Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menyesatkan, Ismail Haniyeh Terbunuh Karena Pengikut Syiah Rafidhah

Selasa, 27 Agustus 2024 20:16 WIB

Menyesatkan, Ismail Haniyeh Terbunuh Karena Pengikut Syiah Rafidhah

Sebuah postingan dengan narasi Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh yang terbunuh di Teheran, Iran karena merupakan pengikut Syiah beredar di media sosial Instagram. Dalam unggahan dijelaskan bila Ismail Haniyeh terbunuh usai menghadiri pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian pada Selasa 30 Juli 2024. Ia terbunuh dalam serangan yang menargetkan kediamannya di Teheran, Iran yang merupakan markas Syiah Rafidhah.

Hingga artikel ini ditulis telah mendapatkan respon 31 kali disukai. Lantas benarkah Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh yang terbunuh di Teheran, Iran karena merupakan pengikut Syiah Rafidhah?

PEMERIKSAAN FAKTA

?Untuk membuktikan klaim di atas, Tempo menelusuri informasi terkait pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh yang terbunuh di Teheran, Iran karena merupakan pengikut Syiah Rafidhah dari sumber kredibel. Hasilnya tidak ditemukan informasi valid yang menyebutkan Ismail Haniyeh terbunuh karena menjadi pengikut Syiah Rafidhah.

Hasil investigasi The New York Times (NYT) justru mendapati hal berbeda.  Pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh berhubungan dengan operasi perburuan pimpinan Hamas yang dilakukan oleh Mossad, badan intelijen asing negara itu karena bertanggung jawab di balik serangan 07 Oktober di Israel.   

David Barnea, kepala Mossad, mengatakan pada bulan Januari badan intelijennya “diwajibkan” untuk memburu para pemimpin Hamas, kelompok di balik serangan 7 Oktober di Israel. “Ini akan memakan waktu, seperti yang terjadi setelah pembantaian di Munich, tetapi tangan kita akan menangkap mereka dimanapun mereka berada,” kata Barnea.

Dikutip dari CNN, Ismail Haniyeh sendiri diketahui merupakan pemimpin politik Hamas sejak 2017. Ia telah menjadi pemimpin kelompok itu dan yang paling menonjol selama perang Israel di Gaza. 

Haniyeh merupakan kunci dalam negosiasi gencatan senjata dan pembebasan sandera yang sedang berlangsung. Ia juga menjadi perantara utama dengan mediator internasional selama perundingan penyanderaan dan gencatan senjata yang terhenti antara Israel dan Hamas, menyusul serangan kelompok itu terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober. The Guardian mencatat Haniyeh sudah menarik perhatian internasional sejak bulan Januari 2006 ketika ia mengorganisasi kekalahan gerakan Fatah dalam pemilihan dewan legislatif Palestina.

Dikutip dari NYTimes, pejabat Iran dan Hamas mengatakan bahwa Israel bertanggung jawab atas pembunuhan terhadap pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh. Penilaian yang sama juga disampaikan oleh beberapa pejabat Amerika Serikat. Namun Israel yang telah bersumpah untuk menghancurkan pemerintahan dan kemampuan militer Hamas, belum mengakui bahwa mereka bertanggung jawab atas penanaman bom tersebut.

Dilansir dari BBC, Pembunuhan Ismail Haniyeh sendiri dilakukan dengan rudal berpemandu yang menargetkan kediaman pribadinya di Teheran. Rudal itu menghantam kediaman Haniyeh sekitar pukul 02:00 waktu setempat – sebagaimana yang juga disebutkan oleh media pemerintah Iran. Serangan itu menewaskan 12 orang yang kebanyakan merupakan anak-anak. Di sisi lain, Hizbullah menyanggah keterlibatan mereka dalam serbuan itu. 

Sejak ditunjuk sebagai pejabat tinggi Hamas pada tahun 2017, Haniyeh sendiri kerap berpindah-pindah antara Turki dan ibu kota Qatar, Doha.

Ia menghindari pembatasan perjalanan di Jalur Gaza yang diblokade dan memungkinkannya untuk bertindak sebagai negosiator dalam pembicaraan gencatan senjata atau untuk berbicara dengan sekutu Hamas, Iran. 

Dilansir dari The Conversation, akar gerakan Hamas organisasi pimpinan Haniyeh sendiri diketahui merupakan bagian dari pergerakan Ikhwanul Muslimin (IM), gerakan Islamis asal Mesir yang membentuk cabang hingga di Gaza. Paham Islamisme Ikhwanul Muslimin berdasar pada prinsip al-Islam huwa al-hal, yakni menawarkan Islam sebagai solusi menyeluruh untuk masalah dalam semua sektor kehidupan publik dan privat di era modern. Dikutip dari Reuters, Hamas adalah gerakan Islam Sunni dan nasionalisme Palestina yang menentang pendudukan zionis di wilayah tersebut. Mereka percaya bahwa tujuan mereka adalah untuk membebaskan seluruh Palestina.

KESIMPULAN

Hasil pemeriksaan Tempo, klaim Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh yang terbunuh di Teheran, Iran karena merupakan pengikut Syiah Rafidhah adalah menyesatkan.

Tidak ada informasi valid yang menyebutkan Ismail Haniyeh terbunuh karena menjadi pengikut Syiah Rafidhah.

Hasil investigasi The New York Times, pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh berhubungan dengan operasi perburuan pimpinan Hamas yang dilakukan oleh Mossad–badan Intelijen Israel–karena terkait dengan serangan 7 Oktober di Israel.   

Hamas organisasi pimpinan Haniyeh sendiri diketahui merupakan bagian dari pergerakan Ikhwanul Muslimin (IM), gerakan Islamis asal Mesir yang membentuk cabang hingga di Gaza. Organisasi ini memiliki gerakan Islam Sunni dan nasionalisme Palestina.

TIM CEK FAKTA TEMPO

** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id