Tidak Benar Mahathir Sebut Anak Indonesia Akan Tertinggal dalam Sains Karena Sibuk Hafal Ayat dan Doa

Selasa, 24 November 2020 18:29 WIB

Tidak Benar Mahathir Sebut Anak Indonesia Akan Tertinggal dalam Sains Karena Sibuk Hafal Ayat dan Doa

KLAIM

Foto mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad yang diberi narasi berisi kritik terhadap pendidikan Indonesia beredar di media sosial. Narasi yang diklaim dilontarkan oleh Mahathir itu menyebut bahwa anak-anak sekolah negeri di Indonesia akan tertinggal dalam penguasaan sains karena waktunya habis untuk menghafal ayat dan doa.

"'PELAN-PELAN anak-anak sekolah negeri di Indonesia akan tertinggal dalam penguasaan sains. umurnya habis untuk menghafal ayat-ayat dan doa, belajar soal haram, dosa, bidadari, menghitung pahala, mencari dalil, memikirkan akerat. Setelah kalah bersaing lalu memusuhi pemerintah dan mendirikan negara syariah sebagai solusi semuanya...' (Mahatir Muhammad)," demikian narasi dalam foto tersebut.

Di Facebook, foto yang disertai dengan narasi tersebut salah satunya dibagikan oleh akun Raden Prubaya, tepatnya pada 23 November 2020. Akun ini pun menulis, “Ini yg terjadi saat ini di negeriku indonesia?” Hingga artikel ini dimuat, unggahan itu telah mendapatkan lebih dari 700 reaksi dan 226 komentar serta dibagikan 105 kali.

Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Raden Purbaya.

PEMERIKSAAN FAKTA

Berdasarkan penelusuran Tim CekFakta Tempo, tidak ditemukan sumber resmi maupun berita dari media kredibel yang berisi pernyataan Mahathir Mohamad bahwa anak Indonesia akan tertinggal dalam sains karena sibuk menghafal ayat dan doa. Justru, ditemukan jejak digital terkait kritik Mahathir tentang sistem pendidikan di negaranya, Malaysia, yang memberikan porsi lebih pada pendidikan agama.

Situs media Malay Mail pernah memuat berita yang berisi kritik Mahathir itu pada 21 Desember 2018 dengan judul “For education overhaul, PM moots cutting back on religious studies”. Menurut berita ini, kritik tersebut dilontarkan Mahathir dalam acara makan malam tahunan almamater Sultan Abdul Hamid College (SAHC). Saat itu, Mahathir mengatakan bahwa pendidikan Malaysia akan diperbaiki dengan mengurangi fokus pada pelajaran agama.

Menurut Mahathir, terlalu fokusnya sistem pendidikan pada pelajaran agama membuat siswa tidak memiliki kompetensi yang cukup untuk mendapatkan pekerjaan. "Kurikulum berubah, dan sekolah nasional menjadi sekolah agama. Mereka semua belajar tentang agama Islam dan tidak mempelajari yang lain. Akibatnya, mereka yang telah lulus kurang begitu fasih dengan mata pelajaran yang berguna untuk mendapatkan pekerjaan," katanya.

Mahathir pun menuturkan kurikulum akan diubah. "Kita akan tetap belajar agama, tapi tidak semuanya diajarkan dalam satu hari, mungkin 1-2 kali dalam seminggu. Kita harus menguasai mata pelajaran lainnya. Karena, jika ingin maju, orang Malaysia harus berpendidikan, tidak hanya dalam mengaji, tapi juga dalam bahasa lain. Jika tidak, kita akan sangat terbelakang," ujar Mahathir.

Pernyataan Mahathir itu juga pernah dimuat oleh situs media Says pada 22 Desember 2018 dengan judul “Tun M: The National School Has Become A Religious School And It's Time For A Change”. Menurut berita itu, Mahathir mengatakan kurikulum akan dimodifikasi sehingga sekolah nasional bakal mengajarkan semua mata pelajaran penting yang akan berguna bagi siswa ketika mereka dewasa dan menjadi individu yang mandiri.

Tempo pun pernah memberitakan pernyataan Mahathir tersebut, juga pada 22 Desember 2018, dengan judul "Mahathir Mohamad Akan Kurangi Silabus Agama di Sekolah Malaysia". Dalam berita ini, Mahathir mengatakan terlalu banyaknya pembelajaran agama mengurangi kemampuan siswa dalam mata pelajaran lain yang diperlukan untuk mencari pekerjaan.

Menurut Mahathir, sistem pendidikan Malaysia saat ini menghasilkan banyak cendekiawan agama atau ulama. Tapi, ketika terlalu banyak ulama, mereka selalu berbeda pendapat satu dengan yang lainnya, dan menyesatkan pengikutnya. Karena alasan itu, Mahathir ingin kurikulum sekolah diubah. Mahathir juga menekankan pentingnya kemahiran dalam bahasa Inggris.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa "Mahathir Mohamad menyebut anak Indonesia akan tertinggal dalam sains karena sibuk menghafal ayat dan doa" keliru. Tidak ditemukan sumber resmi maupun berita dari media kredibel yang berisi pernyataan Mahathir bahwa anak Indonesia akan tertinggal dalam sains karena sibuk menghafal ayat dan doa. Justru, ditemukan jejak digital terkait kritik Mahathir tentang sistem pendidikan di negaranya, Malaysia, yang memberikan porsi lebih pada pendidikan agama.

ZAINAL ISHAQ

Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke [email protected]