Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sesat, 3 ambulans kosong diminta berputar-putar untuk menakuti warga agar percaya Covid-19

Senin, 12 Juli 2021 13:04 WIB

Sesat, 3 ambulans kosong diminta berputar-putar untuk menakuti warga agar percaya Covid-19

Sejumlah tangkapan layar dan video dengan narasi 3 ambulans di Ngemplak, Sukoharjo, ugal-ugalan menabrak mobil, beredar di media sosial dalam sepekan terakhir. Unggahan ini beredar di tengah lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia dan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (?PPKM) Darurat di Jawa-Bali.

Tangkapan layar dan video yang diunggah pada 7 Juli 2021 di Facebook ini diklaim bahwa ambulans tersebut kosong dan diminta berputar-putar dengan upah Rp 300 ribu untuk menakuti warga.

“Ternyata mobil ambulans yang sering muter-muter di suatu wilayah itu kosong, tidak ada pasien/jenazah, dengan maksud tujuan menakuti atau membuat warga panik, dan percaya kalo banyak korban berjatuhan akibat Covid,” tulis narasi itu.

Sementara dalam video yang beredar, terdapat suara seorang pria yang mengatakan, “Ambulans gak ono penumpange (gak ada penumpangnya) do ugal-ugalan mlakune (jalannya ugal-ugalan). Ambulans telu, sing siji lungo (ambulans tiga, yang satu pergi). Ning Ngemplak Gang 3, tiga beruntun (ambulans) jadinya empat, ”

Tangkapan layar video yang diklaim sebagai ambulans kosong ugal-ugalan dan berputar-putar untuk menakuti warga agar percaya Covid-19.

PEMERIKSAAN FAKTA

Hasil penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, menunjukkan, bahwa ambulans tersebut tidak menerima upah Rp 300 ribu untuk berputar-putar menakuti warga. Tiga ambulans milik tiga lembaga di Kabupaten Kudus tersebut baru memakamkan jenazah lalu mengalami kecelakaan beruntun saat perjalanan pulang menjemput jenazah lainnya.

Berdasarkan siaran pers Rumah Sakit Aisyiyah yang dimuat di laman suara aisyiyah, dijelaskan, bahwa tiga ambulans tersebut adalah milik RS ‘Aisyiyah Kudus, MCCC PDM Kudus, dan LAZISMU Jawa Tengah.

Mereka menjelaskan, ketiga ambulans tersebut melakukan perjalanan untuk memakamkan jenazah Covid-19 pada pukul 09.00 di daerah Grobogan. Namun pada saat perjalanan pulang melewati daerah Undaan pada pukul 13.30, ketiga sopir ambulans dikejutkan dengan mobil di depan mereka yang mengerem mendadak.

Akibatnya terjadi kecelakaan beruntun antara ketiga ambulans dengan mobil Innova milik pribadi. Akan tetapi kasus tersebut telah diselesaikan secara kekeluargaan.

Saat itu, ketiga ambulans harus segera kembali untuk memakamkan jenazah Covid-19 pada pukul 14.00. Ada dua jenazah yang harus dimakamkan pada hari itu.

“Berdasarkan informasi yang telah tersebar, menyebutkan, jika Ambulance RS sengaja berkeliling secara ugal-ugalan untuk membuat resah masyarakat itu adalah tidak benar,” tulis siaran pers yang ditandatangani oleh Hilal Ariadi, Direktur RS ‘Aisyiyah Kudus dan Satriyo Yudo BW yang juga Ketua Muhammadiyah Covid Command Centre (MCCC) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kudus.

Media lokal di Kabupaten Kudus, Murianews, juga memuat berita tersebut. Murianews menulis, Satrio Yudo Budi Wicaksono, Koordinator Tim Kamboja (tim ambulans dari Rumah Sakit Aisyiyah, Muhammadiyah Disaster Manajemen Center (MDMC) Kudus, dan Lazismu Kudus), membantah bahwa ambulans ugal-ugalan.

Saat itu, posisi Tim Kamboja akan menjemput jenazah dan ruas jalan yang dilalui tidak memungkinkan bagi para sopir untuk melaju dengan kecepatan tinggi.

“Kami sesuai protap, tidak keluar jalur, sesuai marka. Kecepatan kami kurang dari 90 km/jam. Rotator (sirine) juga kami nyalakan pada ambulans yang paling depan saja. Karena kami juga tahu kalau hidup semua rotatornya warga akan panik,” ungkapnya.

Sementara terkait satu ambulans yang meninggalkan lokasi, ia menyebut saat itu dalam posisi darurat. Sopir ambulans yang posisinya paling depan, mengalami sesak napas usai kecelakaan.

“Yang depan itu ada sesak napas (dada) kena setir ambulans. Kemudian kami pindahkan ke ambulans yang paling belakang, dan cepat-cepat kami bawa ke rumah sakit biar segera ditangani, takutnya ada apa-apa. Jadi bukan melarikan diri, ini juga soal keselamatan orang,” katanya.

KESIMPULAN

Dari pemeriksaan fakta di atas, Tempo menyimpulkan narasi yang mengiringi video dan foto kecelakaan beruntun tiga ambulans di Kudus, adalah menyesatkan. Kecelakaan tersebut bukan karena sopir tiga ambulans ugal-ugalan, melainkan karena ada mobil di depan ambulans tersebut yang mengerem mendadak. Tiga ambulans tersebut juga tidak diupah untuk berputar-putar menakuti warga, melainkan bertugas untuk memakamkan jenazah Covid-19.

Tim Cek Fakta Tempo