Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Video Terawan Nyatakan Kemanjuran Obat Diabetes

Selasa, 11 Juli 2023 22:17 WIB

Keliru, Video Terawan Nyatakan Kemanjuran Obat Diabetes

Sebuah laman Facebook mengunggah video dengan klaim Terawan Agus Putranto menyatakan kemanjuran obat diabetes. Tautan dan video tersebut berjudul, “Mengapa Obat Diabetes Ini Disembunyikan?”

Video tersebut juga menambahkan keterangan bahwa, telah dikembangkan obat yang dapat mengobati 97 persen penderita diabetes hanya dalam satu kali pengobatan.

Narator dalam video ini mengatakan “Gula akan kembali normal setelah kapsul pertama. Kami telah mengembangkan obat yang mengobati 97 persen penderita diabetes hanya dalam 1 kali pengobatan. Coba obat ini sekarang juga, hari ini adalah hari terakhir.”

Benarkah, Terawan nyatakan kemanjuran obat diabetes? Berikut pemeriksaan faktanya.

PEMERIKSAAN FAKTA

Secara sekilas, orang yang berbicara dalam video ini mirip Terawan Agus Putranto, mantan Menteri Kesehatan 2015-2019, seorang Dokter dan pernah menjabat sebagai Kepala RSPAD 2016-2019.  

Viva.co.id menulis riwayat pendidikan Terawan yang mendapatkan pendidikan kedokteran dari UGM, Spesialis Radiologi Unair, dan gelar Doktor (S3) dari Fakultas Kedokteran Unhas. Dilansir Solo Aja, pada tahun 2021, Terawan berpraktik di RS Rumah Sakit TNI (RST) Slamet Riyadi, Solo. 

Berdasarkan arsip Cek Fakta Tempo.co, konten promosi obat diabetes yang diklaim dikembangkan oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, pernah beredar sebelumnya.

Dalam tautan video tersebut, Terawan Agus Putranto disebut sebagai Kepala Perkumpulan Endokrinologi Asia dan ahli sekaligus praktisi kesehatan terbaik untuk menyingkirkan diabetes di Asia yang telah menyelamatkan ribuan nyawa orang.

Penelusuran Tempo pada laman Asean Federation of Endocrine Societies (AFES), The Asian Association of Endocrine Surgeons (AsianAES), dan Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, nama Terawan tidak ada. Dari laman Google Scholar, ia merupakan dokter spesialis military medicine, radiology, interventional radiology, dan immunotherapy. Bukan seorang endokrinolog. 

Dilansir Eka Hospital, ahli endokrinologi merupakan dokter yang menangani penyakit yang berkaitan dengan masalah hormon seperti diabetes, gangguan tiroid, hiperkalsemia, dan obesitas.

Dilansir Tempo, dalam Muktamar IDI ke-31 di Banda Aceh pada Jumat, 25 Maret 2022, Terawan Agus Putranto resmi dipecat dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) secara permanen. Pemecatan tersebut berdasarkan surat rekomendasi Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) IDI yang menyatakan Mantan Menteri Kesehatan itu telah melanggar etik.

Video Deep Fake Terawan

Berdasarkan hasil verifikasi Tim Cek Fakta Tempo, video Terawan tersebut dapat dipastikan dibuat dengan teknologi AI (Artificial intelligence) yang dikenal dengan sebutan deep fake

Deep fake merupakan video atau audio yang dimanipulasi secara digital dengan menggunakan deep learning yang bisa menampilkan kemiripan dan suara, wajah, dan lipsync seseorang yang sebenarnya tidak terjadi, tidak ada atau palsu. 

Tempo menggunakan DeepWare.ai, sebuah platform yang sedang diuji coba untuk mendeteksi video deep fake. Dengan memindai video berisi Terawan tersebut, DeepWare menandai video tersebut memuat deepfake sebesar 80 hingga 96 persen. 

Obat dan Pengobatan Diabetes

Terkait klaim penemuan obat yang 97 persen mampu mengobati hanya dengan 1 kali pengobatan, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (Ubaya) dr. Heru Wijono, SpPD mengatakan belum ditemukan terapi pada diabetes dengan hanya sekali terapi.

“Sampai sekarang belum ada. Semua terapi yang menjanjikan harus melalui uji klinis untuk memastikan aman dikonsumsi masyarakat,” kata Heru kepada Tempo.

Heru mengatakan, sebelum bicara diabetes itu bisa sembuh atau tidak, melakukan diagnosis diabetes sendiri tidaklah mudah. Diagnosis diabetes bukan hanya dilihat dari kenaikan gula darah, tapi juga kadar hemoglobin yang terikat dengan gula darah (Hba1c) dan gejala klinis yang menyertai.

“Gula darah naik 204, apakah itu diabetes? Belum tentu. Bisa jadi kenaikan gula darah yang sesaat, karena tubuh manusia yang sehat, terdapat mekanisme yang mengatur gula darah supaya selalu dalam jangka yang normal,” tegasnya.

Heru juga mengatakan, pengobatan diabetes bisa dilakukan dalam empat tahap. Pertama, pengaturan diet; kedua, olahraga teratur; ketiga, tidak merokok dan konsumsi alkohol; dan keempat, obat diabetes. 

Tahap pertama sampai ketiga bisa dilakukan secara mandiri. Sedangkan tahap keempat, yakni penggunaan obat, harus dengan pengawasan dokter.

“Saya berharap konsumen harus pintar, jeli dan kritis menggunakan obat dan terapi. Jangan lihat testimoninya saja. Harus mengetahui efek samping dan apakah sudah melalui uji klinis BPOM," pungkasnya.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa video yang diberi judul “Terawan Nyatakan Kemanjuran Obat Diabetes” adalah keliru.

Berdasarkan pemeriksaan fakta, video tersebut merupakan manipulasi teknologi AI Deep Fake. Terawan bukanlah dokter spesialis endokrinologi, ia memiliki spesialisasi dalam pengobatan militer, radiologi, dan imunoterapi. Sedangkan untuk penyakit diabetes, harus ditangani dokter spesialis penyakit dalam endokrin metabolik diabetes dengan gelar Sp.PD-KEMD.

Sampai saat ini belum ada terapi terhadap diabetes yang dilakukan hanya sekali. Penggunaan obat diabetes harus dengan pengawasan dokter agar dapat dipastikan obat tersebut sudah melalui uji klinis dan rekomendasi BPOM.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id