Keliru, Cerita tentang Seorang Ayah Disebut Hero di Texas yang Membunuh Pria karena Memperkosa Anaknya
Senin, 31 Januari 2022 17:39 WIB
Potongan cerita tentang seorang ayah yang disebut hero di Texas yang diadili setelah membunuh pria yang memperkosa anaknya, beredar di Twitter, 26 Januari 2022. Unggahan ini dibagikan ulang 4.179 kali hingga 31 Januari 2022.
Unggahan itu berupa foto seorang pria yang mengenakan baju tahanan berwarna oranye dan tampak menangis dalam persidangan. Foto itu diberi narasi, “Kirim ambulance dan polisi sekarang, aku telah membunuh seseorang. Silakan tangkap saya.” Ucap seorang ayah di Texas setelah membunuh seorang pria karena kedapatan sedang memperkosa putrinya yang berusia 5 tahun.
Benarkah narasi tersebut?
Tangkapan layar unggahan dengan narasi cerita tentang seorang ayah “hero” di Texas yang membunuh pria karena memperkosa anaknya
PEMERIKSAAN FAKTA
Dengan menggunakan alat reverse image, Tempo mendapatkan petunjuk dari beberapa situs yang menyebut bahwa pria yang tampak dalam foto itu, divonis bersalah setelah 10 tahun menjadi buron karena memperkosa putrinya berulang kali dalam waktu lama.
Situs Opposing Views memuat berita itu pada 17 Januari 2022. Pria bernama Frank Hertel tersebut dijatuhi hukuman 19 hingga 95 tahun penjara oleh Pengadilan Common Pleas County Delaware setelah dia mengaku bersalah atas pemerkosaan dan pemaksaan seksual berat terhadap putrinya.
Lewat petunjuk tersebut, Tempo membandingkan dengan situs atau pemberitaan kredibel lainnya. Situs berita The Columbus Dispatch memuat foto Frank Hertel dalam persidangan dengan lebih jelas. The Columbus Dispatch memuat foto dan berita itu berjudul Woman raped by father as child finds fugitive, testifies pada 3 Maret 2014.
Berita yang sama juga dipublikasikan New York Daily News pada 6 Maret 2014 berjudul Father who raped daughter from age 3 on finally convicted after she tracks him down.
Kedua media itu menjelaskan peristiwa yang sama. Bahwa pria dalam foto itu, Frank K.C Hertel diadili karena berulang kali memperkosa putrinya, Heather Orr (korban bersedia namanya dipublikasikan) sejak putrinya berusia 3 tahun di Delaware County, Ohio, dan Arizona. Frank diadili oleh otoritas Arizona saat Orr berusia 18 tahun. Namun sebelum sidang dimulai, Hertel bersama istri dan kakak Orr kabur.
Selama sembilan tahun berikutnya, dia dan istrinya, menjalani kehidupan rahasia di Jerman, menggunakan identitas saudaranya dengan mengambil pinjaman dari pemerintah Jerman untuk menjalankan bar dan grill.
Orr menjalani hidup dalam ketakutan. Kemudian suatu hari di tahun 2009, dia mengetik nama Hertel di pencarian Google. Sebuah artikel tentang ayahnya, yang memiliki nama depan dan belakang yang sama, muncul. Kakeknya telah ditangkap di Bandara Heathrow di London, didakwa menghindari pajak lebih dari $1,2 juta yang harus dibayarkan kepada pemerintah Kanada.
Beberapa orang telah berkomentar di bagian bawah cerita tentang keluarga Hertel, dan putrinya mengira mereka mungkin tahu di mana ayahnya bersembunyi. Dia mengirim beberapa email, dan balasan membanjiri kembali.
Beberapa komentator mengenal ayahnya. Putrinya menemukan tautan ke bar dan informasi kontak untuk pemiliknya. Kemudian, seseorang mengirimkan foto restoran. Kakaknya berdiri di depan. Dari sinilah Frank akhirnya ditangkap.
Hertel diekstradisi kembali ke Amerika Serikat dan pada 2012 dia dinyatakan bersalah di Arizona dan dijatuhi hukuman 20 tahun karena pelecehan anak. Dia kemudian menghadapi tuntutan di Ohio, saat Orr berusia 31 tahun. Dia menghadapi tiga tuduhan pemerkosaan dan dua tuduhan pemaksaan seksual. Pengadilan Ohio menghukum Hertel antara 19 dan 95 tahun mencakup hukumannya di Arizona.
KESIMPULAN
Dari pemeriksaan fakta di atas, Tempo menyimpulkan klaim bahwa pria di Texas yang diadili setelah membunuh pria yang memperkosa anaknya, adalah keliru. Faktanya, pria yang menangis dalam foto itu adalah Frank K.C Hertel yang divonis bersalah di Pengadilan Ohio setelah menjadi buron selama 10 tahun. Ia divonis antara 19-95 tahun karena telah memperkosa putrinya sejak berusia 3 tahun.
Tim Cek Fakta Tempo