Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoax] Asal Mula Hoaks Video KPU Medan Coblos Surat Suara Nomor 1

Jumat, 8 Maret 2019 13:21 WIB

[Fakta atau Hoax] Asal Mula Hoaks Video KPU Medan Coblos Surat Suara Nomor 1

Sebuah video yang diklaim berisi kericuhan di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Medan beredar viral di media sosial. Kericuhan itu dikabarkan karena KPU Medan berbuat curang dengan mencoblos surat suara untuk pasangan calon presiden nomor urut 01. Aksi itu kemudian kepergok oleh pendukung calon presiden 02.

Video berdurasi 6 menit 24 detik yang diklaim berisi kericuhan di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Medan dibagikan oleh akun Fakhri Akbar di Facebook pada 2 Maret 2019.

Video berdurasi 6 menit 24 detik itu dibagikan oleh akun Fakhri Akbar di Facebook pada 2 Maret 2019. 

Akun tersebut memberikan narasi sebagai berikut pada unggahan video itu:

“KPU di medan sudah mencuri start dengan mencoblosi no 01 kepergok oleh pendukung 02.....

Hati2 di seluruh KPU....mereka sudah jelas nyata berpihak ke siapa yg seharusnya KPU netral sbgai penyelenggara....hati hati dan jaga terus…”

Hingga 6 Maret 2019, video itu masih beredar dan telah dibagikan 7,5 ribu kali di Facebook.

 

PEMERIKSAAN FAKTA

1. Video kericuhan bukan di Medan, melainkan di KPU Tapanuli Utara

Video kericuhan tersebut tidak terjadi di KPU Medan, melainkan di KPU Tapanuli Utara. Itu terlihat pada isi video menit 1:43, di mana pada dinding kantor tertulis Komisi Pemilihan Umum Tapanuli Utara.

Kericuhan di KPU Tapanuli Utara tersebut terjadi pada 27 Juni 2018, saat berlangsungnya pemilihan kepala daerah setempat. Saat itu, sekelompok massa datang dan menduduki Kantor KPU Tapanuli Utara. Massa yang berang juga ikut melakukan kerusuhan dengan merusak beberapa barang yang ada di Kantor KPU. 

Massa merusak alat Pengelolaan Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng). Massa juga ikut merampas formulir C1 dan merusak komputer di Kantor KPU.

Kerusuhan berawal dari adanya kabar telah terjadi kecurangan dalam pelaksanaan Pilkada Bupati saat penyerahan kotak suara dari tingkat KPPS ke PPK, di mana ada dugaan kecurangan di formulir C1. Formulir C1 yang berhologram belum dimasukkan ke dalam kotak bersama data rekapitulasi perolehan suara. Sehingga kotak suara harus dibuka kembali meski telah disegel.

Tempo menemukan video yang tersebar di Facebook itu bersumber dari akun Instagram Suara_Nusantara di YouTube. Video tersebut dipublikasikan di YouTube pada 28 Juni 2018. Tertera keterangan yang sama bahwa kericuhan itu terjadi di KPU Tapanuli Utara.

 

2. KPU Medan Lapor ke Polisi

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Utara Yulhasni mengatakan, KPU Sumatera Utara belum menerima surat suara pilpres 2019. Dia pun memastikan nantinya surat suara akan terjamin keamanannya karena disimpan di gudang dekat Badara Polonia, Medan.

"Surat suara nanti dijaga ketat aparat kepolisian. Karena gudang itu berada di kompleks TNI AU juga," katanya pada Tempo, 3 Maret 2018.

Yulhasni membenarkan bahwa video tersebut terjadi di kantor KPU Tapanuli Utara pada tahun 2018. Saat itu, kata dia, massa tidak puas dengan adanya hasil rekapitulasi pemilihan bupati di TPS 8 Desa Siborong-borong dan mendatangi KPU.

"Kebetulan yang menang itu petahana bernomor urut 01. Karena itu dalam video ada teriakan 01, yang dianggap melakukan kecurangan dan KPU dianggap terlibat," katanya.

KPU Sumatera Utara lantas melaporkan kasus tersebut ke kepolisian. Yulhasni mengatakan pihaknya melaporkan akun Facebook atas nama Muhammad Adrian sebagai akun pertama penyebar video. "Kami berharap kepolisian bisa bertindak tegas mengusut ini," tuturnya.

 

KESIMPULAN

Berdasarkan fakta-fakta yang ada, unggahan ini adalah keliru.

 

Ika Ningtyas