Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menyesatkan, Narasi Soal Cara Mengetahui Tingkat Kejantanan dan Jumlah Hormon Kesuburan Melalui Kuku

Senin, 25 Maret 2024 12:34 WIB

Menyesatkan, Narasi Soal Cara Mengetahui Tingkat Kejantanan dan Jumlah Hormon Kesuburan Melalui Kuku

Sebuah video beredar di Facebook [arsip] berisi klaim cara mengecek tingkat kejantanan dan jumlah hormon kesuburan dalam tubuh dengan melihat tampilan kuku di bagian kaki. Pria dalam video itu menunjukkan jika ada tanda mirip bulan sabit di ibu jari tangan, menandakan jumlah hormon seimbang. Tetapi jika bagian mirip bulan sabit ada di kuku jari-jari lainnya juga, maka tubuh orang tersebut mengalami kelebihan hormon.

“Jadi yang paling bagus adalah (bagian bulan sabit) hanya ada pada jempol Anda. Tidak di semua kuku,” kata narator dalam video.

Benarkah narasi yang mengatakan melihat bagian bulan sabit di kuku itu bisa digunakan mengetahui kejantanan dan jumlah hormon dalam tubuh?

PEMERIKSAAN FAKTA

Pengajar Prodi Dokter Spesialis-1 Andrologi, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair), Agustinus, mengatakan bagian mirip bulan sabit di bagian bawah kuku bernama lunula. Namun menurut dia, belum ada penelitian yang menunjukkan hubungan antara lunula dengan hormon reproduksi pria, seperti testosteron, stimulan folikel (FSH), luteinizing (LH), dan prolaktin.

“Pada beberapa publikasi (penelitian), lunula yang tidak terlihat dapat mengindikasikan adanya anemia, kekurangan nutrisi, tingkat stres yang tinggi, penumpukan perak, dan lain-lain. Tetapi untuk (masalah) reproduksi saya belum pernah baca laporan ilmiahnya,” kata Agustinus melalui pesan, Jumat, 22 Maret 2024.

Untuk mengetahui kadar hormon seseorang, biasanya melalui pemeriksaan darah yang harus dilakukan pagi hari. Namun untuk pemeriksaan kandungan hormon prolaktin, tidak boleh dilakukan sesaat setelah bangun tidur.

Ada beberapa penelitian yang menggunakan kuku sebagai bahan untuk mengukur kadar testosteron, tetapi belum umum dilakukan. Selain itu, caranya tidak seperti yang diperlihatkan dalam video yang beredar, melainkan melalui tahap-tahap tertentu.

Agustinus juga menjelaskan, pemeriksaan hormon secara ideal dilakukan oleh dokter. Pasien akan mengikuti sesi wawancara dan pemeriksaan fisik untuk menentukan hormon apa saja yang perlu diperiksa.

“Tetapi kalau memang masyarakat punya keingintahuan kondisi hormon reproduksinya dan belum berani ke dokter, terutama yang usia 40 tahun, bisa mengisi kuesioner Androgen Deficiency of Aging Male yang ada banyak di internet. Bila hasilnya menunjukkan ada indikasi kekurangan androgen (testosteron), mereka bisa segera mengunjungi dokter atau laboratorium klinik,” kata dia lagi.

Cek Kuku untuk Ketahui Testosteron

Sebuah jurnal ilmiah yang ditulis Matas dan Koren (2018) dan diterbitkan Canadian Journal of Physiology and Pharmacology volume 96 menyatakan bahwa penurunan testosteron terkait usia bisa bisa dideteksi dari kuku pria.

Akan tetapi, hal itu dilakukan tidak dengan melihat tanda bulan sabit. Matas dan Koren menggunakan metode dengan mengekstrak dan mengukur akumulasi testosteron dari kuku jari manusia menggunakan alat enzyme immuno assay (EIA). Metode tersebut dianggap berguna untuk mengukur testosteron pada kuku pria dengan sedikit matriks. 

Immunoassay adalah metode tes kimia yang digunakan untuk dapat mendeteksi serta mengukur zat tertentu menggunakan reaksi imunologis.

Dengan metode itu, peneliti menyimpulkan cara tersebut bisa digunakan untuk mengukur penurunan sirkulasi hormon testosteron pada pria. Namun harus menggunakan sejumlah tahap dan peralatan, bukan hanya melihat lunula atau visual bagian kuku lain.

Jurnal ilmiah lain yang ditulis Man Ho Choi, Young Sock Yoo, dan Bong Chul Chung, yang terbit di “Journal of Chromatography B: Biomedical Sciences and Applications” tahun 2001 juga membahas keterkaitan kuku dan hormon testosteron.

Peneliti berusaha mengetahui jumlah testosteron dan pregnenolon (salah satu jenis hormon steroid) pada kuku manusia menggunakan kromatografi gas-spektrometri massa (GC-MS). 

Teknik analisa GC-MS ialah sejumlah langkah mengidentifikasi dan mengukur komponen sampel, yang banyak digunakan untuk mendeteksi steroid dalam matriks biologis. Hal itu tidak bisa dilakukan dengan pantauan visual saja sebagaimana yang ditampilkan dalam video yang beredar.

Di sisi lain, artikel yang telah disetujui ahli kesehatan di website Healthline.com mengatakan bahwa lunula merupakan bagian dari area pertumbuhan kuku yang disebut matriks. Lunula yang tak terlihat, tidak selalu berkaitan dengan kesehatan tubuh.

Hubungan antara lunula dan kesehatan tubuh belum sepenuhnya dipahami. Namun lunula tak terlihat, diperkirakan menjadi indikasi tubuh seseorang mengalami anemia, malnutrisi, atau depresi. Tak ada keterangan hubungan visual lunula dan hormon reproduksi.

KESIMPULAN

Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan bahwa level kejantanan dan jumlah hormon kesuburan bisa diketahui dengan melihat lunula kuku merupakan klaim menyesatkan.

Sejumlah penelitian ilmiah memang menunjukkan kuku bisa digunakan untuk mengetahui kadar hormon testosteron pada tubuh manusia, tetapi harus melalui berbagai tahap. Tidak hanya dengan melihat lunula. 

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id