Keliru: Klaim TBC Tiba-Tiba Ada

Senin, 26 Mei 2025 18:58 WIB

Keliru: Klaim TBC Tiba-Tiba Ada

SEBUAH akun di media sosial X [arsip] mengunggah tangkapan layar tentang TBC dari konten milik Manto Gudono, 15 Mei 2025. Konten tersebut berisi tangkapan layar berita online berjudul Ada 274 RW di Jakarta Berstatus Siaga TBC. Artikel dipublikasikan pada 14 Mei 2025 pukul 17.42 WIB. Agus Rahmad dan Fajar Ramadhan tercatat sebagai penulis.

Akun Manto Gudono menulis bahwa semua terjadi serba tiba-tiba. "Tiba-tiba Bill Gates datang, tiba-tiba Kadiskes mengumumkan status siaga TBC dan tiba-tiba disuntik vaksin," tulisnya.

 

Hingga Kamis 22 Mei 2025, konten itu telah dibagikan ulang 814 kali dan dilihat 2,2 juta kali. Namun, benarkah TBC tiba-tiba ada?

PEMERIKSAAN FAKTA

Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim tersebut dengan layanan pencarian gambar terbalik dan wawancara ahli. Faktanya, tidak benar bahwa penyakit TBC muncul secara tiba-tiba. Sejarah mencatat penyakit ini sudah terdeteksi sejak lama.

Klaim ini muncul dihubungkan dengan rencana uji coba vaksin tuberkulosis (TB) yang dikembangkan oleh Bill Gates Foundation. Pendiri Microsoft itu datang ke Indonesia pada 7 Mei 2025.

Menurut Epidemiologi Indonesia dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman, penyakit tuberkulosis sudah ditemukan ribuan tahun sebelum masehi. Temuan arkeologi, teks kuno hingga rekaman kedokteran zaman dulu, sudah mendeteksi keberadaan TBC tersebut.

“Tuberkulosis sudah didokumentasikan terjadi ribuan tahun bahkan sebelum masehi,” kata Dicky Budiman kepada Tempo, 22 Mei 2025.

Pada kerangka tubuh mumi di Mesir yang berasal dari 2400-3400 SM, ditemukan gejala penyakit TBC. Di negara Asia, pemilik peradaban tertua adalah India dan Cina, sudah mendeteksi keberadaan penyakit ini. TBC sudah ada di India sejak 3300 tahun lalu sedangkan di Cina 2300 tahun lalu.

Pada masa Yunani, kata Dicky, TBC disebut sebagai consumption atau dalam bahasa Yunani, phthisis. Yunani merupakan salah satu pelopor ilmu pengetahuan. Penyakit ini ditulis dalam buku Hippocrates yang disebut sebagai penyakit mematikan, khususnya pada anak muda. 

“Di Eropa, penyakit ini sudah ditemukan sejak era Renaissance. Di era modern setelah penemuan mikroskop, TBC sudah jauh lebih berkembang,” kata dia.

Situs Centers for Disease Control and Prevention (CDC) melansir bahwa pada tahun 1882, penyakit TB telah membunuh satu dari tujuh orang di Amerika Serikat dan Eropa. Dr. Robert Koch mengumumkan penemuan Mycobacterium tuberculosis (MT), kuman penyebab tuberkulosis pada tanggal 24 Maret 1882. Komunitas kesehatan global menetapkan tanggal 24 Maret sebagai Hari TB Sedunia. Penemuan Dr. Koch ini sangat penting dalam upaya pemberantasan penyakit TBC.

Tahun 1700-an, orang-orang menyebut penyakit TB sebagai "wabah putih" karena kulit penderita TB pucat. Kemudian di tahun 1800-an, orang-orang menyebutnya sebagai "konsumsi”. Hingga akhirnya pada tahun 1834, Johann Schonlein menamai penyakit tersebut tuberkulosis. Clemens von Pirquet menciptakan istilah "infeksi TB laten" untuk merujuk pada TB tidak aktif pada tahun 1909.

Dikutip dari situs National Library of Medicine, genus Mycobacterium berasal lebih dari 150 juta tahun yang lalu. MT memiliki asal usul yang sangat kuno.

Penyakit ini telah bertahan selama lebih dari 70.000 tahun dan saat ini menginfeksi hampir 2 miliar orang di seluruh dunia dengan sekitar 10,4 juta kasus baru TBC setiap tahunnya. Hampir sepertiga dari populasi dunia adalah pembawa basil TBC dan berisiko untuk mengembangkan penyakit aktif.

Dokter spesialis paru dari RS Persahabatan Jakarta, Prof. Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K), FISR, FAPSR mengatakan, berdasarkan Global Tuberculosis Report 2024, Indonesia berada pada peringkat dua penderita TBC terbanyak di dunia setelah India. Angkanya mencapai 1.060.000 kasus dengan angka kematian 134.000 jiwa. 

“Setiap kali praktik, kami selalu menemukan pasien dengan TB ini. Angka TB kita tinggi setiap tahunnya,” kata Agus kepada Tempo, Senin, 26 Mei 2025.

Data TB Indonesia dalam rentang waktu 10 tahun terakhir bisa dilihat di sini.

Menurut Agus, penyakit TB sudah ada sejak lama di Indonesia. Bahkan sejak jaman kerajaan dulu. Agus menyebut keliru bila ada klaim yang mengatakan bahwa penyakit ini tiba-tiba saja ada di Indonesia. 

Tangkapan Layar Berita Online

Dari hasil penelusuran Tempo, tangkapan layar berita berjudul Ada 274 RW di Jakarta Berstatus Siaga TBC diambil dari artikel yang publikasikan oleh situs media Viva.co.id pada 14 Mei 2025 pukul 17.42 WIB. Baik judul, foto Kepala Dinas Kesehatan Jakarta, tanggal terbit hingga nama penulis, menunjukkan kesamaan. 

Dalam berita tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Jakarta mengatakan bahwa angka kasus TBC di Jakarta terbilang tinggi. Sehingga untuk menekan angka penularannya, Dinas Kesehatan melakukan pengendalian kasus TBC dengan basis komunitas.

“Kami sudah memiliki 274 RW yang statusnya sudah siaga TBC,” kata Kepala Dinas Kesehatan Jakarta, Ani Ruspitawati di Rusunawa Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, Rabu 14 Mei 2025.

Ani meminta masyarakat yang merasa dirinya pernah melakukan kontak erat dengan penderita penyakit TBC untuk memeriksakan diri. Pemerintah Provinsi Jakarta membentuk Pasukan Putih yang salah satu tujuannya tracing kasus TBC di tengah-tengah masyarakat. Pasukan Putih akan berkeliling ke masyarakat dengan mendatangi langsung, khususnya warga yang termasuk lanjut usia (lansia), untuk pelayanan kesehatan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa klaim TBC tiba-tiba ada adalah keliru.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]