Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Yayasan Miracle Hope Membantu Pengobatan Kanker di RS Gatot Subroto dengan Metode Cell Cure

Selasa, 5 April 2022 16:49 WIB

Keliru, Yayasan Miracle Hope Membantu Pengobatan Kanker di RS Gatot Subroto dengan Metode Cell Cure

Pesan berantai bahwa Yayasan Miracle Hope membantu pengobatan kanker beredar kembali di Whatsapp. Tempo menerima permintaan dari pembaca untuk memverifikasi informasi tersebut pada Senin 4 April 2022.

Informasi dalam pesan berantai itu dibuka bahwa RS Gatot Subroto memulai pengobatan tumor ganas atau kanker Cell Cure. “Cell Cure telah berhasil menyembuhkan kanker stadium 4, tanpa operasi, tanpa chemo therapy. Equipment tsb hibah dari pemerintah Jerman. Teknologi tsb hanya ada di Jerman dan Indonesia,” demikian isi dalam pesan berantai itu. 

Pada kalimat berikutnya, warga yang ingin mendapat bantuan pengobatan kanker tersebut diminta untuk mengisi sejumlah data seperti nama, alamat, jenis kanker, surat keterangan tidak mampu. 

Tangkapan layar pesan berantai dengan klaim Keliru, Yayasan Miracle Hope membantu pengobatan kanker dI RS Gatot Subroto dengan metode Cell Cure

PEMERIKSAAN FAKTA 

Dengan menggunakan kata kunci “Yayasan Miracle Hope”, Tempo menemukan bahwa pesan berantai ini telah beredar sejak 2013, dimuat oleh blog Kristiono. Isi narasi aslinya hanya memuat informasi bantuan dari Yayasan Miracle Hope, tanpa menyebut tentang Cell Cure di RS Gatot Subroto. 

Tangkapan layar pesan berantai yang beredar sejak 2013, dimuat oleh blog Kristiono. Isi narasi aslinya hanya memuat informasi bantuan dari Yayasan Miracle Hope, tanpa menyebut tentang Cell Cure di RS Gatot Subroto.

Unggahan tersebut sempat dikomentari oleh admin Yayasan Miracle Hope pada 7 September 2013 dengan menjelaskan identitas yayasan, alamat kantor di Bandung, Jawa Barat serta alamat email di admin@hopeofmiracle.com, website http://www.hopeofmiracle.com, dan dua nomor kontak 022-61587255 / 08112105544.

Saat dicek, website http://www.hopeofmiracle.com tersebut tidak aktif lagi. Termasuk saat Tempo menghubungi nomor 022-61587255. 

Setelah menerbitkan pesan tersebut di blognya, dua tahun kemudian atau pada 2 September 2015, Kristiono memberikan penjelasan bahwa informasi tersebut palsu. 

“Maaf teman2 tyt (ternyata) setelah di crosscek kesana kemari, ini memang hoax… maaf bukan maksud memberi harapan palsu, saya hanya berpikir jika hal ini benar, maka saya sudah kehilangan kesempatan untuk memberi kabar baik kpd yg membutuhkan… jadi sekali lagi maaf… dan saya konfirmasi, ini memang hoax… trims atas pengertiannya,” tulis Kristiono. 

Setelah 2013, pesan berantai itu kembali beredar pada 2017 seperti dimuat di blog ini

Pada 2018 juga kembali beredar narasi tersebut dengan tambahan isi penyembuhan RS Gatot Subroto memulai pengobatan tumor ganas atau kanker Cell Cure. 

Metode Cell Cure sendiri Cell cure therapy adalah metode pengobatan yang menggunakan sel imun tubuh pasien itu sendiri. Sel imun yang digunakan adalah sel dendritic. Dr. Nyoto Widyo Astoro, Sp.PD-KHOM menjelaskan kepada Tempo pada 2018, bahwa metode terapi Cell cure memang masih baru di Indonesia, namun sudah cukup lama dilakukan di luar negeri seperti Jerman dan Jepang.

Saat itu, Nyoto membantah bahwa RS Gatot Subroto memberikan pengobatan secara gratis sehubungan dengan diterapkannya cell cure ini, "Bohong itu. Nggak ada kita bikin itu. Bukan kita," sanggahnya.

KESIMPULAN

Dari pemeriksaan fakta di atas, Tempo menyimpulkan, narasi Yayasan Miracle Hope membantu pengobatan kanker dI RS Gatot Subroto dengan metode Cell Cure adalah keliru. Pesan berantai ini telah beredar sejak 2013. 

Tim Cek Fakta Tempo

_____________________

Riset Penulisan Cek Fakta

Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) dan jaringan Cek Fakta yang terdiri atas Aliansi Jurnalis Independen (AJI) serta Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) sedang melaksanakan riset penulisan Cek Fakta bekerjasama dengan tim akademisi dari Universitas Media Nusantara. Riset ini dilakukan dengan, salah satunya, mengadakan survei.

Tujuan dari survei ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang akurat serta input dari publik terkait dengan produk Cek Fakta, dari aspek format dan model distribusi. Hasil survei ini akan digunakan sebagai masukan perbaikan produk Cek Fakta agar publik membaca produk-produk cek fakta yang dihasilkan media jaringan Cek Fakta sebagai referensi melawan dis/misinformasi yang beredar di masyarakat.

Anda bisa berpartisipasi dengan mengisi survei di tautan berikut: Survei CekFakta