Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Penumpang KRL yang Kejang-kejang Ini Terinfeksi Corona?

Kamis, 19 Maret 2020 15:07 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Penumpang KRL yang Kejang-kejang Ini Terinfeksi Corona?

Sebuah video yang memperlihatkan seorang penumpang KRL Commuter Line yang sedang kejang-kejang beredar di WhatsApp dan Twitter sejak Rabu, 18 Maret 2020. Sejumlah warganet menduga penumpang yang bermasker tersebut terinfeksi virus Corona Covid-19.

Dalam video pendek yang berdurasi 13 detik itu, saat kejang-kejang, pria yang sedang duduk di salah satu gerbong itu juga memegangi pundak kirinya. Sejumlah petugas keamanan kereta pun datang dan menolong pria tersebut. Dalam video itu, terdengar suara dari intercom bahwa kereta itu akan berhenti di Stasiun Pondok Cina.

Salah satu akun di Twitter pun menanyakan kebenaran video tersebut kepada akun resmi KRL Commuter Line, @CommuterLine. "Maaf minta tolong min yang tau info sebenarnya ini gimana ya? Dapet dari grup wa katanya kereta arah Bogor dan ini positif covid-19. Tapi aku kurang percaya. Mohon bantu info yg sebenarnya yaaa."

Gambar tangkapan layar unggahan akun Twitter yang menanyakan kejadian kejang-kejangnya seorang pria di KRL Commuter Line.

Apa benar penumpang KRL yang kejang-kejang dalam video tersebut terinfeksi virus Corona Covid-19?

PEMERIKSAAN FAKTA

Berdasarkan penelusuran Tim CekFakta Tempo, peristiwa dalam video itu memang terjadi di KRL Commuter Line, tepatnya pada Selasa, 17 Maret 2020. Namun, dalam akun resminya di Twitter, @CommuterLine, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) menjelaskan bahwa penumpang itu mengalami sakit maag, bukan Covid-19.

Gambar tangkapan layar unggahan akun Commuter Line yang berisi penjelasan mengenai peristiwa kejang-kejangnya seorang pria di dalam KRL.

Penumpang itu pun melanjutkan perjalanannya setelah mendapat perawatan petugas kesehatan di Stasiun Pondok Cina. "Pengguna mengaku memiliki riwayat sakit lambung, dan malam itu yang bersangkutan telat makan," kata Vice President Corporate Communications PT KCI, Anne Purba, seperti dikutip dari arsip berita Tempo pada 18 Maret 2020.

Menurut Anne, setelah diberi minum air hangat dan obat, penumpang tersebut pulih. "Kemudian keluar dari stasiun untuk melanjutkan perjalanan pulang," katanya. Anne pun menyayangkan penumpang lain yang mempublikasikan serta menyebarkan berita tidak benar mengenai penumpang itu yang dikaitkan dengan pandemi Covid-19.

"Tanpa penjelasan yang benar dan lengkap, mereka yang menyebarkan foto atau video semacam ini dapat terjerat pada penyebaran berita bohong, fitnah, maupun misinformasi dan disinformasi yang mengganggu kepentingan publik," katanya.

Anne juga mengimbau masyarakat untuk tidak membuat dokumentasi jika menemukan hal darurat dan segera memanggil petugas untuk mendapatkan pertolongan pertama. "PT KCI mengajak masyarakat terutama para pengguna KRL untuk mengutamakan membantu sesama pengguna dan segera memberi tahu petugas," ujarnya.

Anne mengatakan, jika berada dalam kondisi darurat yang membutuhkan penanganan tim medis, penumpang disarankan datang ke pos kesehatan yang tersedia di 30 stasiun milik PT KCI. "Petugas di pos kesehatan berlatar belakang perawat dan bidan. Pengguna KRL yang telah memiliki tiket dapat menggunakan fasilitas layanan ini," kata Anne.

KESIMPULAN

Berdasarkan temuan di atas, narasi bahwa penumpang KRL yang kejang-kejang dalam video yang beredar terinfeksi virus Corona Covid-19 adalah narasi yang menyesatkan. Berdasarkan keterangan penumpang yang mengalami kejang-kejang itu kepada petugas kesehatan di Stasiun Pondok Cina, dia mengalami sakit maag karena telat makan.

IKA NINGTYAS

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id