Keliru, KPK Geledah Rumah SBY dan Temukan Uang Rp 177 Triliun
Senin, 30 Agustus 2021 21:31 WIB
Sebuah video yang memperlihatkan cuplikan pidato Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) beredar di media sosial. Video tersebut dibagikan dengan narasi bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelada rumah SBY dan menemukan uang Rp 177 Triliun.
Di Facebook, video tersebut dibagikan akun ini pada 27 Agustus 2021. Akun ini pun menuliskan narasi, "KPK gerak Cepat Geledah Rumah SBY !! Akhirnya KPK Temukan Uang 177 Triliun.”
Hingga artikel ini dimuat video tersebut telah mendapt lebih dari 2.700 komentar dan dibagikan lebih dari 600 ribu komentar.
Apa benar KPK geledah rumah SBY dan temukan uang Rp 177 Triliun?
Tangkapan layar unggahan video klaim KPK Geledah Rumah SBY dan Temukan Uang Rp 177 Triliun
PEMERIKSAAN FAKTA
Untuk memverifikasi klaim di atas, tim CekFakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut dengan menggunakan tool InVid. Selanjutnya gambar hasil fragmentasi ditelusuri jejak digitalnya dengan menggunakan reverse image Google dan Yandex.
Hasilnya, video berdurasi 22 menit 47 detik di atas sama sekali tidak memperlihatkan petugas KPK yang menggeledah rumah SBY dan menemukan uang senilai Rp 177 Triliun.
Video tersebut diawali dengan menampilkan cupilkan berita dari Metro TV yang diunggah oleh kanal Youtube metrotvnews pada 14 September 2018 dengan judul, “Demokrat Berang SBY Dituding Jadi Dalang Kasus Century.” Video ini juga memuat pernyataan Wakil Ketua umum Partai Demokrat, Syarief Hasan.
Pemberitaan dalam video tersebut terkait Media asing Asia Sentinel saat menerbitkan artikel yang menuding Presiden keenam Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai dalang utama kasus Century. Artikel media asing yang berbasis di Hong Kong ini pun mendapatkan sanggahan keras dari Partai Demokrat.
Cuplikan video selanjutnya menampilkan pernyataan SBY yang pernah diunggah ke Youtube oleh kanal CNN Indonesia pada 18 September 2018 dengan judul, “SBY Singgung Pemberitaan Asia Sentinel.”
Menurut CNN Indonesia, Masih terkait artikel di Asia Sentinel. Senin malam lalu, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, menyinggung soal pihak asing yang mengarang cerita yang tidak mengandung kebenaran.
Pernyataan itu disampaikan dalam pidato politik di ulang tahun Partai Demokrat ke-17 kemarin malam. Meski SBY tak menyebut langsung pihak mana yang dimaksud. Sebelumnya media massa berbasis di Hongkong, Asia Sentinel, menyebut SBY menggunakan Bank Century untuk mencuci uang negara.
Cuplikan video lainnya identik dengan video yang pernah diunggah ke Youtube oleh kanal resmi situs berita BeritaSatu pada 2 Mei 2014 dengan judul, “Anas Minta KPK Periksa SBY dan Ibas.” Video ini memuat pernyataan mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum di Kantor KPK.
Dalam pernyataannya kepada wartawan, tersangka kasus pencucian uang dan gratifikasi Hambalang Anas Urbaningrum meminta KPK memeriksa SBY dan Edhi Baskoro Yudhoyono alias Ibas. Anas menegaskan kesaksian SBY dan Ibas sangat penting dalam kasus yang menjeratnya tersebut.
Selanjutnya video yang memuat pernyataan Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan identik dengan video yang pernah diunggah ke Youtube oleh kanal yang sama yakni BeritaSatu pada 18 September 2018 dengan judul, “SBY Sebut Dirinya dan Demokrat Jadi Korban Fitnah Keji.”
Pemberitaan dalam video ini masih terkait dengan pemberitaan yang dimuat media Hong Kong, Asia Sentinel.
Terdapat juga cuplikan pernyataan Ketua DPR RI Bambang Soesatyo. Video yang identik pernah diunggah ke Youtube oleh kanal metrotvnews pada 25 September 2018 dengan judul, “Ketua DPR Desak KPK Tuntaskan Kasus Century”.
Bambang Soesatyo bertemu dengan sejumlah inisiator hak angket kasus Bank Century. Para inisiator mendesak KPK untuk menuntaskan kasus Century sesuai rekomendasi yang diserahkan DPR.
Video lainnya memuat beberapa kegiatan SBY, di antaranya saat mengunjungi sebuah pusat perbelanjaan di Surabaya Jawa Timut pada Maret 2014. Video yang identik juga pernah diunggah ke Youtube oleh kanal metrotvnews pada 13 Maret 2014 dengan judul, “Presiden SBY Jalan-jalan di Mal."
Saat itu, Presiden SBY dan Ibu Negara berjalan-jalan di sebuah mal di Surabaya, Jawa Timur. Pengunjung mal berebut bersalaman dan berfoto, Kamis (13/3).
Dikutip dari Kompas.com, Asia Sentinel, media asal Hong Kong, pada Rabu (12/9/2018) memuat artikel soal dugaan konspirasi kejahatan keuangan di era pemerintahan SBY.
Pada artikel yang ditulis editor yang juga pendiri Asia Sentinel, John Berthelsen, disebut bahwa Bank Century digunakan untuk merampok uang negara. Menurut tulisan tersebut, Century direkayasa sebagai bank gagal pada 2008.
Belakangan, Asia Sentinel menarik artikel tersebut dan meminta maaf kepada SBY dan Demokrat. Pernyataan maaf itu dimuat Asia Sentinel pada 20 September 2018 dengan judul, “Apology to President Yudhoyono and the Democrat Party of Indonesia.”
Asia Sentinel mengakui bahwa pihaknya secara tidak adil telah menyampaikan berbagai tuduhan terkait dengan gugatan yang sedang berlangsung atas dampak dari Bank Century.
“Kami mengakui bahwa kami tidak meminta komentar yang adil dari orang-orang yang disebutkan dalam artikel tersebut dan bahwa artikel tersebut sepihak dan melanggar praktik jurnalistik yang adil. Itu juga membawa berita utama yang menghasut dan tidak adil bagi mantan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono,” bunyi pernyataan Asia Sentinel.
KESIMPULAN
Berdasarkan pemeriksaan Fakta Tempo, video dengan klaim KPK geledah rumah SBY dan temukan uang Rp177 Triliun, keliru. Video tersebut sama sekali tidak memperlihatkan petugas KPK menggeledah rumah SBY dan menemukan uang senilai Rp 177 Triliun, melainkan memuat pernyataan SBY dan sejumlah pihak terkait artikel sebuah media asal Hongkong bernama Asia Sentinel yang menuding SBY terlibat dalam kasus korupsi Bank Century.
Belakangan, Asia Sentinel menarik artikel tersebut dan menyampaikan permintaan maa pada SBY dan partai Demokrat.
TIM CEK FAKTA TEMPO