Keliru, Suku Dayak Ngamuk, Rebut Sabah dan Sarawak dari Pelukan Malaysia
Senin, 8 Agustus 2022 21:58 WIB
Video berdurasi 8 menit berjudul Suku Day4k Ng4mvk !! Rebvt Sab4h dan Sar4wak dari Peluk4n Mal4ys1a (baca: Suku Dayak Ngamuk! Rebut Sabah dan Sarawak dari Pelukan Malaysia) diunggah di Facebook, 29 Juli 2022.
Video itu berisi kompilasi video yang bergantian memperlihatkan atraksi suku Dayak dan suasana kota Malaysia. Narator di dalam video itu menyampaikan narasi tentang Islamisasi yang menjadi ancaman serius di Malaysia dan melahirkan protes dari suku Dayak Iban.
Tangkapan layar video yang beredar di Facebook tentang perebutan Sabah dan Serawak dari Malaysia oleh Suku Dayak
Benarkah kompilasi video itu adalah bagian protes suku Dayak?
PEMERIKSAAN FAKTA
Tempo memeriksa potongan sejumlah video dan menemukan bahwa unjuk rasa maupun atraksi suku Dayak di dalam video itu terjadi di Kalimantan, Indonesia. Mereka tidak terkait dengan protes suku Dayak Iban di Malaysia.
Pemeriksaan potongan video 1
Mula-mula Tempo memeriksa potongan video unjuk rasa yang muncul pada pada detik ke-59, menit 1:15; menit 2:24; menit 2:56; menit 3:07; menit 3:17.
Tempo menggunakan kata kunci yang terlihat pada spanduk merah yang dibentangkan. Di dalam spanduk itu memuat beberapa kata yakni “Aliansi Dayak Bersatu”, “Kalimantan Tengah”, dan “Food Estate”. Dengan tiga kata kunci itu, Tempo menemukan video berita yang sama pernah dipublikasikan di Kanal Dayak TV pada 1 September 2020.
Berita tersebut memuat keterangan tentang aksi Aliansi Dayak Bersatu menolak kedatangan transmigrasi baru di Kalimantan Tengah. Mereka juga meminta dilibatkan dalam program Food Estate. Aksi itu dilakukan di halaman kantor DPRD dan Gubernur Kalimantan Tengah.
Pemeriksaan potongan video 2
Pada menit 3:09 terlihat nama Sintang pada gedung di belakang para suku Dayak menggelar atraksi. Video ini identik dengan yang diunggah salah satu akun di Youtube pada 9 Juli 2019, berjudul Pekan Gawai Dayak Kabupaten Sintang. Kabupaten Sintang sendiri berada di Provinsi Kalimantan Barat.
Pemeriksaan potongan video 3
Sedangkan video ketiga pada detik ke-7 dan menit 1:37, adalah saat Sekretariat Jenderal DPR RI menerima kunjungan delegasi dari pemuda Malaysia dan Kementerian Belia dan Sukan Malaysia. Dalam kunjungan 12 Maret 2020 tersebut, Sekretariat DPR RI menjelaskan tentang proses perancangan Undang-undang dan mekanisme kerja DPR RI. Video aslinya dipublikasikan di kanal Youtube DPR RI.
Narasi tidak terkait dengan video
Tempo memasukkan judul yang tertera di dalam video, Panglima Ribut: Islamisasi yang Menjadi Ancaman Serius di Malaysia ke pencarian Google. Berita ini pernah dimuat di situs Suara Pemred Kalbar pada 7 September 2021.
Berita itu memuat pernyataan Pemuka pemuda Suku Dayak Iban di Negara Bagian Sarawak, Federasi Malaysia, Peter John Jaban (Panglima Ribut) yang mengatakan, pembatasan penyebaran agama di luar Islam, menjadi ancaman perpecahan paling serius di Federasi Malaysia. Pernyataan itu disampaikan Panglima Ribut di Kuching, Sarawak, Selasa pagi, 7 September 2021.
Narasi di dalam video tersebut sama sekali tidak terkait dengan kompilasi video yang ditampilkan.
Dikutip dari Tempo, Sarawak dan Sabah adalah negara bagian di Malaysia yang terletak di Pulau Kalimantan. Sarawak yang merupakan negara bagian terbesar di Malaysia, memiliki 27 etnis, termasuk sejumlah suku Dayak seperti Iban, Kenyah, dan Punan, serta Melayu dan juga Bugis.
KESIMPULAN
Dari pemeriksaan fakta di atas, Tempo menyimpulkan video berjudul Suku Dayak Ngamuk! Rebut Sabah dan Sarawak dari Pelukan Malaysia, adalah keliru.
Video tersebut berisi gabungan video unjuk rasa Aliansi Dayak Bersatu menolak masuknya transmigrasi di Kalimantan Tengah dan atraksi suku Dayak dalam Pekan Gawai Dayak di Sintang, Kalbar. Video suku Dayak tersebut tidak terkait dengan narasi di dalam video.
TIM CEK FAKTA TEMPO
** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami.