Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Klaim Ini Video Said Aqil Dibaptis di Gereja

Rabu, 12 Mei 2021 16:24 WIB

Keliru, Klaim Ini Video Said Aqil Dibaptis di Gereja

Sebuah kanal di YouTube mengunggah video yang berjudul "Said Aqil Di Baptis Atas Nama Yesus di Gereja" pada 13 April 2021. Video itu memperlihatkan momen ketika Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang berpakaian batik berwarna coklat tersebut hadir di sebuah gereja.

Terdapat pula foto dan video lain yang digabungkan dengan video tersebut. Hingga artikel ini dimuat, video berdurasi sekitar 13 menit itu telah ditonton lebih dari 300 ribu kali. Video tersebut juga mendapatkan banyak komentar yang percaya bahwa Said Aqil dibaptis.

Gambar tangkapan layar unggahan di YouTube yang berisi klaim keliru terkait video yang diunggahnya. Video ini bukan video saat Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil dibaptis.

PEMERIKSAAN FAKTA

Hasil penelusuran Tim CekFakta Tempo menunjukkan bahwa video itu adalah video saat Ketua Umum PBNU Said Aqil mengunjungi Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan. Ia ke sana bukan untuk dibaptis, melainkan memberikan dukungan moral kepada umat Katolik setelah terjadinya bom bunuh diri di depan gereja tersebut pada 28 Maret 2021 lalu.

Untuk mendapatkan fakta tersebut, Tempo mula-mula menelusuri salah satu foto dalam video itu, yang memperlihatkan Said Aqil tengah berjalan bersama dua pastor di kiri-kanannya dan dikawal oleh dua polisi. Lewat penelusuran dengan reverse image tool Google, ditemukan bahwa foto tersebut pernah dimuat oleh Detik.com pada 11 April 2021. Dalam foto ini, Said Aqil mengenakan pakaian batik yang sama dengan yang terlihat dalam video.

Foto itu terdapat dalam artikel yang berjudul "Dukungan Moral Said Aqil ke Katedral Makassar Pasca-bom Bunuh Diri". Menurut artikel tersebut, kedatangan Said Aqil ini bertujuan untuk menyampaikan duka atas ledakan bom di depan Gereja Katedral Makassar. "Alhamdulillah saya bersyukur bisa sampai ke sini, pada hari ini semata mata ingin berkabung, menyampaikan duka bom bunuh diri minggu lalu," katanya.

Tempo kemudian menelusuri foto lain yang terdapat dalam video tersebut, yang memperlihatkan Said Aqil, masih dengan pakaian batik yang sama, sedang berbincang dengan pastor yang sama pula dengan yang terlihat dalam foto sebelumnya.

Foto ini dimuat oleh RRI.co.id dalam artikelnya yang berjudul "Ketua Umum PBNU Support Warga Katolik Makassar" pada 11 April 2021. Sama dengan Detik.com, RRI juga memberikan keterangan bahwa kedatangan Said Aqil ke gereja tersebut adalah untuk menyampaikan dukungan moral setelah terjadinya peristiwa ledakan bom.

Dengan petunjuk-petunjuk ini, Tempo kemudian menelusuri video berita yang pernah ditayangkan oleh media terkait kedatangan Said Aqil ke Gereja Katedral Makassar pada 11 April 2021. Hasilnya, ditemukan bahwa beberapa cuplikan video kedatangan Said Aqil itu pernah dimuat oleh tvOne dalam video beritanya di YouTube pada 12 April 2021.

Dalam keterangannya, tvOne menulis bahwa Ketua Umum PBNU Said Aqil mengunjungi Gereja Katedral Makassar pada 11 April 2021. Kedatangannya bertujuan untuk membangun semangat toleransi beragama serta memberikan dukungan moral untuk jemaat umat Katolik di Makassar.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa video itu adalah video saat Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil dibaptis di gereja, keliru. Video tersebut memperlihatkan momen ketika Said Aqil mengunjungi Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, untuk memberikan dukungan moral kepada umat Katolik setelah bom bunuh diri meledak di depan gereja tersebut pada 28 Maret 2021 lalu.

TIM CEK FAKTA TEMPO

Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id