Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Klaim Vaksin Covid-19 Bunuh Lebih Banyak Warga Jepang Dibandingkan Perang Dunia II

Jumat, 24 Maret 2023 21:10 WIB

Keliru, Klaim Vaksin Covid-19 Bunuh Lebih Banyak Warga Jepang Dibandingkan Perang Dunia II

Salah satu akun Instagram membagikan unggahan dengan klaim bahwa Vaksin Covid-19 membunuh rakyat Jepang lebih besar daripada korban mereka dalam Perang Dunia II. Unggahan itu berupa tangkapan layar percakapan di WhatsApp dengan foto seorang pria mengenakan jas hitam yang sedang berbicara di sebuah forum.  

Tidak hanya itu, pada bagian gambar itu juga terdapat pernyataan, Pemerintah Jepang didesak untuk mengatakan yang sebenarnya tentang banyaknya cedera akibat vaksin dan kematian yang berlebihan. Menyatakan kematian pada orang yang divaksin 38 kali lebih tinggi dibandingkan setelah divaksin flu.

Dibagikan 14 Maret 2023, unggahan ini disukai 14 pengguna Instagram dan 1 komentar. Namun, benarkah vaksin Covid-19 membunuh lebih banyak warga Jepang dibandingkan perang dunia kedua?

PEMERIKSAAN FAKTA

Hasil verifikasi Tempo menunjukkan, Menteri Kesehatan Jepang, Katsunobu Kato, mengatakan hanya ada satu kasus kematian di Jepang, yang memiliki hubungan dengan vaksin Covid-19. Sejak Covid-19 melanda Jepang mulai Januari 2020 hingga 23 Maret 2023, jumlah kematian akibat virus itu mencapai 73.551 jiwa. Korban tewas akibat Perang Dunia II di Jepang dilaporkan sebanyak 2,6 juta jiwa.  

Tangkapan layar yang dibagikan tersebut terlihat seorang pria yang berdiri memakai jas hitam. Pria itu adalah anggota Parlemen Jepang bernama Hirofumi Yanagase. Tempo menemukan, Yanagase membahas soal vaksin Covid-19 yang diduga telah menyebabkan kematian yang tinggi di hadapan Parlemen Jepang, pada 13 Maret 2023.

Dikutip dari Slay New, Yanagase menuntut agar pemerintah berterus terang setelah negara itu baru saja mencatat 210.000 kematian berlebih yang mengejutkan, jumlah tertinggi sejak Perang Dunia II. Dia kemudian meminta ada penyelidikan terhadap angka kematian yang dikaitkan dengan vaksin Covid-19.

Pada kesempatan itu, Menteri Kesehatan Jepang Katsunobu Kato, membantah jumlah kematian yang tinggi akibat vaksin Covid-19. Dari kematian yang terjadi, pemerintah Jepang hanya menemukan satu kasus yang terkait dengan vaksin,” kata Katsunobu Kato dikutip dari channel YouTube Hirofumi Yanagase, yang ditayangkan pada 13 Maret 2023.

Dilansir The Japan Time, satu kematian terjadi pada seorang wanita berusia 42 tahun pada bulan November 2022 setelah menerima vaksin COVID-19. Wanita itu dibawa ke rumah sakit tetapi meninggal karena gagal jantung akut satu jam 40 menit, setelah menerima vaksin COVID-19. CT scan postmortem menunjukkan bahwa dia telah mengalami edema paru akut, penumpukan cairan di paru-paru secara tiba-tiba

Dikutip dari situs resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), angka kematian karena Covid-19 di Jepang sejak Januari 2020 hingga 23 Maret 2023 mencapai 73.551 jiwa, dari total infeksi 33.374.303 orang. Sementara jumlah vaksin yang diberikan hingga 26 Februari 2023 sebanyak 381.845.653 dosis. 

Penyebab Tingginya Kematian di Jepang

Pakar medis percaya, kombinasi faktor adalah alasan meningkatnya kematian akibat Covid-19 di Jepang. Pertama dan terpenting adalah tingginya jumlah orang tua di negara tersebut. Jepang memiliki rasio populasi lansia tertinggi di dunia, 29,1 persen penduduknya berusia di atas 65 tahun. Menurut para ahli, sebagian besar kematian akibat Covid-19 terbaru adalah orang lanjut usia dengan kondisi medis yang mendasarinya.

Kepala pusat pengendalian dan pencegahan penyakit di National Center for Global Health and Medicine, dan penasehat Pemerintah Metropolitan Tokyo, Norio Ohmagari, kepada Bloomberg mengatakan, Jepang adalah masyarakat yang sangat menua, yang berarti proporsi orang dengan risiko kematian yang lebih besar adalah tinggi.

“Dalam jangka panjang, kemungkinan Jepang akan menjadi salah satu negara dengan tingkat kematian yang tinggi,” kata Ohmagari, dikutip dari situs Firstpost dengan judul Japan’s COVID-deaths are at an all-time high. What’s age got to do with it?, 3 Februari 2023.

Alasan lain tingginya angka kematian akibat Covid-19 adalah karena jumlah orang yang terinfeksi sangat tinggi. Kemudian, ledakan kasus dikaitkan dengan pembukaan semua perjalanan internasional telah dilanjutkan dan juga karena pelonggaran protokol Covid.

“Angka kematian semakin besar jika ada banyak kasus,” kata Ketua Kebijakan Kesehatan Global di Tokyo Foundation for Policy Research, Prof Kenji Shibuya.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta, klaim vaksin Covid membunuh lebih banyak warga Jepang dibandingkan perang dunia adalah keliru.

Sejauh ini otoritas Jepang merilis hanya ada satu kasus kematian yang memiliki hubungan dengan vaksin Covid-19. Sejak Covid-19 melanda Jepang Januari 2020 hingga 23 Maret 2023, jumlah kematian karena virus SARS-CoV-2 mencapai 73.551 jiwa. Sedangkan korban tewas Perang Dunia II di Jepang sebanyak 2,6 juta jiwa.

TIM CEK FAKTA TEMPO

** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id