Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Klip Pernyataan CEO Pfizer tentang Agenda Depopulasi Dunia

Selasa, 21 November 2023 21:44 WIB

Keliru, Klip Pernyataan CEO Pfizer tentang Agenda Depopulasi Dunia

Potongan video berdurasi 24 detik menampilkan CEO Pfizer Albert Bourla menyebut agenda mengurangi populasi (depopulasi) dunia hingga 50 persen pada 2023, menyebar di Twitter atau X. Dalam klip itu, Albert Bourla tengah berbicara di World Economic Forum (WEF).  

Video yang diunggah pada 16 November 2023 itu memuat narasi: “Agenda depopulasi adalah hoax/teory konspirasi? Penjelasan Dirut Pfizer di WEF dalam video. Rezim Indonesia menjalankan agenda ini, Anies adalah capres yang paling dekat sama WEF”.

Hingga artikel ini ditulis, video itu sudah ditonton 753 kali dan di retweet 20 kali. Lantas benarkah CEO Pfizer Albert Bourla mengatakan ada agenda mengurangi populasi dunia 50 persen pada 2023?

PEMERIKSAAN FAKTA

Klip CEO Pfizer Albert Bourla yang menyebar di Twitter dan berisi pernyataannya mengurangi populasi hingga 50 persen pada 2023 adalah klip yang telah dipotong dari aslinya. 

Dikutip dari Fullfact.org, organisasi cak fakta yang berbasis di Inggris, faktanya, Albert Bourla tidak pernah mengatakan dia merencanakan agenda depopulasi dunia hingga 50 persen. Pernyataan Bourla sebenarnya bahwa ia ingin mengurangi jumlah penduduk di dunia yang tidak mampu membeli obat-obatan Pfizer sebanyak 50 persen. 

Bourla saat itu berbicara di Davos dalam sebuah acara tahunan yang diselenggarakan oleh World Economic Forum (WEF), sebuah organisasi lobi non-pemerintah internasional. Pernyataan aslinya adalah:

“Minggu pertama kami bertemu pada bulan Januari '19 di California, kami menetapkan tujuan untuk lima tahun ke depan. Dan salah satunya adalah pada tahun 2023 kita akan mengurangi jumlah orang di dunia yang tidak mampu membeli obat-obatan sebesar 50%. Saya pikir hari ini mimpi itu menjadi kenyataan.”

Video lengkap yang menunjukkan konteks sebenarnya pernyataan CEO Pfizer Albert Bourla dapat disimak pada menit ke-01:40 pada video yang diunggah akun World Economic Forum pada 25 Mei 2022. 

Dikutip dari CekFakta Reuters, klip yang beredar telah disunting di beberapa kalimat, sehingga membuat Bourla seolah-olah menyatakan: 

“Saya pikir itu benar-benar sebuah mimpi yang kami alami bersama dengan tim kepemimpinan saya ketika kami memulainya pada tahun '19. Minggu pertama kami bertemu pada bulan Januari '19 di California untuk menetapkan tujuan untuk lima tahun ke depan dan salah satunya adalah, pada tahun 2023, kami akan mengurangi jumlah orang di dunia sebesar 50%. Saya pikir hari ini, mimpi itu menjadi kenyataan.”

PolitiFact, situs cek fakta Poynter Institute berkantor di Washington, DC, video CEO Pfizer Albert Bourla juga menyatakan pengurangan populasi dunia merupakan video yang telah diedit untuk tujuan menipu, dengan menggunakan kata-kata yang membuat Bourla tampak mengatakan sesuatu yang tidak dia katakan. 

Video tersebut mengabaikan konteks bahwa dia mengumumkan program perusahaan untuk membantu masyarakat di negara-negara miskin mendapatkan akses terhadap obat-obatan dan vaksinnya.

KESIMPULAN

Hasil pemeriksaan fakta Tempo, potongan video berdurasi 24 detik menampilkan CEO Pfizer Albert Bourla yang menyatakan menjalankan agenda depopulasi dunia hingga 50 persen pada 2023 adalah keliru

Video tersebut diketahui telah diedit dan dimanipulasi sehingga tampak Bourla seperti mengatakan sedang melakukan agenda depopulasi dunia hingga 50 persen pada 2023. Padahal yang sesungguhnya adalah Bourla mengatakan bila pada tahun 2023 ia akan mengurangi jumlah orang di dunia yang tidak mampu membeli obat-obatan sebesar 50 persen.

TIM CEK FAKTA TEMPO

** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id