Keliru, Pesan Berantai WhatsApp tentang Klaim Minum dan Mandi Air Dingin Saat Gelombang Panas
Rabu, 22 Mei 2024 18:07 WIB
Sebuah pesan berantai di WhatsApp menyebutkan tentang hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat gelombang panas. Imbauan itu beredar dengan klaim bahwa Indonesia, Malaysia, dan Singapura akan menghadapi gelombang panas antara 40 dan 50 °C.
Pesan berantai ini juga menyebutkan hal yang oleh dan tidak boleh dilakukan. Di antaranya, dokter menganjurkan untuk tidak minum air dingin saat suhu mencapai 40 derajat celcius karena menyebabkan pembuluh darah kecil pecah. Disarankan mengkonsumsi air hangat saat suhu luar ruangan mencapai 38 derajat celcius. Lalu, larangan mandi setelah terpapar panas.
Benarkah berbagai klaim dalam pesan berantai tersebut?
PEMERIKSAAN FAKTA
Untuk membuktikan klaim di atas, Cek Fakta Tempo menelusuri informasi dari sumber kredibel dan pendapat ahli.
Klaim 1: Indonesia, Malaysia, dan Singapura akan menghadapi gelombang panas antara 40°C dan 50°C
Fakta: Narasi mengenai gelombang panas mencapai 40-50 derajat celcius yang akan melanda Indonesia, Malaysia dan Singapura adalah pesan berantai yang telah beredar sejak 2021, 2022, dan 2023.
Menurut World Meteorological Organization (WMO), heatwave atau gelombang panas merupakan periode dimana panas lokal yang berlebihan terakumulasi selama beberapa hari dan malam yang sangat panas. Gelombang panas dapat berlangsung selama beberapa hari hingga berbulan-bulan di mana suhu maksimum dan minimum sangat tinggi di suatu lokasi.
Dilansir BMKG, karena secara geografis wilayah Indonesia berada di sekitar wilayah ekuatorial, Indonesia juga memiliki variabilitas perubahan cuaca yang cepat. Dengan dinamika atmosfer tersebut, dapat dikatakan bahwa di wilayah Indonesia tidak terjadi fenomena gelombang panas atau heatwave.
Suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia adalah kondisi suhu panas harian yang umumnya disebabkan oleh kondisi cuaca cerah pada siang hari dan relatif lebih signifikan pada saat posisi semu matahari berada di sekitar ekuatorial.
Suhu tertinggi di Indonesia pada 21 April 2024 mencapai 37,8 derajat Celsius di Saumlaki, Maluku dan 37 derajat Celsius di Medan, Sumatera Utara.
Klaim 2: Minum air dingin saat terpapar panas menyebabkan stroke dan pembuluh darah pecah
Fakta: Dilansir CNN, Ketua Unit Kerja Koordinasi Gastro-Hepatologi IDAI Muzal Kadim mengatakan alih-alih memilih air dingin, akan lebih baik jika Anda mengonsumsi air dengan suhu normal saat cuaca panas. Air dingin dikhawatirkan bisa memicu infeksi saluran napas akut.
Inge Permadhi, dokter gizi di RSCM Jakarta, menambahkan bahwa mengkonsumsi air dingin saat cuaca panas sebenarnya tak masalah, karena saat mengkonsumsi air akan ditampung terlebih dahulu di lambung sebelum kemudian disalurkan ke seluruh bagian tubuh.
Walaupun demikian dianjurkan untuk minum air dengan suhu normal saat cuaca panas. mengkonsumsi air es (dingin) bisa mempengaruhi saluran pencernaan dan saluran pernapasan, bisa juga memicu radang dan batuk.
Terkait, klaim bahwa minum air dingin saat cuaca panas dapat menyebabkan pembuluh darah pecah, dilansir Cek Fakta Tempo, Kepala Puskesmas Sagea, Halmahera Tengah, dr Ririn Hardiyanti, mengatakan bahwa minum air es memang kurang baik bagi kesehatan.
“Tetapi setahu saya, mengkonsumsi air es menyebabkan stroke dan pembuluh darah pecah itu tidak benar. Mengkonsumsi air es pada cuaca panas sebenarnya tidak masalah, namun memang dianjurkan kita untuk mengkonsumsi air dengan suhu normal saat cuaca panas,” kata Ririn
Dilansir Kompas.com, Dr Ari Fahrial Syam Sp.PD-KGEH, MMB, dokter spesialis penyakit dalam, mengatakan klaim pecahnya pembuluh darah akibat langsung minum air es adalah tidak benar.
“Gangguan kesehatan yang umum terjadi dengan perbedaan suhu dan kelembaban udara adalah dehidrasi. jika dehidrasi terus berlanjut disertai terpapar panas yang terus menerus, maka akan berlanjut menjadi heat stroke, suatu gangguan kesehatan yang bisa berakibat kematian," jelasnya.
Klaim 3: Mandi saat suhu panas menyebabkan rahang kaku dan stroke
Fakta: Dilansir dari American Red Cross, saat terpapar udara panas, mandi atau berendam air dingin maupun berpindah ke tempat ber-AC adalah cara yang jauh lebih baik untuk menyejukkan diri.
Liza Andriani, pakar kesehatan dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat(UMSB) kepada Tirto.id, menjelaskan bahwa suhu air dingin ideal yang digunakan untuk mandi berkisar pada 21 derajat celcius, tidak dianjurkan mandi menggunakan air es atau menggunakan air dengan suhu lebih rendah dari itu.
Liza juga menerangkan bahwa mandi air dingin dianjurkan untuk mereka yang memiliki suhu tubuh normal. Pasalnya, pemilik suhu tubuh normal dapat menyesuaikan diri dengan kondisi air yang dingin, dengan cara mengecilkan tubuh terbuka. World Health Organization (WHO) menetapkan bahwa suhu tubuh manusia normal ada pada rentang 36,5 hingga 37,5 derajat Celcius.
Sebaliknya, dia menjelaskan bagi mereka yang sedang mengalami suhu tubuh tinggi, ini biasa terjadi ketika seseorang sedang demam, diingatkan untuk menghindari air dingin. Alih-alih air dingin, kondisi suhu tubuh tinggi harus mandi dengan menggunakan air hangat, karena hal ini dapat membuka pori-pori tubuh. Suhu tubuh yang panas akan mengeluarkan uap dari pori-pori yang terbuka tersebut.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, klaim yang menyebutkan minum air dingin saat terjadi gelombang panas dapat menyebabkan stroke adalah keliru.
Pakar kesehatan mengatakan, minum air es (dingin) saat terpapar panas setelah beraktivitas tidak menyebabkan stroke, namun mempengaruhi saluran pencernaan dan saluran pernapasan, bisa juga memicu radang dan batuk. Untuk itu disarankan minum air dengan suhu normal.
Mandi setelah terpapar panas juga merupakan modalitas pendinginan yang paling efektif untuk pasien dengan sengatan panas akibat aktivitas. Namun disarankan untuk menunggu beberapa saat hingga suhu tubuh normal.
TIM CEK FAKTA TEMPO
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]