Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoax] Benarkah dalam tiga tahun ini telah digelontorkan Rp 187 triliun dana desa?

Rabu, 20 Februari 2019 04:42 WIB

[Fakta atau Hoax] Benarkah dalam tiga tahun ini telah digelontorkan Rp 187  triliun dana desa?

Dalam debat calon presiden di Hotel Sultan, Ahad 17 Februari 2019, Presiden Joko Widodo menyatakan, “Berkaitan dengan bidang infrastruktur, dalam tiga tahun ini telah kita gelontorkan Rp 187  triliun dana desa ke desa-desa. Apa yang kita dapatkan dari dana ini? Telah dibangun 191 ribu kilometer jalan di desa. Ini jalan produksi yang sangat bermanfaat bagi para petani”

HASIL PERIKSA FAKTABadan Pusat Statistik membenarkan bahwa dana desa yang sudah dialokasikan dari 2015-2019 mencapai Rp 187 triliun. Namun, dampak terhadap penurunan angka kemiskinan di pedesaan masih kurang maksimal. 

Angka kemiskinan di pedesaan masih 13,1 persen atau masih jauh lebih tinggi dibanding angka kemiskinan nasional yang mencapai 9,6 persen. "Ini menunjukkan dampak dana desa pada penurunan kemiskinan belum nampak,” kata peneliti yayasan lingkungan hidup Auriga Nusantara, Iqbal Damanik, di Kantor Google, Jakarta Selatan pada Ahad, 17 Februari 2017.

Misbah Hasan, Sekjen Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) menegaskan bahwa potensi kebocoran dana desa masih cukup tinggi, yakni Rp 40,6 Milyar selama 4 tahun terakhir.  

Ervyn Kaffah, Manajer Advokasi FITRA menilai sejauh ini sebagian besar dana desa memang masih digunakan untuk membangun infrastruktur. "Memang muncul pertanyaan, sejauh mana penggunaan dana desa  ini cukup berkontribusi besar untuk pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan? Banyak dari infrastruktur yang dibangun lebih berorientasi konsumtif alih-alih produktif," katanya. 

"Pembangunan kantor desa, pagar kuburan misalnya, umum ditemui, padahal seandainya dana desa  digunakan untuk mengembangkan jalan pertanian desa mungkin akan baik bagi pertumbuhan ekonomi," katanya lagi.