Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Makanan Kaleng Asal Thailand Terkontaminasi Darah dan Virus HIV

Selasa, 21 Juni 2022 09:28 WIB

Keliru, Makanan Kaleng Asal Thailand Terkontaminasi Darah dan Virus HIV

Pesan berantai tentang produk makanan kaleng Thailand mengandung virus HIV beredar di aplikasi percakapan whatsapp. Masyarakat diminta untuk tidak mengkonsumsi makanan kaleng, terutama buah-buahan yang berasal dari negara Gajah Putih tersebut.

“Tolong beritahu adek2, suami, isteri dan semua teman2 Perhatian ; Mulai saat ini jangan makan makanan kaleng ,terutama buah2an , khususnya produksi Thailand. Karena di negara itu ada kira2 200 orang pengidap aids kerja di pabrik kalengan, dan mereka masukkan darah mereka ke dalam kalengan2 itu,” demikian isi sebagian pesan berantai yang diterima Tempo, Senin 20 Juni 2022. 

Disebutkan bahwa sumber informasi tersebut berasal dari Ibu Dubes KBRI di Kuala Lumpur. Tercantum nama pula nama Rita Toisuta Arifson yang diklaim dari Kementerian Kesehatan 

Tangkapan layar pesan berantai yang berisi klaim bahwa makanan kaleng dari Thailand terkontaminasi darah dan virus HIV.

PEMERIKSAAN FAKTA

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI serta Pemerintah Thailand telah membantah pesan berantai yang beredar sejak 2014 tersebut. Produk makanan kaleng dari Thailand dinyatakan aman dikonsumsi dan tidak mengandung darah HIV/AIDS. Selain itu, HIV tidak dapat dihidup di luar tubuh manusia.

Tim Cek Fakta Tempo menelusuri link berita yang tercantum dalam informasi di atas. Hasilnya, alamat berita tersebut tidak bisa diakses dan muncul keterangan bahwa alamat server tidak ditemukan.

Klaim makanan kaleng asal Thailand terkontaminasi darah penderita AIDS beredar sejak 2014. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia telah merilis pernyataan resmi untuk mengklarifikasi klaim tersebut pada 12 November 2014. 

BPOM RI menyatakan tidak pernah menemukan kandungan darah dan virus HIV dalam makanan kaleng. Sebab virus HIV sendiri tidak mampu bertahan hidup di luar host (tubuh manusia). “Jadi pemberitaan tersebut adalah HOAX yang menyesatkan,” tulis BPOM dalam keterangan tertulisnya. 

Selama ini, Badan POM melakukan evaluasi terhadap keamanan, mutu, dan gizi produk pangan impor sebelum diedarkan di wilayah Indonesia (pre-market evaluation). Selain itu, lembaga ini juga rutin melakukan pengawasan terhadap produk pangan yang beredar di wilayah Indonesia (post-market control).

Pada 2016, pesan berantai dalam versi bahasa Inggris beredar lebih luas. Pemerintah Thailand di Malaysia dan Indonesia secara resmi telah mengeluarkan bantahan atas hal itu. Dikutip dari UNTV News edisi 31 Desember 2016, Kedutaan Besar Kerajaan Thailand di Indonesia mengatakan lembaga yang terlibat dalam industri makanan Thailand telah membuktikan bahwa produk makanan negara tersebut aman dan bersertifikat sesuai dengan standar internasional. Sementara itu, Kedutaan Thailand di Malaysia mengatakan pesan itu jelas bertujuan untuk mendiskreditkan eksportir makanan Thailand.

Penularan HIV/AIDS

Dikutip dari laman Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, bahwa Human Immunodeficiency Virus (HIV), adalah virus yang menyerang sel CD4. Virus ini menjadikan sel CD4 sebagai tempat berkembang biak, kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Dengan demikian, HIV tidak bisa hidup di luar tubuh manusia karena membutuhkan sel CD4. 

Sedangkan penularan HIV secara umum melalui hubungan seks penetratif tanpa menggunakan kondom, sehingga memungkinkan tercampurnya cairan sperma dengan cairan vagina (untuk hubungan seks lewat vagina); atau tercampurnya cairan sperma dengan cairan rectal.

Cara lain adalah melalui transfusi darah / produk darah yang sudah tercemar HIV, pemakaian jarum suntik yang sudah tercemar HIV. Dimungkinkan pula penularan dari seorang ibu hamil yang HIV positif, dan melahirkan lewat vagina; kemudian menyusui bayinya dengan ASI.

KESIMPULAN

Dari pemeriksaan fakta di atas, Tempo menyimpulkan pesan berantai dengan klaim makanan kaleng asal Thailand terkontaminasi darah dan virus HIV adalah keliru. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI serta Pemerintah Thailand telah membantah pesan berantai yang beredar sejak 2014 tersebut. Produk makanan kaleng dari Thailand dinyatakan aman dikonsumsi dan tidak mengandung darah HIV/AIDS. Selain itu, HIV tidak dapat dihidup di luar tubuh manusia.

Tim Cek Fakta Tempo

** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami.