang meninggal setelah dibantu ventilator masih banyak ditemukan. Dikutip dari CNN, sebuah studi mencatat sekitar 20  pasien Covid-19 yang dirawat di Northwell Health meninggal, dan 25 persen dari mereka meninggal menggunakan ventilator. 

Namun Christopher S. King, dalam penelitian yang berjudul “Outcomes of mechanically ventilated patients with COVID-19 associated respiratory failure” mendapati mayoritas pasien Covid-19 meninggal dunia saat menggunakan ventilator adalah pasien dengan usia lanjut. Sementara sebagian besar pasien yang membutuhkan ventilasi mekanis invasif tidak pada usia lanjut, justru memiliki peluang yang lebih besar untuk pulih. 

KESIMPULAN

Hasil pemeriksaaan Tempo menunjukkan klaim penggunaan ventilator bagi korban COVID-19 menyebabkan meninggal dunia adalah keliru

Meski terdapat pasien COVID-19 yang meninggal setelah dibantu ventilator, namun kondisi tersebut tidak sepenuh berlaku untuk semua pasien di segala usia. 

Dr. Amesh Adalja, seorang sarjana senior di Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins mengatakan representasi yang keliru tampaknya berasal dari kurangnya pemahaman tentang pengambilan keputusan klinis terkait ventilator. Ventilator digunakan sebagai tindakan penyelamatan nyawa pasien yang mengalami gagal nafas.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id