Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah 59 Jemaat Gereja di Afrika Tewas Usai Minum Dettol untuk Cegah Corona?

Rabu, 1 April 2020 13:18 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah 59 Jemaat Gereja di Afrika Tewas Usai Minum Dettol untuk Cegah Corona?

Narasi bahwa 59 warga Afrika Selatan tewas usai minum antiseptik Dettol untuk mencegah penularan virus Corona Covid-19 beredar di media sosial. Menurut narasi tersebut, para warga Afrika Selatan itu meminum Dettol karena mengikuti instruksi seorang pemuka agama.

Narasi itu salah satunya berasal dari sebuah artikel di situs Lancangkuning.com berjudul "59 Jemaat Gereja Tewas Minum Dettol demi Cegah Corona" yang dimuat pada 27 Maret 2020. Menurut artikel itu, pendeta yang memberikan Dettol tersebut bernama Rufus Phala.

Dalam artikel yang melansir Kenya Today dan Daily Sun SA itu, disebutkan bahwa Rufus mengklaim bahwa Dettol dapat melakukan isolasi terhadap segala penyakit, termasuk Covid-19. Sementara mereka yang sudah sakit, dijanjikan akan sembuh.

Artikel itu pun memuat foto seorang pria yang sedang menuangkan cairan Dettol dari botolnya secara langsung ke mulut seorang wanita. Cairan Dettol tersebut berwarna oranye. Adapun pria dan wanita itu sama-sama berkulit hitam.

Di Facebook, artikel dari situs Lancangkuning.com itu dibagikan salah satunya oleh akun Nailil Fatmi. Hingga artikel ini dimuat, unggahan tersebut telah dibagikan lebih dari 200 kali, dikomentari lebih dari 300 kali, dan direspons lebih dari 3 ribu kali.

Selain di Facebook, sebuah akun Instagram, @soc.med_, juga membagikan informasi yang sama. Foto yang diunggahnya pun sama dengan yang dimuat di situs Lancangkuning.com. Namun, akun ini menulis bahwa informasi itu berasal dari situs Genpi.co.

Gambar tangkapan layar unggahan akun Instagram @soc.med_.

PEMERIKSAAN FAKTA

Untuk memeriksa klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula menelusuri foto yang dimuat oleh situs Lancangkuning.com serta akun Instagram @soc.med_. Dengan reverse image tool Yandex, ditemukan bahwa foto itu pernah digunakan dalam sebuah artikel di situs Mpasho News tiga tahun yang lalu atau pada 2017, sebelum virus Corona Covid-19 muncul di Kota Wuhan, Cina, pada Desember 2019.

Menurut artikel itu, foto tersebut adalah foto pendeta di Gereja Kristen Spiritual AK, Rufus Phala, yang menyuruh para pengikutnya minum disinfektan untuk penyembuhan. Untuk meyakinkan pengikutnya, dia mengklaim telah menerima pesan WhatsApp dari orang-orang yang mengatakan bahwa mereka telah disembuhkan karena mematuhi perintah Rufus.

Tempo pun mengecek kebenaran artikel itu dengan Plagiarism Checker Tool. Hasilnya, diketahui bahwa artikel yang dimuat oleh situs Mpasho News tersebut merupakan saduran dari sebuah tulisan di Uju Ayalogu's Blog dengan judul "Strange Times Indeed: For healing, pastor gives member Dettol to drink". Tulisan tersebut dimuat pada Desember 2016.

Berbekal petunjuk waktu tersebut, yakni Desember 2016, Tempo menelusuri pemberitaan dari media kredibel mengenai Rufus Phala ketika itu. Dilansir dari artikel di situs media Afrika Selatan, Daily Sun, yang dimuat pada 9 Desember 2016, Rufus Phala, pendeta di Gereja Kristen Spiritual AK, Makgodu, Limpopo, memang menyuruh pengikutnya minum Dettol.

Dalam video yang ditonton oleh Daily Sun, Rufus mengatakan kepada jemaatnya untuk minum cairan antiseptik dan berjanji bahwa, dengan minum Dettol, mereka akan disembuhkan dari penyakit. "Saya tahu Dettol berbahaya, tapi Tuhan memerintahkan saya untuk memakainya. Saya yang pertama meminumnya," katanya. Rufus juga mengklaim menerima pesan WhatsApp dari orang-orang yang telah sembuh.

Gambar tangkapan layar artikel di situs Daily Sun.

Seorang dokter umum, Mabowa Makhomisane, mengatakan bahwa Dettol tidak berbahaya jika dicampur dengan air yang kemudian digunakan untuk mandi atau membersihkan luka. "Tapi, jika masuk ke perut Anda dan diserap oleh tubuh Anda, cairan itu akan mengurangi jumlah oksigen dalam sistem Anda. Hal ini akan membuat Anda pingsan dan kemudian mati," katanya.

Mabowa menambahkan, "Jika Anda memuntahkan cairan itu ke paru-paru Anda, hal tersebut akan menyebabkan pneumonia aspirasi. Paru-paru Anda akan bengkak dan Anda tidak akan bisa bernapas." Dia pun menyarankan orang-orang yang telah minum cairan itu berkonsultasi dengan dokter untuk memeriksa apakah ada kerusakan yang terjadi di dalam tubuh mereka.

Dikutip dari artikel cek fakta Opindia, meskipun Rufus pernah menyuruh jemaatnya untuk minum antiseptik Dettol di masa lalu, tidak ditemukan sumber kredibel yang memuat informasi mengenai adanya 59 warga Afrika Selatan yang tewas akibat minum Dettol karena diminta oleh Rufus baru-baru ini. Situs Kenyan Report yang pertama kali melaporkan informasi itu pun telah menurunkan artikel terkait.

Begitu pula dengan situs Genpi.co yang artikelnya mengenai Rufus disadur oleh akun Instagram @soc.med_. Artikel tersebut direvisi dengan sebuah pernyataan maaf. Berikut ini pernyataan dari situs Genpi.co pada 25 Maret 2020:

"Kami mengakui sudah melakukan kesalahan ketika menunggah berita berjudul Minum Dettol untuk Cegah Virus Corona, 59 Jemaat Gereja Meninggal. Berita itu kami sadur dari laman Kenya Today.co.ke dengan judul 59 people die as Pastor gives them dettol to drink in church to prevent Coronavirus.

Dalam berita itu dijelaskan bahwa seorang pastor menyuruh jemaat gereja di Afrika Selatan untuk meminum Dettol agar tidak tertulari virus corona. Dalam berita itu juga disebutkan ada 59 jemaat yang meninggal dunia. GenPI.Co mengakui sudah melakukan kesalahan karena kurang teliti.

Berita itu ternyata kejadian pada 2016 yang dimodifikasi oleh Kenya Today.co.ke dengan mengaitkan pandemi virus corona. Kami memutuskan menghapus berita itu. Tidak ada sedikit pun maksud dari kami untuk menyebarkan kepanikan ataupun hoaks di tengah pandemi virus corona."

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, narasi bahwa 59 jemaat gereja di Afrika Selatan tewas usai minum Dettol untuk mencegah penularan virus Corona Covid-19 adalah narasi yang keliru. Seorang pendeta di Afrika Selatan, Rufus Phala, memang pernah menyuruh pengikutnya untuk minum Dettol sebagai penyembuhan. Namun, peristiwa itu terjadi pada 2016, jauh sebelum munculnya virus Corona Covid-19 pada Desember 2019. Foto yang digunakan untuk menyebarkan narasi itu pun telah beredar sejak 2016. Selain itu, tidak ditemukan sumber kredibel yang memuat informasi mengenai adanya 59 jemaat gereja di Afrika Selatan yang tewas akibat minum Dettol karena diminta oleh Rufus baru-baru ini.

ZAINAL ISHAQ

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id