Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Hacker Hamza Dalj Dihukum Mati Karena Bobol Bank Israel untuk Bantu Palestina?

Selasa, 29 Oktober 2019 18:03 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Hacker Hamza Dalj Dihukum Mati Karena Bobol Bank Israel untuk Bantu Palestina?

Sebuah meme yang menyebut hacker asal Aljazair, Hamza Dalj, dihukum mati setelah membobol 217 bank di Israel untuk membantu warga Palestina beredar di media sosial. Meme itu diunggah oleh akun Budak_Tanjong di Facebook pada 17 Juli 2019. Namun, belakangan ini, unggahan itu viral dan telah dibagikan lebih dari 61 ribu kali dan dikomentari hingga 2.800 kali.

Dalam meme itu, terdapat pula dua foto seorang pria yang diklaim sebagai Hamza Dalj, yakni foto tampak depan dan foto tampak samping. Pria tersebut tengah berada di tiang gantungan dengan seutas tali yang telah melingkar di lehernya. Namun, pria itu terlihat tersenyum dan melambaikan tangannya.

Untuk melengkapi unggahannya itu, akun Budak_Tanjong menulis narasi, "Terima kasih telah membantu Palestina, semoga amal dan ibadah diterima di sisi Allah."

Namun, benarkah pria yang dihukum gantung dalam meme tersebut adalah Hamza Dalj?

Gambar tangkapan layar unggahan di Facebook yang menyebut hacker Hamza Dalj dihukum mati karena membobol bank di Israel.

PEMERIKSAAN FAKTA

Menggunakan reverse image tools milik Yandex, Tim CekFakta Tempo menemukan fakta bahwa pria yang dihukum mati dengan cara digantung seperti yang terlihat dalam meme di atas bukanlah Hamza Dalj. Pria itu adalah Majid Kavoosifar, seorang terpidana kasus pembunuhan yang berasal dari Teheran, Iran.

Informasi itu diperoleh dari situs Daily Mail dalam berita yang dimuat pada 2 Agustus 2007 dengan judul "Smirking murderer is led to the gallows as children join crowds at public executions in Iran".

Dalam berita itu, Daily Mail menyertakan delapan foto di mana lima di antaranya memperlihatkan proses hukuman gantung yang dijatuhkan kepada Kavoosifar. Wajah, baju, tali gantungan, dan posisi tangan Kavoosifar sebelum dieksekusi sama dengan foto dalam meme yang dibagikan oleh akun Budak_Tanjong.

Menurut berita tersebut, Kavoosifar yang saat itu berusia 28 tahun menjalani eksekusi mati bersama sepupunya, Hossein Kavoosifar, 24 tahun, di depan pengadilan di Teheran. Kedua pria itu dihukum mati karena membunuh hakim, perwira polisi, dan pengamat dalam serangkaian perampokan bersenjata. Saat diinterogasi, Kavoosifar mengaku membunuh hakim itu untuk balas dendam.

Setelah melakukan aksi itu, Kavoosifar melarikan diri ke Uni Emirat Arab. Namun, ia ditangkap di sana dan dikembalikan ke Iran oleh Interpol pada Mei 2006.

Gambar tangkapan layar berita tentang Majid Kavoosifar di situs Daily Mail.

Bagaimana dengan hacker asal Aljazair yang bernama Hamza Dalj?

Pada 2016, CNN Indonesia memberitakan bahwa Hamza Dalj ditangkap kepolisian Thailand pada awal Januari 2013 dan dideportasi ke Amerika Serikat. Di AS, dia divonis 15 tahun penjara.

Pria yang bernama lengkap Hamza Bendelladj itu dihukum karena memasok virus bernama SpyEye. Dengan virus itu, pria yang memiliki nama samaran BX1 ini mencuri uang dari bank, lembaga keuangan lainnya, dan rekening pribadi seseorang.

Bendelladj bersama temannya, Panin, melakukan aksinya dari Rusia sejak 2009. Mereka menjual SpyEye secara daring dengan harga US$ 1.000-10.000. Menurut pihak keamanan Amerika Serikat, SpyEye laku keras di pasar gelap dengan jumlah klien yang mencapai lebih dari 150 orang. Dengan SpyEye, salah satu klien Bendelladj diperkirakan telah menilap US$ 3,2 juta atau sekitar Rp 42 miliar dalam kurun waktu enam bulan.

Berbeda dengan yang terjadi di AS, di tanah kelahirannya dan di Timur Tengah, Bendelladj justru dicintai serta dielu-elukan. Di sana, banyak yang menganggapnya sebagai pahlawan. Menurut CNN Indonesia, Bendelladj dipercaya memiliki hati yang mulia lantaran telah menyumbangkan jutaan dolar dari merampok bank Israel untuk membantu warga Palestina. Hanya saja, sampai saat ini, belum ada bukti kuat yang mengkonfirmasi bahwa rumor itu adalah sebuah fakta.

Bukan Pertama Kali Beredar

Unggahan sesat tentang Hamza Bendelladj yang dihukum gantung itu pernah beredar sebelumnya berulang kali. Blog Islamlovespeace memuat artikel berjudul “Bobol 217 Bank Israel Demi Palestina, Hacker Ini Tetap Tersenyum Meski Akan Dihukum Gantung” pada 26 September 2016.

Di YouTube, informasi tersebut juga pernah viral setelah diunggah oleh kanal Military TV pada 26 Mei 2016 dengan judul "Menjelang Eksekusi Mati, Hacker Bobol 217 Bank Tetap Tersenyum". Video itu telah ditonton hingga 9 juta kali. 

Banyak yang mempercayai video itu lantaran adanya kemiripan wajah antara Hamzah Dalj dan Majid Kavoosifar meskipun kisah keduanya berbeda.

KESIMPULAN

Pemeriksaan fakta di atas menunjukkan bahwa meme yang menyebut hacker Hamza Dalj dihukum mati karena membobol bank di Israel untuk membantu warga Palestina termasuk sesat. Foto dalam meme tersebut yang diklaim sebagai Hamzah Dalj sebenarnya adalah Majid Kavoosifar. Kavoosifar dieksekusi mati pada 2006 karena terlibat dalam kasus pembunuhan.

IKA NINGTYAS

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cekfakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id