Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Drama Korea My Secret Terrius Prediksi Pandemi Covid-19 Sejak 2018?

Jumat, 4 September 2020 11:09 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Drama Korea My Secret Terrius Prediksi Pandemi Covid-19 Sejak 2018?

Klaim bahwa serial drama Korea yang tayang di Netflix, My Secret Terrius, telah memprediksi pandemi Covid-19 sejak 2018 beredar di media sosial. Klaim ini dilengkapi dengan potongan video dari serial televisi tersebut yang memperlihatkan seorang dokter sedang menjelaskan karakteristik virus Corona.

"Virus Corona menyerang sistem pernapasan. Yang lebih serius, virus Corona memiliki masa inkubasi 2-14 hari," demikian kata seorang dokter dalam video itu. Menurut tulisan panjang yang memuat klaim tersebut, potongan video itu berasal dari episode ke-10 serial drama My Secret Terrius.

Tulisan ini juga mencantumkan sumber, yakni The Independent. Menurut tulisan tersebut, dokter dalam video itu juga menyebut virus Corona menyerang paru-paru dalam waktu 5 menit setelah terpapar. Belum ada obat atau vaksin yang ditemukan untuk menyembuhkan pasien.

Di Instagram, klaim beserta video itu dibagikan salah satunya oleh akun @unexplnd, yakni pada 29 Maret 2020. Hingga artikel ini dimuat, unggahan tersebut telah ditonton lebih dari 307 ribu kali.

Gambar tangkapan layar unggahan akun Instagram @unexplnd.

Apa benar serial drama Korea My Secret Terrius memprediksi pandemi Covid-19 sejak 2018?

PEMERIKSAAN FAKTA

Dilansir dari The Sun, My Secret Terrius merupakan serial drama Korea Selatan yang ditayangkan pada September-November 2018 di saluran MBC dan saat ini dapat ditonton di Netflix. Serial televisi ini berkisah tentang seorang wanita bernama Go Ae-rin yang kehilangan suaminya dan kemudian menemukan bahwa dia adalah bagian dari sebuah konspirasi besar.

Namun, para ilmuwan sebenarnya telah mengetahui berbagai jenis virus Corona sejak pertengahan abad ke-20. Beberapa jenis virus Corona di antaranya Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS). Selain itu, berbeda dengan virus Corona fiksi di My Secret Terrius yang punya tingkat kematian hingga 90 persen, Covid-19 diperkirakan memiliki tingkat kematian sekitar 1 persen.

Organisasi cek fakta Amerika Serikat Snopes, yang telah memverifikasi klaim "serial drama Korea My Secret Terrius memprediksi pandemi Covid-19" dan menyatakannya sebagai keliru, memberikan penjelasan yang serupa. Para ilmuwan pertama kali mengidentifikasi virus Corona pada manusia pada 1960-an. Sejak saat itu, teridentifikasi beberapa wabah virus Corona, seperti wabah MERS pada 2012 dan wabah SARS pada 2002.

Dalam potongan video yang lebih panjang, dokter dalam serial televisi itu menjelaskan bahwa semua penyakit ini berasal dari kelompok virus yang sama. Virus Corona dalam tayangan itu pun tidak memiliki sifat yang sama dengan virus Corona Covid-19 yang menyebar ke seluruh dunia pada awal 2020. Dengan kata lain, meskipun Covid-19 disebabkan oleh virus Corona, tidak semua virus Corona menyebabkan Covid-19.

Virus Corona dalam serial televisi itu memiliki angka kematian mencapai 90 persen. Adapun Covid-19 tidak memiliki angka kematian hingga 90 persen. Tingkat kematian kasus berbeda dari satu negara dengan negara yang lain dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti ketersediaan pasokan di rumah sakit. Di negara-negara seperti Italia, di mana wabah cukup parah, tingkat kematian mencapai 11 persen. Sementara di negara-negara seperti Korea Selatan, di mana wabah dapat diatasi dengan tes besar-besaran, tingkat kematian hanya sekitar 1 persen.

Teori Konspirasi Covid-19

Dilansir dari organisasi cek fakta AS FactCheck, setelah virus Corona Covid-19 pertama kali muncul di Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019, memang tersebar berbagai rumor palsu tentang misteri asal-usul virus. Salah satunya adalah bahwa virus Corona Covid-19 merupakan senjata biologi yang bocor dari laboratorium di Wuhan. Namun, seluruh versi teori ini tidak memiliki pijakan bukti dan penjelasan secara sains.

Bukti-bukti yang ada justru menunjukkan bahwa virus itu kemungkinan menular ke manusia dari hewan yang belum teridentifikasi, seperti yang pernah terjadi di masa lalu pada jenis virus Corona lain. SARS-CoV pada 2002-2003 misalnya, diperkirakan berasal dari kelelawar dan menyebar ke manusia melalui musang. Pada 2012, muncul pula MERS-CoV yang kemungkinan berasal dari kelelawar, dan menyebar ke manusia melalui unta.

Berdasarkan arsip berita Tempo pada 30 Maret 2020, hasil studi yang dipimpin oleh Kristian Andersen, profesor imunologi dan mikrobiologi di Scripps Research Institute, California, AS, pun telah membantah rumor bahwa virus Corona Covid-19 sengaja dibuat atau produk rekayasa laboratorium. Menurut studi yang telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Medicine ini, virus Corona Covid-19 adalah buah dari proses evolusi alami.

Andersen menjelaskan, sejak awal pandemi Covid-19, para peneliti telah menguliti asal-usul SARS-CoV-2 tersebut dengan menganalisis data urutan genomnya. "Dengan membandingkan data urutan genom jenis-jenis virus Corona yang sudah diketahui, kami dapat dengan tegas menentukan bahwa SARS-CoV-2 berasal dari proses alami," ujarnya.

Peneliti mikrobiologi dari Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Sugiyono Saputra, mengutip data terbaru dalam Journal of Medical Virology tentang virus Corona Covid-19, tiga jenis virus Corona yang bersifat mematikan terhadap manusia berasal dari jenis hewan yang sama sebagai perantara alaminya, yakni kelelawar.

Menurut Sugiyono, walaupun memungkinkan, interaksi langsung antara kelelawar dengan manusia sebenarnya sangatlah jarang. "Tapi virus tersebut dapat pula menginfeksi hewan lainnya, dan hewan perantara tersebutlah yang lebih sering berinteraksi langsung dengan manusia," ujarnya pada 24 Januari 2020.

Dalam kasus SARS pada 2002-2003, Sugiyono menjelaskan bahwa hewan perantaranya adalah musang dan rakun, selain kelelawar itu sendiri. Dalam kasus MERS pada 2012, hewan perantaranya adalah unta. Sedangkan dalam kasus saat ini, material genetik virus Corona Wuhan merupakan rekombinasi dari material genetik virus yang berasal dari kelelawar dan ular.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa serial drama Korea My Secret Terrius memprediksi pandemi Covid-19 sejak 2018 keliru. Virus Corona dalam tayangan itu tidak memiliki sifat yang sama dengan virus Corona penyebab Covid-19. Meskipun Covid-19 disebabkan oleh virus Corona, tidak semua virus Corona menyebabkan Covid-19. Virus Corona dalam serial televisi itu juga memiliki angka kematian 90 persen. Adapun Covid-19 tidak memiliki angka kematian hingga 90 persen. Selain itu, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan Covid-19 sengaja dibuat oleh manusia.

ZAINAL ISHAQ

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id