Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sesat, Kadus di Jember yang Meninggal usai Jatuh Sengaja Divonis Covid-19 oleh RS

Jumat, 18 Juni 2021 19:04 WIB

Sesat, Kadus di Jember yang Meninggal usai Jatuh Sengaja Divonis Covid-19 oleh RS

Klaim bahwa seorang kepala dusun di Jember, Jawa Tengah, yang meninggal usai terjatuh di kamar mandi sengaja divonis Covid-19 oleh rumah sakit beredar di Instagram. Klaim itu dilengkapi dengan video yang memperlihatkan ratusan orang yang berkumpul di depan halaman sebuah rumah sakit. Akun ini mengunggah klaim beserta video itu pada 11 Juni 2021. Akun tersebut menulis narasi sebagai berikut:

"Orang jatuh dari jeding (kamar mandi) dibawa ke RS Ajung dianggap corona, berarti kan ndak beres ini rumah sakitnya," kata salah seorang dalam video. Ratusan warga Dusun Onjur Desa Suren Kecamatan Ledokombo mendatangi Rumah Sakit Daerah (RSD) Kalisat di Desa Ajung Kecamatan Kalisat, Jember. Warga tak terima karena Kepala Dusun Onjur meninggal dan dinyatakan positif Covid-19 oleh pihak rumah sakit. Sebab, kepala dusun tersebut diyakini dibawa ke RS karena terjatuh di kamar mandi.

Gambar tangkapan layar unggahan di Instagram yang berisi klaim menyesatkan tentang seorang kepala dusun di Jember.

PEMERIKSAAN FAKTA

Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim CekFakta Tempo mula-mula memfragmentasi video di atas menjadi sejumlah gambar dengan tool InVID. Gambar-gambar hasil fragmentasi itu kemudian ditelusuri dengan reverse image tool Google dan Yandex. Hasilnya, ditemukan bahwa video itu memperlihatkan aksi protes warga Dusun Onjur, Desa Suren, Ledokombo, Jember, terhadap Rumah Sakit Daerah (RSD) Kalisat pada 11 Juni 2021. Video ini pernah diunggah oleh akun ini pada 11 Juni 2021 dan akun ini pada 12 Juni 2021.

Dilansir dari Kompas.com, aksi protes warga Dusun Onjur tersebut dilakukan lantaran tidak terima kepala dusun mereka yang meninggal dinyatakan positif Covid-19 oleh pihak rumah sakit. Warga beranggapan kepala dusun mereka meninggal bukan karena Covid-19, melainkan karena terjatuh di kamar mandi, dan keluarga menginginkan agar pemakaman kepala dusun tersebut dilakukan seperti biasa, tanpa protokol pencegahan Covid-19.

Hal tersebut juga diberitakan oleh Detik.com. Menurut laporannya, ratusan warga Dusun Onjur mendatangi RSD Kalisat untuk mengambil paksa jenazah Kepala Dusun Onjur yang dinyatakan positif Covid-19. Mereka menginginkan pemakaman kepala dusun tersebut tidak menggunakan protokol kesehatan.

Meskipun begitu, RSD Kalisat membantah sengaja memvonis Covid-19 Kepala Dusun Onjur itu. Dilansir dari Merdeka.com, Direktur RSD Kalisat Kunin menyatakan terdapat keterangan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 dari hasil swab tes antigen sebelum dirujuk ke RS dr. Soebandi. "Awal itu pasien datang ke rumah sakit karena jatuh, kemudian dilakukan berbagai pemeriksaan, keluarnya hasil pemeriksaan penyakit jantung, kemudian butuh rujukan ke RS dr. Soebandi," ujar Kunin.

Prosedur rujukan di RS dr. Soebandi mengharuskan rumah sakit asal melampirkan hasil tes swab antigen. Ketika itu, hasil tes kepala dusun tersebut positif Covid-19, dan harus mendapatkan penanganan sesuai prosedur Covid-19. "Sehingga, dengan keluar hasil positif, dipastikan pasien terkonfirmasi Covid-19," katanya.

Namun, ketika akan dibawa ke RS dr. Soebandi, pasien meninggal. Sehingga, karena terkonfirmasi positif Covid-19, dilakukan pemulangan jenazah dengan protokol Covid-19. Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan supaya tidak menular ke warga. "Pasien masuk rumah sakit jam 2 dini hari, dan meninggalnya jam 8 pagi," ujar Kunin.

Dikutip dari Kompas.com, Wakil Bupati Jember Balya Firjaun Barlaman mengatakan insiden yang terjadi di RSD Kalisat adalah kesalahpahaman. Dilansir dari Kompas.com, terdapat satu pasien yang sebelumnya sudah punya penyakit jantung, setelah didiagnosis perlu dirujuk ke RS dr. Soebandi. Namun, pasien harus melakukan tes swab terlebih dulu sebagai persyaratan rujukan.

"Akhirnya, dilakukan tes swab pada pukul 07.00 WIB, ternyata hasilnya positif," ujarnya. Namun, pada pukul 08.00 WIB, kepala dusun tersebut meninggal. Karena itu, prosedur harus dilakukan dengan protokol kesehatan, termasuk dalam pemulasaraan jenazah hingga pemakaman. "Di sini kemudian, masyarakat, ada bahasa di-Covid-kan. Ini yang menyebabkan reaksi."

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaaan fakta Tempo, klaim bahwa seorang kepala dusun di Jember, Jawa Tengah, yang meninggal usai terjatuh di kamar mandi sengaja divonis Covid-19 oleh rumah sakit, menyesatkan. Kepala Dusun Onjur itu datang ke rumah sakit memang karena jatuh. Namun, berdasarkan hasil pemeriksaan, pasien ini mengidap penyakit jantung dan butuh dirujuk di RS dr. Soebandi. Menurut prosedur, pasien yang dirujuk ke RS dr. Soebandi harus menjalani hasil tes swab antigen. Berdasarkan hasil tes swab antigen itu, kepala dusun tersebut terkonfirmasi positif Covid-19.

TIM CEK FAKTA TEMPO

Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id