Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Klaim bahwa Dita Indah Sari Berafiliasi dengan Komunis dan Kongres PKI tahun 2010

Selasa, 24 Oktober 2023 13:27 WIB

Keliru, Klaim bahwa Dita Indah Sari Berafiliasi dengan Komunis dan Kongres PKI tahun 2010

Sebuah video beredar dengan narasi bahwa Dita Indah Sari merupakan orang yang terhubung dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang telah dibubarkan dan dilarang. Video klaim yang keluar dari pernyataan dari ustadz Alfian Tanjung ini, beredar di WhatsApp, Facebook [arsip] serta TikTok [arsip].

Alfian Tanjung juga mengatakan PKI telah menggelar kongres di Magelang tahun 2010, yang menghasilkan sebuah dokumen Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD-ART).

Namun, benarkah Dita Indah Sari berafiliasi dengan PKI dan partai itu telah menggelar kongres di Magelang?

PEMERIKSAAN FAKTA

Dita Indah Sari bukanlah bagian dari Partai Komunis Indonesia yang telah dibubarkan sejak 12 Oktober 1966, sebab Dita Indah Sari baru lahir pada 30 Desember 1972 di Kota Medan dari pasangan Adjidar Ascha dan Magdalena Willy F Firnandus

Dita Indah Sari adalah aktivis buruh dan pejuang hak asasi manusia. Ia mendirikan Partai Rakyat Demokratik (PRD) bersama teman-temannya pada tahun 1994, saat rezim Orde Baru masih berkuasa di bawah Soeharto. Saat itu ia aktif memobilisasi kaum buruh berdemo, untuk meminta kenaikan upah dan kehidupan layak.

Karena perjuangannya itu, Dita kerap dituding komunis oleh rezim Orde Baru karena sejumlah aksinya memperjuangkan nasib buruh. Terutama setelah ia memobilisasi 20 ribu buruh dari 11 perusahaan, untuk berdemonstrasi di Tandes, Surabaya, 8 Juli 1996. Ia kemudian dipenjara karena dituduh subversif komunis, seperti yang pernah ditulis oleh CNN Indonesia.

Total hukuman penjara yang dijatuhkan pada Dita saat itu adalah delapan tahun. Ia hanya menjalani hukuman penjara tiga tahun, setelah mendapat amnesti dari Presiden BJ Habibi, pada 9 Juli 1999. 

PRD juga sesungguhnya tidak memiliki kaitan dengan PKI, sebaliknya, mengusung asas Pancasila. Hal itu disampaikan Ketua Umum PRD Agus Jabo Priyono, pada CNN Indonesia Senin, 22 Juli 2019.  

Dita kemudian menjabat staf khusus di Kementerian Tenaga Kerja yang saat itu dipimpin Muhaimin Iskandar pada 15 Februari 2011. Tapi tuduhan komunis kepada Dita kembali dilontarkan pada momen-momen politik, setelah Pemilu 2015. Salah satunya oleh Alfian Tanjung yang kerap menuduh Dita Indah Sari bagian dari Partai Komunis Indonesia sejak 2015, setidaknya terlihat dari jejak tulisannya di Portal Islam

Pada 2018, Dita juga menjadi target serangan disinformasi yang menyebutnya sebagai anak DN. Aidit tokoh PKI. Klaim ini telah dibantah keliru oleh Mafindo pada 2018. Saat itu Dita menjabat sebagai Wakil Sekjen DPP Partai Kebangkitan Bangsa sekaligus menjadi calon legislatif daerah pemilihan Sumatera Utara 1. 

Dita Indah Sari kemudian melaporkan sejumlah akun yang menyebutnya anak PKI ke Polda Metro Jaya, menurut berita di Kumparan pada 28 November 2018.

Tuduhan PKI menggelar kongres pada tahun 2010

Isu PKI menggelar kongres pada tahun 2010 juga berulangkali muncul. Mula-mula dari sebuah halaman Facebook bernama ‘Partai Komunis Indonesia 2010’ yang kemudian diberitakan oleh Detik.com. Salah satu unggahan dalam halaman itu, menyebut adanya pertemuan khusus untuk membangkitkan kembali PKI, dengan mencatut nama sejumlah orang.

Namun orang-orang yang dicatut namanya telah membantah, seperti Bedjo Untung, ketua Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan 1965 (YPKP 65) dan Presidium Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan (JSKK) Sumarsih.

Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), menyatakan orang-orang yang dicatut namanya itu tidak berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan halaman Facebook tersebut.

Peneliti ISEAS-Yusof Ishak Institute, Singapura, Antonius Made Tony Supriatma, mengatakan, di tahun 2010 ada pertemuan orang-orang tua yang pernah ditahan tanpa diadili dan korban Gerakan 30 September (G30S) 1965. Supriatma mengatakan pertemuan itu bukan untuk membangkitkan PKI kembali.

“Di tahun 2010, tidak ada upaya menghidupkan lagi partai komunis, tidak ada. Dan ini tahun 2023, itu 13 tahun yang lalu. Jika sampai sekarang tidak ada (kebangkitan), berarti betapa lemahnya tuduhan itu,” kata Supriatma kepada Tempo, Senin, 24 Oktober 2023.

Dia mengatakan tuduhan adanya kebangkitan PKI bersifat sumir, konspiratif, dan tidak didukung bukti yang cukup kuat. Menurutnya, tuduhan itu masih muncul karena langgengnya stigma negatif terhadap keturunan PKI yang disebarkan Pemerintah RI di masa Orde Baru.

KESIMPULAN

Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan Dita Indah Sari dan Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang didirikannya berhaluan komunis, adalah keliru.  

Dita adalah aktivis yang memperjuangkan hak buruh, tetapi beberapa kali diserang hoaks dengan tuduhan komunis. Juga tidak ada kongres PKI pada tahun 2010.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id