Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Ribuan Perempuan Kashmir Protes terhadap India Pasca Dekrit Penghapusan Status Istimewa Kashmir?

Senin, 12 Agustus 2019 12:49 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Ribuan Perempuan Kashmir Protes terhadap India Pasca Dekrit Penghapusan Status Istimewa Kashmir?

Sebuah video yang diklaim sebagai aksi protes ribuan warga Kashmir yang berjuang untuk membebaskan tanah mereka dari India beredar di media sosial. Video berdurasi 39 detik itu salah satunya dibagikan di aplikasi pesan Whatsapp. Isi video itu menampakkan ratusan perempuan berjilbab yang turun ke jalan.

Video tersebut dibagikan dengan narasi, “Hundreds of thousands Kashmiris took street yesterday in Indian occupied Kashmir to liberate their land from India... One of Kashmiris requested to spread this video all over the world as Indian media did not cover such a huge rally. So, please share as much as possible.”

Dengan narasi berbeda, video itu juga telah dibagikan di Twitter pada 5 Agustus 2019 oleh akun NayaDaur Media, @nayadaurpk. Ia menuliskan narasi, “#Kashmiri women out on roads protesting against the killing of two teenage freedom fighters in Indian Held Kashmir during the funeral rites of the dead.”

Gambar tangkapan layar video protes ribuan perempuan Kashmir yang beredar di Twitter (kiri) dan di Facebook (kanan)

Informasi ini beredar di tengah meningkatnya ketegangan antara India dan Pakistan baru-baru ini. Situasi antara kedua negara itu memanas pasca dikeluarkannya sebuah dekrit presiden oleh pemerintah India yang menghapus pasal 370 konstitusi.

Pasal 370 terkait dengan otonomi signifikan yang telah dinikmati Kashmir selama tujuh dekade. Pasal itu merupakan dasar dari status Jammu dan Kashmir ketika wilayah yang dikuasai pangeran terdahulu memiliki pilihan untuk bergabung dengan India atau Pakistan setelah kemerdekaan mereka dari Inggris pada tahun 1947.

Undang-undang yang mulai berlaku pada 1949 ini membebaskan negara bagian Jammu dan Kashmir dari konstitusi India. Hal tersebut memungkinkan yurisdiksi wilayah yang dikelola India membuat undang-undang sendiri dalam semua hal kecuali keuangan, pertahanan, urusan luar negeri, dan komunikasi.

Mereka pun dapat membentuk bendera yang terpisah serta menolak hak properti di wilayah tersebut kepada pihak luar. Itu berarti penduduk Kashmir hidup di bawah undang-undang yang berbeda dari provinsi di India lainnya dalam hal-hal seperti kepemilikan properti dan kewarganegaraan.

Namun, benarkah video yang beredar itu adalah aksi protes warga Kashmir kepada India yang terjadi pada Jumat pekan lalu?

PEMERIKSAAN FAKTA

Video tersebut bukan video baru. Melalui tools pemeriksaan video, InVID, video ini telah menyebar beberapa kali di media sosial sebelumnya. Di Facebook, video itu telah dibagikan oleh halaman Documenting Oppression Against Muslims - DOAM pada Desember 2018, dengan narasi “Kashmiri women rally in support of #Kashmir independence”. Video ini telah dibagikan ulang hingga 2.232 kali.

Video serupa juga pernah menyebar di Twitter pada 11 Maret 2019. Akun Twitter Ansar Abbasi @AnsarAAbbasi membagikan video itu dengan menyertakan narasi, “Like every other Kashmiri, women in IHK also seek “Azadi” from barbaric #India.” Hingga awal Agustus, unggahan itu dibagikan seribu kali dan disukai 2,7 ribu akun. 

Dengan demikian, video yang diklaim sebagai aksi protes warga Kashmir sebenarnya bukan video baru terkait peristiwa yang terjadi pada 10 Agustus 2019.

Tempo menemukan video tersebut untuk pertama kalinya dipublikasikan oleh Markhor TV di Youtube pada 15 Desember 2018. Markhor TV adalah salah satu televisi berita yang berbasis di Pakistan.

Namun, tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai peristiwa dalam video itu. Markhor TV hanya menuliskan keterangan bahwa video tersebut adalah aksi para perempuan Kashmir yang menyanyikan slogan Azadi, salah satu slogan yang digaungkan penduduk Kashmir untuk memprotes rencana penghapusan Pasal 370 konstitusi India.

Hasil pemeriksaan fakta Alt News menunjukkan bahwa ribuan warga Kashmir itu turun ke jalan dalam prosesi pemakaman yang berlangsung di daerah Hajin, Kashmir Utara. Menurut laporan News18 pada 9 Desember 2018, “Tiga militan ditembak mati oleh pasukan di Mujgund, di pinggiran Srinagar, setelah pertempuran senjata selama 18 jam. Di antara para militan yang terbunuh adalah Mudasir Rashid Parray yang berusia 14 tahun dari distrik Bandipora. Dua militan lainnya diidentifikasi sebagai Saquib Bilal (17), juga seorang penduduk distrik Bandipora, dan seorang militan Pakistan, Ali Bhai."

Gambar tangkapan layar dari situs Alamy Live News yang memuat foto yang identik dengan peristiwa dalam video

Prosesi pemakaman itu pun terdokumentasikan dalam sebuah foto di Alamy Live News yang identik seperti dengan peristiwa dalam video. Foto karya Faisal Khan dari Pacific Press itu memuat keterangan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada 10 Desember 2018.

Para wanita berbaris untuk menghadiri pemakaman militan remaja di daerah Hajin di Kashmir utara, sekitar 35 kilometer dari Srinagar, ibukota India yang dikuasai Kashmir pada 10 Desember 2018. Salah satu remaja berusia empat belas tahun adalah di antara tiga militan yang terbunuh di daerah Mujigund di pinggiran Srinagar pada 09 Desember 2018.

KESIMPULAN

Dari pemeriksaan fakta di atas bisa disimpulkan bahwa video yang diklaim sebagai protes perempuan Kashmir pasca penghapusan Pasal 370 konstitusi India pada Agustus 2019 adalah salah. Video tersebut adalah peristiwa saat warga Kashmir menghadiri proses pemakaman tiga militan yang terbunuh pada 10 Desember 2018.

IKA NINGTYAS

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cekfakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id