Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Perdana Menteri Israel Ariel Sharon Masih Hidup dalam Kondisi Koma

Senin, 22 Mei 2023 17:42 WIB

Keliru, Perdana Menteri Israel Ariel Sharon Masih Hidup dalam Kondisi Koma

Sebuah video dengan klaim Perdana Menteri Israel Ariel Sharon dalam kondisi koma, beredar di aplikasi perpesanan WhatsApp. Video berdurasi 1 menit tersebut memperlihatkan seseorang terbaring dengan sebagian kepala diperban.

Video juga menunjukkan kondisi mata kirinya yang dipenuhi belatung setelah perban yang menutupinya dibuka. Orang yang membuka perban lalu membersihkan wajahnya dari belatung-belatung tersebut.

Keterangan yang disertakan mengatakan video itu menunjukkan saat ini kondisi Ariel Sharon yang koma selama delapan tahun, mengalami kebusukan di sebagian tubuhnya hingga dihinggapi belatung.

Video serupa juga beredar di Facebook. Benarkah saat ini kondisi Perdana Menteri Israel Ariel Sharon koma selama delapan tahun?

PEMERIKSAAN FAKTA

Tim Cek Fakta Tempo memeriksa kebenaran klaim-klaim itu dengan mencari informasi valid dari sumber-sumber terpercaya, serta menelusuri informasi video menggunakan metode reverse image search di mesin pencari Google dan Yandex.

Hasilnya bahwa klaim-klaim itu mengandung kekeliruan dan informasi yang tidak valid. 

Ariel Sharon adalah Mantan Perdana Menteri Israel yang mengalami koma selama delapan tahun sejak 2006 dan meninggal dunia pada 2014. Dikutip dari BBC, ia mengalami stroke mulai tahun 2005 yang kembali menyerang secara lebih parah tahun 2006. Sejak saat itu ia koma selama delapan tahun dan meninggal dunia tahun 2014.

Setelah ia menjabat Perdana Menteri Israel, meletus Perang Intifada II yang menewaskan 4.219 warga Palestina dan 1.024 warga Israel. Selama masa hidupnya, ia terbukti terlibat aktif dalam sejumlah penyerbuan yang mengakibatkan puluhan ribu warga sipil Palestina meninggal dunia. 

Tidak pernah ada foto atau video resmi yang dipublikasikan saat Ariel Sharon koma di rumah sakit. Pada 2010, seorang seniman Israel Noam Braslavsky pernah membuat instalasi seni berupa model seukuran Ariel Sharon yang terbaring koma di ranjang rumah sakit,  yang diluncurkan di Tel Aviv akhir dalam sebuah pameran seni. Karya itu untuk menggambarkan inersia politik yang sedang mencengkeram negara Yahudi saat itu.

Dikutip dari AFP, karya seni model mantan perdana menteri itu digambarkan terbaring di ranjang rumah sakit di sebuah ruangan kosong di galeri seni Kishon di Tel Aviv, matanya terbuka, perutnya yang besar naik dan turun saat dia bernapas.  

Sementara Perdana Menteri Israel saat ini adalah Benjamin Netanyahu.

Tentang Video

Video pria yang dirawat di rumah sakit itu sebenarnya baru beredar di Youtube sejak tahun 2022. Belum ada keterangan pasti siapakah pria dalam video itu. Sejumlah akun mengklaimnya sebagai Sharon, namun beredar klaim lain bahwa pria itu adalah Ayatollah Sadegh Khalkhali, tokoh Revolusi Islam Iran 1979, atau seorang polisi dari Lahore.  Akun-akun Youtube yang mengatakan sosok orang sakit itu adalah Sharon bisa dilihat di sini, sementara yang menyatakan orang itu Khalkhali bisa ditemukan di sini, atau yang menyebutnya seorang polisi di Lahore.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, klaim yang mengatakan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon sekarang mengalami koma yang sudah berlangsung delapan tahun dengan tubuh membusuk yang dihinggapi belatung adalah keliru.

Perdana Menteri Israel saat ini adalah Benjamin Netanyahu dan Ariel Sharon merupakan mantan Perdana Menteri Israel yang mengalami koma selama delapan tahun dan meninggal dunia pada 2014.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id