Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Uji Vaksin Covid-19 pada Binatang Menyebabkan Kematian hingga Dihentikan

Rabu, 21 Juli 2021 19:46 WIB

Keliru, Uji Vaksin Covid-19 pada Binatang Menyebabkan Kematian hingga Dihentikan

Video pendek dengan tulisan Senate Committee on State Affair menjadi pesan berantai di Whatsapp selama sepekan terakhir. Bersamaan dengan video tersebut, narasi dalam bahasa Inggris bahwa mereka menghentikan uji vaksin Covid-19 pada binatang karena binatang tersebut mati ikut disebarkan. 

“They stopped the covid-19 vaccine testing on animals because they were dying, then proceeded to release it onto the global populace for continued trials. EVIL!”

Video berdurasi hampir satu menit itu memperlihatkan rapat dengar pendapat di sebuah negara yang membahas tentang vaksin Covid-19. Salah seorang pria menyebut bahwa uji vaksin Covid-19 pada binatang karena binatang tersebut mati. “The covid-19 vaccine testing on animals because they were dying,” kata pria dalam video itu.

Video ini beredar di tengah upaya penanganan pandemi lewat vaksinasi di sejumlah negara. Termasuk Indonesia.Benarkah klaim tersebut?

Tangkapan layar video yang diklaim sedang membahas uji vaksin pada hewan dihentikan karena menyebabkan kematian.

PEMERIKSAAN FAKTA

Hasil penelusuran Tempo menunjukkan, hasil praklinis vaksin Covid-19 tidak menyebabkan hewan sekarat lalu dihentikan. Semua vaksin Covid-19 yang telah mendapatkan izin penggunaan darurat dari otoritas setempat dan telah menjalani praklinis pada hewan.

Berdasarkan pencarian menggunakan reverse image tool milik Google, Tempo juga mendapatkan petunjuk bahwa video satu menit tersebut adalah potongan dari rapat dengar pendapat Komite Senat di Texas pada 6 Mei 2021. Rapat itu membahas usulan undang-undang untuk melarang vaksinasi Covid-19 sebagai syarat wajib karyawan.

Durasi rapat dengar pendapat itu secara penuh berlangsung selama 47 menit. Video streaming rapat tersebut bisa diakses melalui laman berikut ini.

Dikutip dari USA Today, potongan video yang menyebar itu adalah saat seorang senator negara bagian dan dokter anak mempromosikan informasi yang salah tentang pandemi virus corona. Selama persidangan, komite Senat Texas mendengar dari sekitar 200 orang yang mendukung rancangan undang-undang tersebut.

Salah satu saksi yang dihadirkan --seperti dalam potongan video adalah Dr. Angelina Farella, seorang dokter anak di Webster, Texas. Selama kesaksiannya di Senat Texas, Farella meragukan keamanan vaksin virus corona dengan mengatakan vaksin itu terkait dengan lebih dari 4 ribu kematian. 

Potongan video itu terjadi saat tanya-jawab antara Senator Bob Hall dari Partai Republik dengan Angelina Farella tentang uji coba vaksin pada hewan. Farella dan Hall sebelumnya telah membuat klaim yang bertentangan dengan konsensus ilmiah tentang pandemi virus corona.

Farella muncul dalam film dokumenter yang diproduksi oleh America's Frontline Doctors, sebuah kelompok yang secara keliru mengklaim hydroxychloroquine adalah obat untuk COVID-19. Hall juga telah mempromosikan obat yang digunakan untuk mengobati lupus dan rheumatoid arthritis tersebut sebagai pengobatan COVID-19,  meskipun faktanya penelitian menunjukkan bahwa obat itu tidak efektif.

Telah Diuji Pada Hewan

Klaim yang dinyatakan oleh Bob Hall dan Angelina Farella pada sidang komite Senat tersebut nyatanya tidak akurat. Dikutip dari organisasi pemeriksa fakta terkait sains, Health Feed Back, vaksin COVID-19 yang menerima izin penggunaan darurat oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat telah melewatkan uji coba pada hewan. 

Ketiga vaksin yang disahkan oleh FDA hingga saat ini, khususnya yang diproduksi oleh Pfizer dan BioNTech, Moderna, dan Johnson & Johnson, telah menjalani pengujian praklinis pada hewan sebelum mereka menerima otorisasi. 

Studi yang melaporkan hasil uji coba hewan ini diterbitkan dalam jurnal ilmiah yakni Pfizer-BioNTech, Moderna, dan Johnson & Johnson. 

Demikian juga hasil cek fakta oleh Fact Check, hasil praklinis vaksin Covid-19 tidak menyebabkan hewan sekarat lalu dihentikan. Dalam pengembangan vaksin Moderna, sebuah studi praklinis yang diterbitkan pada bulan Juli, menunjukkan monyet yang divaksinasi dengan cepat menghilangkan patogen dari tubuh mereka. 

Dalam penelitian yang diterbitkan pada bulan berikutnya menemukan, pada tikus vaksin tersebut berhasil mencegah infeksi di paru-paru dan hidung.

Adapun vaksin Pfizer/BioNTech menjalani pengujian praklinis pada tikus dan monyet, sedangkan vaksin Johnson & Johnson juga diuji dalam beberapa penelitian nonklinis yang melibatkan hewan, termasuk hamster dan monyet.

 KESIMPULAN

Dari pemeriksaan fakta di atas, video pernyataan dalam rapat Komite Senat di Texas yang menyebut uji vaksin Covid-19 pada binatang dihentikan karena mereka mati adalah keliru. Hasil praklinis vaksin Covid-19 tidak menyebabkan hewan sekarat lalu dihentikan. Semua vaksin Covid-19 yang telah mendapatkan izin penggunaan darurat dari otoritas setempat, telah menjalani praklinis pada hewan. Vaksin Moderna misalnya, menunjukkan monyet yang divaksinasi, dengan cepat menghilangkan patogen dari tubuh mereka. 

Tim Cek Fakta Tempo