Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Video yang Diklaim Polisi Israel Mencekik Anak Palestina

Kamis, 9 November 2023 18:50 WIB

Keliru, Video yang Diklaim Polisi Israel Mencekik Anak Palestina

Sebuah video beredar di platform Amazonaws dan Facebook yang diklaim menampilkan polisi Israel menginjak dan membenturkan kepala seorang anak Palestina ke lantai sebuah bangunan. 

Video memperlihatkan seorang polisi memegangi anak yang duduk di kursi, sementara seorang lainnya mengunci bocah lainnya di lantai. Anak yang terbaring di lantai dan lehernya dicekik itu mengucap syahadat.

Narasi yang disertakan menyatakan bahwa polisi tersebut ialah polisi Israel yang mencekik anak Palestina hingga meninggal dunia. Peristiwa itu dikatakan terjadi pada hari Sabtu, saat terjadi protes di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kota Yerusalem.

Namun, benarkah video itu memperlihatkan polisi Israel yang mencekik anak Palestina sampai meninggal dunia?

PEMERIKSAAN FAKTA

Tempo memverifikasi klaim itu menggunakan layanan reverse image search dari mesin pencari Google dan Yandex. Ditemukan sejumlah keterangan terkonfirmasi terkait video yang memperlihatkan seorang pria berseragam mencekik seorang anak tersebut.

Video yang sama ditemukan di beberapa unggahan di internet, salah satunya di saluran YouTube media Swedia, SYDSVENSKAN, tertanggal 9 Februari 2015.

Dilansir Morocco World News pada 10 Februari 2015, SYDSVENSKAN melaporkan bahwa anak-anak dalam video itu berusaha naik kereta di Swedia, padahal tak memiliki tiket. Penjaga keamanan stasiun kemudian menangkap mereka.

Namun dalam proses penangkapan terjadi kekerasan yang rekaman videonya menyulut protes yang lebih luas. Anak tersebut terengah-engah, menangis, dan mengucapkan syahadat. Kemudian dia dilepaskan.

Sejumlah website pemeriksa fakta juga menyatakan bahwa video tersebut sesungguhnya memperlihatkan petugas keamanan stasiun kereta di Negeri Blågult yang melakukan kekerasan kepada anak-anak, di antaranya AFP dan Factly.in.

Narasi yang mengklaim video itu terkait konflik di Palestina, telah beredar tahun 2019, padahal keliru. Meskipun faktanya banyak anak menjadi korban di Gaza, namun video yang beredar tersebut tidak terkait konflik di sana.

Anak-anak Korban Konflik Gaza

Meski video itu tidak menunjukkan peristiwa di Gaza saat ini, namun genosida yang dilakukan Israel telah menelan banyak korban dari warga sipil dan anak-anak. Dilansir Reuters, 7 November 2023, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan Gaza telah menjadi kuburan bagi anak-anak karena banyak yang terbunuh. Dia mengatakan terjadi pelanggaran hukum humaniter internasional (HHI) di sana.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) melalui website resminya mengatakan, sampai tanggal 3 November 2023, tercatat 2.236 orang wanita dan 3.760 anak-anak di Gaza telah terbunuh. Artinya rata-rata 420 anak terbunuh setiap hari, oleh serangan militer Israel.

KESIMPULAN

Berdasarkan verifikasi Tempo, narasi yang mengatakan video pria berseragam mencekik seorang anak adalah polisi Israel yang sedang membunuh anak Palestina adalah keliru.

Video itu sesungguhnya memperlihatkan seorang petugas stasiun kereta di Swedia yang mengamankan seorang anak yang berusaha menaiki kereta, padahal tidak memiliki tiket. Namun petugas itu melakukan kekerasan, meskipun akhirnya anak tersebut dilepaskan.

Serangan militer Israel memang membunuh ratusan anak per hari di Gaza. Namun, video yang beredar tersebut bukan terkait konflik di Gaza, melainkan peristiwa yang terjadi di Swedia tahun 2015.

TIM CEK FAKTA TEMPO

** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id