Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Belum Ada Bukti, Video yang Diklaim Korea Utara dan Rusia Hancurkan Israel

Rabu, 1 November 2023 20:57 WIB

Belum Ada Bukti, Video yang Diklaim Korea Utara dan Rusia Hancurkan Israel

Sebuah akun di Facebook [arsip] mengunggah video dengan narasi Korea Utara dan Rusia membantu Palestina menghancurkan Israel.

Video tersebut diberi judul “Mulianya Korut Dan Rusia Bantu Palestina Hancurkan Israel Sekali Marah Kim Jong Un Tembakan Nuklir” serta menggambarkan bahwa Korea Utara dan Rusia membela kelompok Hamas di Palestina. Disebutkan juga, pernyataan ini diperkuat setelah sebuah rekaman video yang menunjukkan pasukan Hamas membawa peluncur roket yang diperkirakan berasal dari Rusia dan Korea Utara.

Video berdurasi 8 menit 14 detik yang diunggah pada 12 Oktober 2023 tersebut, disukai 4,9 ribu dan ditayangkan sebanyak 166 ribu kali.

Benarkah Korea Utara dan Rusia mendukung persenjataan Hamas dalam perang dengan Israel? Berikut pemeriksaan faktanya.

PEMERIKSAAN FAKTA

Untuk verifikasi video tersebut, Tim Cek Fakta Tempo menggunakan pencarian lanjutan (advance search) pada media sosial, kanal Telegram, Google Maps, serta pemberitaan media yang kredibel.

Berdasarkan penelusuran Tempo, tidak ada sumber resmi dan pemberitaan media kredibel yang menyatakan bahwa Rusia dan Korea membantu militan Hamas dengan memberikan mereka persenjataan.

Dilansir AP, pada tanggal 15 Oktober 2023, militer Israel menunjukkan sejumlah persenjataan yang disita dari markas militer Hamas. Senjata tersebut di antaranya granat berpeluncur roket F-7 Pyongyang dan senapan otomatis Tipe 58 Korea Utara.

Dilansir Reuters, Kantor berita resmi Korut, KCNA, menyebut klaim bahwa senjatanya digunakan dalam serangan Hamas ke wilayah Israel sebagai "rumor yang tidak berdasar dan palsu".

"Ini tidak lain adalah upaya untuk mengalihkan kesalahan atas krisis Timur Tengah yang disebabkan oleh kebijakan hegemoni (Amerika Serikat) yang salah ke negara ketiga dan dengan demikian menghindari kritik internasional yang terfokus pada kekaisaran kejahatan," katanya.

Kepada AP, N.R. Jenzen-Jones, seorang ahli senjata yang bekerja sebagai direktur konsultan Armament Research Services mengatakan “Korea Utara telah lama mendukung kelompok-kelompok militan Palestina, dan senjata Korea Utara sebelumnya telah didokumentasikan di antara pasokan yang dicegat."

Dilansir CNA, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, mengatakan bahwa ia tidak dapat mengonfirmasi laporan tentang sumber roket yang digunakan oleh Hamas.

Terkait Rusia, dilansir Tempo, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa Rusia telah melakukan kontak dengan Israel dan Palestina dan akan berusaha memainkan peran dalam menyelesaikan konflik di antara mereka.

“Oleh karena itu, kami menjaga hubungan dengan kedua pihak yang berkonflik ini. Kami melakukan kontak dan mengambil bagian dalam semua–sayangnya hanya sedikit–format yang mencari titik temu untuk penyelesaian dan tidak berjalan efektif, seperti yang ditunjukkan oleh praktik baru-baru ini," kata Peskov.

Hasil verifikasi video

Video 1

Pada menit ke-01:53, fragmen video menampilkan sekelompok orang terlihat sedang merakit roket berukuran kecil.

Berdasarkan penelusuran Tempo, video tersebut identik dengan unggahan di kanal Telegram Al-Qassam Brigade pada tanggal 9 Oktober 2023. Video tersebut diberi keterangan “Untuk pertama kalinya ditampilkan sistem pertahanan udara "Mubar 1" buatan lokal.”

Hasil terjemahan bahasa arab pada logo menunjukan jenis persenjataan ini diberi nama MTBR anti-aircraft system. Persenjataan ini dioperasikan oleh sayap militer Hamas Brigade Izzedine al Qassam.

Laman Army Recognition menuliskan, Mubar 1 dibuat oleh sayap militer Hamas sebagai sistem pertahanan udara jarak pendek. Roket ini dapat menjatuhkan helikopter dan menembak sasaran sejauh 6-8 km. Hamas mampu memproduksi roket sendiri dan beberapa diantaranya terinspirasi oleh desain senjata Iran dan menggunakan amunisi produksi Rusia.

Video 2

Pada menit ke-06:50, fragmen video menampilkan sebuah ruangan pertemuan dengan sejumlah orang di dalamnya.

Berdasarkan penelusuran Tempo, ruangan tersebut merupakan ruangan rapat parlemen Jerman. Video tersebut identik dengan unggahan DW, pada tanggal 11 Oktober 2023. Dilansir DW, sebelum memulai sidang Parlemen Jerman mengheningkan cipta untuk para korban serangan teror Hamas terhadap Israel.

Video 3

Pada menit ke-07:26, fragmen video menampilkan sejumlah orang bersenjata laras panjang memasuki sebuah kompleks yang berpagar tinggi.

Berdasarkan penelusuran Tempo, fragmen video tersebut identik dengan unggahan di kanal Telegram Al-Qassam Brigade pada tanggal 7 Oktober 2023. Video tersebut diberi keterangan “Brigade Al-Qassam menyerbu lokasi militer Erez di Jalur Gaza utara, dan membunuh mereka”. 

Dilansir CNN, pada tanggal 7 Oktober 2023, Brigade Izzedine Al Qassam, sayap militer Hamas, merilis sebuah video yang menunjukkan sedikitnya tujuh pejuang menyerbu pos penyeberangan Erez, penyeberangan perbatasan utama antara Jalur Gaza dan Israel.

Dilansir BBC, Delapan orang dengan rompi antipeluru dan membawa senapan berlari menuju pos pemeriksaan di Erez yang dibentengi dengan ketat dan menembaki pasukan Israel.

Erez yang dikenal juga dengan sebutan Beit Hanoun Crossing, merupakan pos militer Israel yang berfungsi sebagai checkpoint untuk penyeberangan dari Gaza ke wilayah Israel atau sebaliknya. 

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta, video dan klaim yang menyebutkan Korea Utara dan Rusia mendukung persenjataan Hamas dalam perang dengan Israel adalah belum ada bukti.

Fragemen video tersebut, beberapa di antaranya dicuplik dari video propaganda Hamas yang diunggah di akun Telegram. Video ini merupakan gabungan beberapa video dengan konteks yang berbeda dengan judul. Persenjataan yang digunakan Hamas belum terbukti bantuan dari Korea Utara maupun Rusia.  

TIM CEK FAKTA TEMPO

** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id