[Fakta atau Hoaks] Benarkah Presiden Jokowi Mundur dari Jabatannya?

Selasa, 10 September 2019 20:29 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Presiden Jokowi Mundur dari Jabatannya?

Sebuah video yang berisi narasi bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi mundur dari jabatannya beredar di YouTube. Video yang diberi judul "Kabar Terkini, Detik2 JKW Mundurr, Mari Sujud Syukurr" itu diunggah oleh kanal 651 SAFA pada Rabu, 4 September 2019.

Video berdurasi 10 menit 31 detik tersebut dilengkapi dengan tagar #PRABOWOPRESIDEN, #beritaterkini, dan #651safa.

Gambar tangkapan layar video di YouTube yang berisi narasi bahwa Presiden Jokowi mundur dari jabatannya.

Di awal video, narator berkata, "Yang anti-Jokowi baca nih. Pak Jokowi sedang bekerja keras untuk bangsa ini. Memangnya apa yang sudah kalian lakukan untuk negeri ini? Jangan hanya nyinyir saja. Kalau enggak suka ya pindah negara saja."

Narator juga mengatakan bahwa seharusnya bangsa Indonesia bersyukur memiliki presiden seperti Jokowi. Ia menjamin kebebasan berdemokrasi. "Ramalan Wanda Hamidah pun tepat. Kalau presidennya bukan Jokowi, akan ada pembungkaman suara rakyat. Rakyat kecil dituduh menebar kebencian atau dijerat UU ITE. Aktivis yang mengkritik pemerintah akan dijemput paksa dengan tuduhan makar," kata si narator.

Kemudian, narator mengatakan bahwa Jokowi adalah sosok yang sederhana dan merakyat. "Sama konglomerat tajir yang nunggak pajak triliunan saja, Pak Jokowi mau mengampuninya. Apalagi sama rakyat kecil. Jadi, enggak mungkin Pak Jokowi menaikkan pajak dengan mencekik rakyat kecil. Pajak kendaraan naik 300 persen itu hoaks. Yang naikin pajak pasti Prabowo," ujar si narator.

Hingga kini, video itu telah ditonton lebih dari 112 ribu kali dan disukai lebih dari 2 ribu akun.

PEMERIKSAAN FAKTA

Tim CekFakta Tempo tidak menemukan adanya pernyataan Jokowi dalam video tersebut. Narasi yang dibacakan oleh narator dalam video itu pun terkesan seperti sebuah sindiran bagi Jokowi dan pendukungnya.

Narasi di bagian awal video itu mirip dengan pernyataan Wanda Hamidah, mantan politikus Partai Amanat Nasional, pada Juni 2014. Kala itu, Wanda yang menjabat sebagai anggota DPRD Jakarta dari Fraksi PAN menulis cuitan di Twitter soal ancaman terhadap kebebasan berekspresi dan kemerdekaan pers bila Jokowi tidak terpilih sebagai presiden.

Namun, banyak sindiran terhadap pernyataan Wanda tersebut. Salah satunya yang dimuat oleh situs Eramuslim.com. Salah satu artikel di situs itu yang dimuat dua tahun setelah cuitan Wanda, yakni pada Minggu, 27 November 2016, berjudul “#MenolakLupa: Prediksi Wanda Hamidah Meleset 180 Derajat, Bukan Prabowo tapi Jokowi yang Berangus Demokrasi”.

Situs itu menulis, "Ini berita tahun lalu, tapi makin kesini, makin menemui relevansinya. Di bawah Jokowi, rakyat sudah tidak bisa bebas berekspresi. Menyebarkan video kebenaran saja ditangkap polisi."

Dalam artikel itu, tertulis pula bahwa portal-portal berita yang ingin menyebarkan kebenaran, bukan kepalsuan dan pencitraan, diblokir. Sementara situs-situs porno dan akun-akun media sosial yang terang-terangan menghina para ulama dan Islam dibiarkan. "Inilah rezim Jokowi dan Wanda Hamidah yang dulu berkoar-koar tentang kebebasan berekspresi ngumpet entah dimana."

Situs itu juga menulis bahwa, semasa kampanye Pemilihan Presiden 2014, ada kampanye hitam yang menyatakan kebebasan berpendapat dan berekspresi akan diberangus jika Prabowo Subianto terpilih sebagai presiden. Saat itu, ada juga kampanye negatif yang antara lain dilakukan oleh mantan anggota DPRD Jakarta dari Fraksi PAN dan mantan artis, Wanda Hamidah. Ketika itu, Wanda adalah pendukung calon presiden Jokowi.

“Jangan sampai nanti engga bisa ngeritik lagi.. baru nyesel..” demikian ditulis Wanda di lini masa Twitter-nya pada 4 Juni 2014.

Narasi lainnya dalam video itu juga menyindir sifat Jokowi yang sederhana dan pemaaf sehingga mengampuni para penunggak pajak. Begitu pula narasi yang menyinggung soal kenaikan pajak kendaraan. “Pajak kendaraan naik 300 persen itu hoaks. Yang naikin pajak pasti Prabowo.”

Selain itu, dalam video yang diunggah kanal 651 SAFA, terdapat narasi yang menyoroti sikap Jokowi dalam penanganan konflik Papua. Tim CekFakta Tempo menemukan narasi itu sama dengan isi artikel yang diterbitkan situs Voa-islam.com pada Senin, 2 September 2019.

Isi artikel itu terdapat dalam video yang diunggah kanal 651 SAFA dari menit 4:49 hingga video itu berakhir pada menit 10:11.

KESIMPULAN

Dalam video yang diunggah kanal YouTube 651 SAFA, sama sekali tidak ada pernyataan Presiden Jokowi yang mundur dari jabatannya. Sumber-sumber yang digunakan dalam video tersebut juga merupakan situs-situs yang kerap menyerang Jokowi. Berdasarkan semua bukti yang ada, narasi yang dibuat kanal YouTube 651 SAFA adalah keliru.

ZAINAL ISHAQ

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cekfakta ini? Kirimkan ke [email protected]