Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Raja Bahrain Menyatakan Malu Negaranya Curang saat Lawan Timnas Indonesia

Selasa, 15 Oktober 2024 06:34 WIB

Keliru, Raja Bahrain Menyatakan Malu Negaranya Curang saat Lawan Timnas Indonesia

Sebuah video beredar di Threads [arsip] dan akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan ini, yang diklaim memperlihatkan Raja Bahrain, Hamad bin Isa Al Khalifah, yang menyatakan merasa malu atas kecurangan timnas negaranya saat melawan Timnas Indonesia.

Video itu memperlihatkan sosok Raja Hamad berjubah cokelat, mengenakan keffiyeh putih atau penutup kepala pria dewasa dalam tradisi Arab, dengan latar belakang rak buku dan bendera nasional Bahrain. Dia berbicara dalam bahasa Arab yang diklaim merasa malu karena Timnas Bahrain diberitakan diduga terlibat kecurangan saat melawan Timnas Indonesia dalam laga putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia zona Asia, 10 Oktober 2024.

Namun, benarkah video yang beredar memperlihatkan Raja Bahrain menyatakan rasa malu atas kecurangan timnas negaranya?

PEMERIKSAAN FAKTA

Tempo memverifikasi narasi tersebut menggunakan layanan reverse image search dari mesin pencari Google. Hasilnya, dalam video aslinya, Raja Bahrain tidak berkomentar mengenai kekalahan Timnas Indonesia.

Foto dengan tampilan serupa pernah diunggah akun Facebook News of Bahrain tahun 2021. Video itu sesungguhnya memperlihatkan Raja Hamad menyampaikan pernyataannya untuk Forum Perdamaian Paris. Dia mendorong penguatan kerjasama yang solid antar negara untuk menciptakan kehidupan yang aman, sejahtera dan berkelanjutan.

Video versi lengkap juga diunggah di saluran YouTube Paris Peace Forum, tanggal 10 November 2021 untuk Paris Peace Forum edisi ke-4. Selain itu, tidak ditemukan berita yang memuat komentar pejabat Bahrain terkait kontroversi dan dugaan kecurangan dalam laga tersebut.

Dilansir Agensi Berita Bahrain, Wakil Ketua Pertama Dewan Tertinggi Pemuda dan Olahraga (SCYS), Ketua Otoritas Olahraga Umum (GSA), dan Presiden Komite Olimpiade Bahrain (BOC), Shaikh Khalid bin Hamad Al Khalifa, justru memuji pencapaian timnas negaranya dan para suporter.

Sementara GDNonline.com melaporkan bahwa pelatih Timnas Bahrain, Dragan Talajic, juga menyanjung anak-anak asuhnya dengan mengatakan mereka bermental kuat hingga bisa mencetak gol kedua di detik-detik terakhir.

Dugaan Kecurangan

Kecurangan itu diduga dilakukan wasit asal Oman yang memimpin pertandingan, Ahmed Al Kaf, sebagaimana diberitakan BBC Indonesia. Ia tidak menyetop pertandingan ketika harusnya dihentikan pada menit ke-96 hingga Bahrain menghasilkan satu lagi gol di menit ke-99.

Indonesia yang sebelumnya unggul 2-1 berubah menjadi draw 2-2 karena molornya waktu pertandingan tersebut. Hal ini mempengaruhi poin yang dikumpulkan Indonesia dalam klasemen kualifikasi Piala Dunia.

Langkah Ahmed tersebut ternyata tidak memenuhi unsur kecurangan bila dilihat dari aturan permainan Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB). Peraturan itu menyatakan wasit dapat memberikan tambahan waktu pada setiap babak untuk menggantikan waktu yang hilang karena:

  1. pergantian pemain,
  2. penilaian dan/atau pemindahan pemain yang cedera,
  3. upaya buang waktu,
  4. sanksi kedisiplinan,
  5. penghentian waktu untuk alasan medis yang diizinkan oleh peraturan kompetisi terkait, misalnya jeda untuk minum (yang tidak boleh lebih dari satu menit) dan jeda pendinginan (90 detik hingga tiga menit),
  6. penundaan yang berkaitan dengan pemeriksaan dan peninjauan VAR,
  7. perayaan gol,
  8. segala penyebab lainnya, termasuk penundaan yang signifikan untuk memulai kembali pertandingan (misalnya karena gangguan pihak eksternal).

Pengamat sepak bola Anton Sanjoyo mengatakan wasit utama berhak menambah waktu permainan versinya sendiri, menyesuaikan dengan kondisi di lapangan. Meskipun keputusannya berbeda dengan panjang waktu tambahan yang dinyatakan wasit keempat.

Anton mengatakan, yang tidak boleh dilakukan wasit utama adalah mengurangi waktu perpanjangan yang sudah ditentukan. Sehingga dalam kasus Indonesia vs Bahrain, wasit tidak melanggar aturan.

“Memang tidak disebutkan di dalam aturan itu soal berapa lama dia boleh menambah waktu, karena itu masuk ke dalam otoritas wasit,” kata Anton.

Namun, masalahnya wasit meniup peluit panjang pada menit ke-99 setelah Bahrain mencetak gol kedua. Sehingga seakan-akan dia hanya memperpanjang waktu untuk Bahrain agar bisa menyamakan skor.

KESIMPULAN

Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang menyatakan video yang beredar memperlihatkan Raja Bahrain, Hamad bin Isa Al Khalifah, menyatakan merasa malu atas kecurangan timnas negerinya saat berlaga melawan Indonesia pada Oktober 2024, adalah klaim keliru.

Video itu sesungguhnya rekaman pernyataan Raja Hamad untuk Paris Peace Forum edisi ke-4, yang telah dipublikasikan tahun 2021.

TIM CEK FAKTA TEMPO

** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id