[Fakta atau Hoaks] Benarkah WHO Sebut Penularan Corona Tak Lagi Hanya Lewat Droplet Tapi Juga Udara?
Senin, 27 April 2020 15:41 WIB
Pesan berantai yang menyebut bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan penularan virus Corona Covid-19 tidak lagi hanya melalui droplet tapi juga udara beredar di WhatsApp dan Facebook sejak Minggu, 26 April 2020. Menurut pesan berantai itu, virus Corona bisa bertahan dan melayang-layang di udara selama 8 jam.
Selain itu, pesan berantai itu juga mengklaim bahwa virus Corona yang berada di ruangan tertutup dapat bertahan lebih lama serta lebih cepat mendarat di tubuh seseorang yang belum terkena Covid-19. "Karena udara yang berputar di situ-situ saja," demikian narasi dalam pesan berantai tersebut.
Pesan itu disebut berasal dari juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto. Agar lebih meyakinkan, pesan berantai tersebut memuat tautan berita dari situs media Kompas.com berjudul "Jubir Pemerintah: Sesuai Rekomendasi WHO, Mulai Hari Ini Semua Gunakan Masker" yang dimuat pada 5 April 2020.
Pesan berantai itu pun menghubungkan klaim tersebut dengan kewajiban memakai masker ketika keluar rumah. "Maka, Bapak dan Ibu tolong kita ikuti protokol yang semakin ketat ini yaitu bahwa kalau kita keluar, biarpun tidak ke kerumunan massa, WAJIB pakai masker untuk saling melindungi satu sama lain karena menurut WHO ada satu golongan baru dalam proses penularan wabah ini yaitu OTG (orang tanpa gejala)."
Gambar tangkapan layar pesan berantai di WhatsApp yang berisi klaim tentang penularan virus Corona Covid-19 lewat udara.
Apa benar WHO menyatakan penularan virus Corona Covid-19 tidak lagi hanya melalui droplet tapi juga udara?
PEMERIKSAAN FAKTA
Tim CekFakta Tempo mula-mula membaca berita dari Kompas.com yang tautannya dicantumkan dalam pesan berantai itu. Hasilnya, tidak ditemukan keterangan dari juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, bahwa WHO menyatakan penularan Covid-19 tidak lagi melalui droplet tapi juga udara.
Selain itu, tidak ada pula penjelasan bahwa WHO menyatakan virus Corona Covid-19 bisa bertahan dan melayang-layang di udara selama 8 jam atau pun bertahan lebih lama di ruangan tertutup serta lebih cepat mendarat di tubuh seseorang yang belum terkena Covid-19 karena udara berputar di situ-situ saja.
Berita tersebut berisi pernyataan Yuri bahwa, sesuai rekomendasi WHO dalam mencegah penyebaran Covid-19, semua orang harus menggunakan masker. Yuri juga mengatakan bahwa masyarakat dapat menggunakan masker kain. Sementara tenaga kesehatan wajib mengenakan masker bedah atau masker N95. Penggunaan masker ini penting karena, ketika seseorang berada di luar rumah, terdapat banyak sekali ancaman penularan virus.
Sampai hari ini, WHO tidak pernah membuat pernyataan bahwa virus Corona Covid-19 bisa ditularkan melalui udara. Dalam situs resminya, WHO masih menulis bahwa, menurut penelitian sejauh ini, virus Corona Covid-19 umumnya menular melalui kontak dengan droplet dari saluran pernapasan orang yang terinfeksi, bukan melalui udara.
WHO memberikan penjelasan bagaimana Covid-19 bisa menular melalui droplet, yakni sebagai berikut:
Covid-19 dapat menyebar dari orang ke orang melalui droplet dari hidung atau mulut yang keluar saat orang yang terjangkit Covid-19 batuk atau napas (bersin). Droplet ini kemudian jatuh ke benda-benda dan permukaan di sekitarnya. Orang yang menyentuh benda atau permukaan tersebut lalu menyentuh mata, hidung, atau mulutnya dapat terjangkit Covid-19. Penularan Covid-19 juga dapat terjadi jika orang menghirup droplet yang keluar dari batuk atau napas (bersin) orang yang terjangkit Covid-19. Karena itu, penting bagi kita untuk menjaga jarak lebih dari 1 meter dari orang yang sakit. WHO terus mengkaji perkembangan penelitian tentang cara penyebaran Covid-19 dan akan menyampaikan temuan-temuan terbaru.
Rekomendasi penggunaan masker bagi seluruh masyarakat
Sebelumnya, WHO hanya merekomendasikan penggunaan masker bagi orang yang sakit dan orang yang merawat pasien. Pada 6 April 2020, WHO merekomendasikan penggunaan masker bagi seluruh masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Namun, alasannya bukan karena virus Corona Covid-19 bisa bertahan di udara selama 8 jam, melainkan karena kemungkinan penularan Covid-19 dari orang tanpa gejala.
Di dokumen WHO tentang saran penggunaan masker dalam konteks Covid-19, terdapat sejumlah laporan di mana orang yang terinfeksi tapi belum menunjukkan gejala (pra-gejala) berpotensi menularkannya ke orang lain. Selain itu, ada pula orang yang telah terkonfirmasi positif Covid-19 tapi tidak menunjukkan gejala.
Meskipun begitu, hingga saat ini, belum ada bukti bahwa pemakaian masker oleh orang yang sehat dapat mencegah mereka terinfeksi virus pernapasan, termasuk virus Corona Covid-19. Karena itu, menurut WHO, penggunaan masker tetap harus disertai dengan langkah-langkah pencegahan mendasar lainnya, yakni rajin mencuci tangan, jaga jarak, serta tidak menyentuh wajah dan mata.
WHO juga menekankan bahwa masker medis dan respirator diprioritaskan untuk tenaga kesehatan. WHO pun mendukung negara-negara yang mengeluarkan rekomendasi penggunaan masker bagi orang yang sehat sembari melakukan penelitian tentang efektivitas hal tersebut. Saran bagi penggunaan masker nonmedis, harus mempertimbangkan jumlah lapisan kain, bahan yang digunakan, kualitas hidrofobik, bentuk, dan pas atau tidaknya masker saat dipakai.
KESIMPULAN
Berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, klaim bahwa WHO menyatakan penularan Corona Covid-19 tidak lagi hanya melalui droplet tapi juga udara, keliru. Hingga artikel ini dimuat, dalam situs resminya, WHO menyebut bahwa virus Corona Covid-19 umumnya menular melalui kontak dengan droplet dari saluran pernapasan orang yang terinfeksi, bukan melalui udara.
IKA NINGTYAS
Update: Dikutip dari Kompas.com, pada 9 Juli 2020, WHO mengeluarkan pernyataan resmi bahwa virus Corona penyebab Covid-19, SARS-CoV-2, dapat menyebar melalui udara. WHO mendefinisikan penularan melalui udara sebagai penyebaran infeksi yang disebabkan oleh inti tetesan (aerosol) yang bisa menular ketika melayang di udara dalam jarak serta waktu yang lama. WHO bersama para ilmuwan telah mengevaluasi apakah SARS-CoV-2 juga dapat menyebar melalui aerosol tanpa adanya prosedur yang menghasilkan aerosol, terutama di ruangan tertutup dengan ventilasi yang buruk. Menurut WHO, udara yang dihembuskan oleh penderita Covid-19 memungkinkan transmisi virus melalui aerosol. Teori ini menunjukkan bahwa sejumlah tetesan pernapasan menghasilkan aerosol mikroskopis saat menguap, bernapas, dan berbicara. Dengan demikian, seseorang bisa terinfeksi virus jika menghirup aerosol yang mengandung virus dalam jumlah yang cukup untuk menyebabkan infeksi.
Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke [email protected]