Benar: PM Inggris Menyatakan Tidak Ada Genosida di Palestina
Senin, 23 Juni 2025 09:54 WIB

TEMPO menerima permintaan pembaca untuk memverifikasi sebuah cuplikan gambar PM Inggris yang beredar di WhatsApp [arsip]. Cuplikan itu memuat klaim bahwa PM Inggris Keir Starmer menyatakan tidak ada genosida di Palestina.
“British Prime Minister Asserts No Genocide in Gaza During UK Parliament Speech,” demikian judul cuplikan layar itu yang berisi foto Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer.
Artikel ini akan memverifikasi dua klaim: Pertama, benarkah Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer menyatakan hal itu? Kedua, benarkah tidak ada genosida di Palestina?
PEMERIKSAAN FAKTA
Tempo memverifikasi klaim tersebut dengan menelusuri pemberitaan dan artikel kredibel. Hasilnya, Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer memang menyangkal bahwa genosida memang benar terjadi di Palestina oleh Israel.
Verifikasi Gambar
Akun Facebook Islam Channel pertama kali mengunggah cuplikan gambar tersebut pada 15 November 2024. Pernyataan Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer tersebut, terjadi dalam sesi tanya-jawab dengan parlemen Inggris pada 13 November 2024.
Saat itu sejumlah anggota parlemen Inggris, mengkritik karena pemerintah mereka tidak menggolongkan tindakan Israel terhadap penduduk Palestina di Gaza sebagai genosida.
Menjawab kritik itu, Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, mengatakan alasan militer Israel membunuh warga Palestina di Gaza karena serangan kelompok Hamas pada Oktober 2023. Dia menyatakan perbuatan pemerintah Israel tidak menggambarkan genosida.
"Akan lebih bijaksana untuk memulai pertanyaan seperti itu dengan merujuk pada apa yang terjadi pada bulan Oktober tahun lalu. Saya sangat memahami definisi genosida. Itulah sebabnya saya tidak pernah menggambarkan dan menyebutnya sebagai genosida,” kata Keir saat itu, sebagaimana dilaporkan juga oleh Anadolu Agency.
Mengapa Tindakan Israel di Gaza Digolongkan sebagai Genosida?
Jaringan Universitas untuk Hak Asasi Manusia (UNHR), sebuah konsorsium pusat hak asasi manusia di perguruan tinggi di seluruh dunia, telah menyimpulkan bahwa tindakan Israel sejak 7 Oktober 2023 telah melanggar Konvensi Genosida. Tindakan genosida tersebut berupa pembunuhan, menyebabkan kerusakan serius, dan menimbulkan kondisi hidup yang dirancang untuk menyebabkan kehancuran fisik terhadap warga Palestina di Gaza, bagian yang signifikan dari rakyat Palestina.
Antara 7 Oktober 2023 dan 1 Mei 2024, Israel telah membunuh setidaknya 34.568 warga Palestina dan melukai 77.765 warga Palestina lainnya di Gaza. Angka-angka ini secara total melebihi 5 persen dari populasi Gaza, dengan lebih dari 2 persen anak-anak Gaza yang tewas atau terluka.
Sekitar 14.500 dari warga Palestina yang tewas di Gaza adalah anak-anak. Israel membunuh lebih banyak anak dalam empat bulan pertama serangannya daripada jumlah anak-anak yang tewas dalam semua konflik di dunia selama empat tahun terakhir. Pasukan Israel telah membunuh warga Palestina tanpa memedulikan status perlindungan mereka di bawah hukum internasional, dengan serangan bom saat ini menjadi konflik paling mematikan bagi jurnalis yang pernah tercatat dan jumlah personel PBB yang tewas mencapai tingkat yang belum pernah terjadi dalam sejarah.
Operasi militer Israel telah menghancurkan hingga 70 persen rumah di Gaza dan merusak infrastruktur sipil, termasuk rumah sakit, sekolah, universitas, fasilitas PBB, serta situs warisan budaya dan agama. Sebanyak 1,7 juta warga sipil—lebih dari 75 persen populasi Gaza—telah dipaksa mengungsi akibat serangan militer Israel. Warga sipil di Gaza menghadapi tingkat kelaparan dan kekurangan yang parah akibat pembatasan Israel serta gagal memastikan akses yang memadai ke kebutuhan dasar kehidupan, termasuk makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar.
KESIMPULAN
Verifikasi Tempo menyimpulkan narasi yang menyatakan PM Inggris Keir Starmer tidak mengakui genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina adalah benar.
TIM CEK FAKTA TEMPO
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]