Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sebagian Benar, Narasi yang Mengaitkan 79 ribu Orang di Australia Mendapat Efek Samping Serius Vaksin dan Pemerintah Memberikan Kompensasi lebih 6 ribu Dollar

Selasa, 4 Januari 2022 14:22 WIB

Sebagian Benar, Narasi yang Mengaitkan 79 ribu Orang di Australia Mendapat Efek Samping Serius Vaksin dan Pemerintah Memberikan Kompensasi lebih 6 ribu Dollar

Narasi yang mengaitkan 79 ribu orang di Australia mendapatkan efek samping serius dan pemerintah memberikan kompensasi lebih 6 ribu dollar, beredar di Twitter. Selain narasi, akun tersebut mengunggah video berita dari 7NEWS Australia berdurasi 2 menit.

“REPORT: 79,000 People! - The government now ADMITS to severe vaccine side effects. - Offering some victims over $600,000 in cash and compensation. - Australia.”

Video itu berisi liputan tentang kebijakan Pemerintah Australia memberikan kompensasi pada mereka yang mendapatkan efek samping setelah disuntik vaksin Covid-19. 

Cuitan itu menjadi viral karena telah dibagikan hampir 6 ribu kali di Twitter di tengah upaya percepatan vaksinasi yang dilakukan berbagai negara untuk mengantisipasi Covid-19. 

Tangkapan layar unggahan narasi yang mengaitkan 79 ribu orang di Australia mendapatkan efek samping serius dan pemerintah memberikan kompensasi lebih 6 ribu dollar

PEMERIKSAAN FAKTA

Hasil pemeriksaan fakta Tempo menunjukkan bahwa memang benar Pemerintah Australia memberikan kompensasi bagi warganya yang mendapat efek samping setelah vaksinasi Covid-19. Akan tetapi kompensasi ini bertujuan untuk mempermudah perusahaan yang berinisiatif memberikan atau mewajibkan vaksin pada pekerjanya. Di sisi lain pekerja punya pilihan yang lebih murah dibandingkan harus menggugat ke pengadilan yang membutuhkan biaya lebih mahal. 

Sedangkan terkait jumlah 79 ribu orang yang disebutkan dalam narasi, adalah jumlah laporan dari mereka yang mendapatkan efek samping ringan hingga berat setelah vaksin Covid-19. Namun jumlah mereka yang mendapat efek samping adalah 2,1 dari setiap seribu dosis vaksin. Jadi manfaat vaksin tetap lebih besar daripada risikonya. 

Tempo mula-mula menelusuri sumber video dari 7NEWS Australia tersebut di kanal Youtube. Hasilnya, berita tersebut benar dipublikasikan di kanal 7NEWS Australia pada 29 Desember 2021 berjudul Matty John suffered pericarditis after Pfizer vaccine, government offering compensation to some

Berita itu berisi dua hal yakni tentang kisah Matty John yang mengalami perikarditis setelah menerima vaksin pfizer. Kedua tentang kebijakan Pemerintah Australia yang memberikan kompensasi pada warganya yang mengalami efek samping setelah vaksin Covid-19. Dalam video itu, 7NEWS memang menampilkan grafis jumlah 79 ribu orang dengan keterangan bahwa itu jumlah orang yang mendapat reaksi merugikan setelah vaksinasi.

Tempo menelusuri dalam situs otoritas Australia untuk mencari konteks jumlah 79 ribu yang mengalami reaksi setelah vaksinasi Covid-19. Dalam laman otoritas obat-obatan Kementerian Kesehatan Australia, Therapeutic Good Administration (TGA), menyebutkan per 7 November 2021, jumlah pelapor efek samping setelah imunisasi Covid-19 mencapai 78.880. Pemerintah Australia menyediakan kanal khusus yang memungkinkan warga melapor secara langsung apabila memiliki efek samping setelah vaksin.

Menurut laporan TGA, perbandingan warga yang mendapatkan efek samping adalah 2,1 per 1000 dosis. Artinya dalam 1000 dosis vaksin yang diberikan, ada 2 laporan efek samping. Hingga per 7 November tersebut, Pemerintah Australia telah memberikan 36.773.837 dosis vaksin Covid-19. TGA menyimpulkan manfaat perlindungan dari vaksinasi terus jauh lebih besar daripada potensi risikonya.

Laporan efek samping

Jumlah laporan efek samping itu tidak seluruhnya serius atau berbahaya. TGA Australia menjelaskan, seperti semua obat-obatan, vaksin COVID-19 dapat menyebabkan beberapa efek samping. Yang paling sering dilaporkan termasuk reaksi di tempat suntikan (seperti lengan yang sakit) dan gejala yang lebih umum, seperti sakit kepala, nyeri otot, demam, dan kedinginan. Ini mencerminkan apa yang terlihat dalam uji klinis.

TGA juga memantau 1800 laporan efek samping setelah vaksinasi dengan Comirnaty (Pfizer) dan Spikevax (Moderna) pada anak di bawah usia 18 tahun. Sebagian besar mereka mengalami nyeri dada, pusing, mual, sakit kepala dan pingsan (sinkop).

TGA juga menerima laporan efek samping seperti miokarditis dan perikarditis setelah vaksin mRNA. Akan tetapi kasus miokarditis sebagai efek samping vaksin Comirnaty (Pfizer) dan Spikevax (Moderna) sangat jarang. Biasanya bersifat sementara dengan kebanyakan orang menjadi lebih baik dalam beberapa hari. Miokarditis dilaporkan pada sekitar satu dari setiap 100.000 orang yang menerima Comirnaty (Pfizer), meskipun lebih sering terjadi pada pria muda dan remaja laki-laki setelah dosis kedua (4-7 kasus per 100.000 dosis).

Hingga 7 November 2021, TGA telah menerima 288 laporan yang telah dinilai sebagai kemungkinan miokarditis dari sekitar 22,7 juta dosis Comirnaty (Pfizer).  

Kelompok Penasihat Teknis Australia untuk Imunisasi (ATAGI) mendorong orang untuk mencari perawatan medis jika mereka mengalami gejala miokarditis atau perikarditis. Ini termasuk nyeri dada, palpitasi (detak jantung tidak teratur), pingsan atau sesak napas, terutama jika terjadi dalam 1-5 hari setelah vaksinasi. ATAGI juga menyarankan bahwa orang yang memiliki miokarditis atau perikarditis yang dikaitkan dengan dosis pertama Comirnaty (Pfizer), harus menunda dosis kedua vaksin mRNA dan mendiskusikan hal ini dengan dokter yang merawat mereka.

Kompensasi dari Pemerintah Australia

Dikutip dari The Sydney Morning Herald, Pemerintah Australia memberlakukan kompensasi pada mereka yang mengalami efek samping ringan hingga berat  pada September 2021. Kompensasi ini untuk memberikan kepercayaan kepada pengusaha yang ingin memulai program vaksinasi sukarela di tempatnya bekerja. Ini juga dapat menghilangkan hambatan bagi pengusaha yang mempertimbangkan untuk mewajibkan pekerjanya mendapatkan vaksin Covid-19.

Kebijakan ini direalisasikan setelah sejumlah perusahaan khawatir bahwa pekerja akan mengajukan klaim saat mereka mendapat efek samping. Atau berbuntut gugatan di pengadilan yang rumit dan menelan biaya besar. 

Menteri Kesehatan Federal Australia, Greg Hunt, menjelaskan  “Efek samping dari vaksinasi COVID-19 dapat terjadi, tetapi sebagian besar bersifat ringan dan berlangsung tidak lebih dari beberapa hari,” kata Hunt. “Efek samping yang serius dan mengancam jiwa sangat jarang terjadi, tetapi penting bagi kami untuk menyediakan jaring pengaman untuk mendukung mereka yang terkena dampak.”

Skema tersebut juga mencakup klaim terverifikasi senilai di atas $5000 oleh tim ahli independen yang mengeluarkan rekomendasi atas efek samping yang diderita oleh warga.  

KESIMPULAN

Dari pemeriksaan fakta di atas, narasi yang mengaitkan 79 ribu orang di Australia mendapatkan efek samping serius/parah dan pemerintah memberikan kompensasi lebih 6 ribu dolar adalah sebagian benar. Jumlah 79 ribu adalah total warga yang melapor mendapatkan efek samping setelah menerima vaksin Covid-19. Sebagian besar efek samping yang dilaporkan berkategori ringan seperti termasuk reaksi di tempat suntikan (seperti lengan yang sakit) dan gejala yang lebih umum, seperti sakit kepala, nyeri otot, demam, dan kedinginan. 

Laporan efek samping seperti miokarditis dan perikarditis setelah vaksin mRNA juga diterima oleh otoritas Australia. Akan tetapi kasus miokarditis sebagai efek samping vaksin Comirnaty (Pfizer) dan Spikevax (Moderna) sangat jarang. Biasanya bersifat sementara dengan kebanyakan orang menjadi lebih baik dalam beberapa hari. Miokarditis dilaporkan pada sekitar satu dari setiap 100.000 orang yang menerima Comirnaty (Pfizer), meskipun lebih sering terjadi pada pria muda dan remaja laki-laki setelah dosis kedua (4-7 kasus per 100.000 dosis).

Tim Cek Fakta Tempo