Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Klaim Virus Corona Diambil Dari Nama Virus Serangan Jantung

Kamis, 16 Februari 2023 16:00 WIB

Keliru, Klaim Virus Corona Diambil Dari Nama Virus Serangan Jantung

Sebuah unggahan berisi klaim bahwa virus Corona diambil dari nama latin “cor” dan “ona” yang berarti virus serangan jantung, beredar di Facebook. Unggahan itu berupa tangkapan layar Google Translate yang menerjemahkan “cor ona virus” dalam bahasa Latin menjadi “heart attack virus” dalam bahasa Inggris. 

Postingan pada 3 Januari 2023 itu memuat narasi: 

“Secara gak sengaja gunakan fasilitas Google Translate dan memasukkan kata “Corona Virus” dengan cara memilah kata “Corona” menjadi kata “Cor” dan kata “Ona” dan mengubah settingan bahasanya menjadi Latin to English Language. Ternyata hasil translatenya adalah “heart attack virus” atau “virus serangan jantung”.

Narasi berikutnya dari pemilik akun: “Hmm... menjadi terjelaskan sekarang, pantas saja pada saat booming-boomingnya Pandemi Covid-19 pada tahun 2020 dan 2021 yg lalu, banyak pasien Covid (baca: Corona Virus Disease) yang meninggal tiba-tiba alias mati mendadak. Rupanya Virus Corona ini mengakibatkan serangan jantung toh.”

Lantas benarkah nama corona virus diambil dari nama virus yang menyerang jantung ?

PEMERIKSAAN FAKTA 

Untuk membuktikan klaim di atas, Cek Fakta tempo mencoba melakukan hal yang sama. Mula-mula Tempo membuka Google Translate, mengubah fitur dari bahasa Latin yang akan diterjemahkan ke bahasa Inggris, lalu menuliskan “cor ona virus” seperti si pemilik akun.

Dari pengecekan di atas, Tempo mendapatkan hasil yang berbeda. Hasil terjemahan dalam bahasa Inggris bukan “heart attack virus” melainkan tetap “cor ona virus”. 

Dikutip dari media Inggris, Time, kata corona berarti mahkota. Para ilmuwan pada 1968 menemukan istilah coronavirus setelah virus yang mereka lihat dari mikroskop menyerupai korona matahari: cincin gas berbentuk mahkota yang mengelilingi matahari yang terlihat selama gerhana matahari. 

Sementara kata “virus” berasal dari kata Latin yang berarti racun dan menggambarkan agen kecil yang menyebabkan penyakit menular. Coronavirus adalah keluarga virus yang mendapatkan nama dari kemunculan virus tersebut.

Kemudian terkait Covid-19, penyakit yang menyebar ke seluruh dunia sejak 2020, sering disebut disebabkan oleh coronavirus. Padahal sebenarnya penyakit ini disebabkan oleh salah satu jenis coronavirus: SARS-CoV-2. 

Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia, dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, pernah menjelaskan asal-usul nama Covid yang berasal dari akronim  "co" berarti "corona", "vi" untuk "virus", dan "d" untuk "disease (penyakit)". 

Dilansir Kompas.com, penamaan tersebut dipilih untuk menghindari referensi ke lokasi geografis tertentu, spesies hewan, atau sekelompok orang sesuai dengan rekomendasi internasional untuk penamaan dan menghindari stigmatisasi. 

Sistem penamaan varian virus corona sendiri berdasarkan alfabet yang biasa dijadikan standar oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak Mei 2021. Sistem ini digunakan untuk mempermudah komunikasi publik tentang varian baru. Misalnya, varian yang muncul di India sebelumnya diberi kode B.1.617.2.

WHO sendiri, dikutip dari BBC, menggunakan alfabet Yunani untuk merujuk varian yang pertama kali terdeteksi di negara-negara, seperti Inggris, Afrika Selatan, dan India. Varian Covid-19 yang ditemukan di Inggris, misalnya, akan diberi label sebagai Alfa. Sementara varian di Afrika Selatan dan India akan dilabeli sebagai Beta dan Delta. WHO menilai sistem penamaan ini dapat menyederhanakan pengucapannya dan menghilangkan stigma dari penamaan varian Covid-19.

Dikutip dari laman resmi Badan Kesehatan Dunia (WHO), penamaan virus corona diberikan oleh Komite Internasional Taksonomi Virus (ICTV) setelah ahli virologi dan komunitas ilmiah melakukan kajian secara mendalam. WHO lalu mengumumkan “COVID-19” atau corona virus sebagai nama penyakit baru ini pada 11 Februari 2020, mengikuti pedoman yang sebelumnya dikembangkan dengan Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) dan Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO).

KESIMPULAN 

Hasil pemeriksaan fakta Tempo, klaim penamaan nama virus corona yang diambil dari nama virus serangan jantung adalah keliru.  

Kata corona berarti mahkota. Para ilmuwan pada 1968 menemukan istilah coronavirus setelah virus yang mereka lihat dari mikroskop menyerupai korona matahari: cincin gas berbentuk mahkota yang mengelilingi matahari yang terlihat selama gerhana matahari. Sementara kata “virus” berasal dari kata Latin yang berarti racun dan menggambarkan agen kecil yang menyebabkan penyakit menular.

TIM CEK FAKTA TEMPO

** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id